6 - bertengkar

402 44 7
                                    

Setelah film selesai, kami berdua keluar dari bioskop dengan keadaan mata yang basah dan bengkak. Film tadi adalah film tersedih yang pernah ku tonton.

"Lihatlah matamu, seperti mata panda." Jungkook meledekku.

Aku memukul lengannya pelan. "Matamu tidak ada bedanya dengan mataku."

Lalu kami berdua tertawa.

Tiba-tiba Jungkook mencium keningku. Aku terpaku di tempat. Jantungku seperti akan keluar.

"Wah wah ... ternyata di sini kau belajar untuk ujian, Yoon Jae? Pelajaran seperti apa ini?" kudengar suara Taehyung memanggil namaku.

Jungkook langsung melepaskan ciumannya dari keningku. Dia terkejut ketika melihat Taehyung berada di depan kami.

"Annyeonghaseo, Sonsaengnim," Jungkook membungkukkan badannya. Dia menyenggol pelan lenganku, menyuruhku untuk mengikutinya.

Aku pun dengan terpaksa membungkuk dan mengucapkan salam juga pada Taehyung.

"Bukankah tadi kau bilang akan belajar untuk ujian agar nilaimu tidak jelek lagi? Apa aku pernah memberikan materi tentang berciuman setelah nonton film?" kata Taehyung menyindir.

Aku jadi malu pada diri sendiri karena ketahuan bohong.

"Maaf, Saem. Tapi kami hanya me-rileks-kan pikiran setelah lelah belajar. Kami janji akan belajar lebih keras besok." Kata Jungkook.

"Aku tidak berbicara padamu." Ucap Taehyung.

Dia benar-benar terlihat seperti serigala ketika marah.

"Kau ada privat malam ini denganku, Lee Yoon Jae. Cepatlah bergegas kalau kau tidak ingin terlambat. Aku tunggu 30 menit lagi." Ujar Taehyung.

Setelah itu dia pergi dari hadapan kami.

Privat? Privat apanya? Sejak kapan aku ingin belajar secara personal dengannya.

***

Jungkook mengantarkanku pulang sampai depan rumah.

"Maaf, ya, acara jalan-jalan kita jadi terhenti karena Taehyung saem." Aku meminta maaf pada Jungkook.

"Tidak apa. Untuk apa kau minta maaf? Kau kan tidak salah. Kau bertingkah seperti kekasihnya." Kata Jungkook yang diikuti dengan tawa.

Aku terdiam mendengar perkataannya. Benar juga, aku belum memberitahukan padanya tentang hubunganku dan Taehyung.

"Kenapa kau diam? Kau tahu kan aku hanya bercanda, jangan diambil hati." Ujar Jungkook merasa bersalah.

"Aku turun ya, terimakasih untuk hari ini." aku membuka pintu mobil dan segera membuka gerbang rumahku lalu menutupnya.

Setelah itu mobil Jungkook melaju pergi.

Entah kenapa aku jadi merasa bersalah terhadapnya. Apakah aku harus memberitahukan kepadanya kalau aku akan menikah?

Aku berjalan menuju pintu rumahku. Saat kubuka pintu, aku terkejut melihat Taehyung yang berdiri tepat di hadapanku.

Dia memperlihatkan jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 09.01 PM.

"Kau terlambat satu menit. Sudah kubilang untuk datang tepat waktu kan?" Kata Taehyung.

Aku mendengus kesal. Aku tidak suka sikapnya yang mengatur-ngatur diriku.

"Cepat ganti bajumu dan temui aku di balkon lantai dua." Ujarnya.

"Tidak mau." Jawbaku tegas.

Ini sudah malam. Aku ingin beristirahat.

Taehyung melihatku dengan tatapan bingung. "Kenapa? Apa kau capek setelah pergi berkencan dengan Jungkook?" tanya Taehyung.

Aku melipat kedua tanganku di depan dada. Dia selalu tahu cara membuatku kesal.

"Kau yang mengacaukan acara kami, tapi kau yang marah padaku. Harusnya aku yang marah padamu!"

"Lee Yoon Jae, aku punya hak untuk marah padamu. Untuk apa kau pergi berduaan dengan laki-laki lain sedangkan kau sudah punya calon suami." Taehyung mendekat ke arahku, dan berhenti setelah jarak setengah meter.

"Aku tidak mau menganggapmu sebagai calon suamiku lagi. Kau sama sekali tidak mengerti diriku."

Setelah mengatakan hal itu, aku segera berlari ke kamarku yang ada di lantai dua.

Setelah mengatakan hal itu, aku segera berlari ke kamarku yang ada di lantai dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PRAGMA[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang