18 - tidak apa

340 31 2
                                    

"Yoon Jae-ssi!" Badan Taehyung melemas ketika melihat genangan darah yang ada di lantai. Saat Yoon Jae mendongak untuk melihat dirinya, Taehyung langsung terduduk lemas melihat Yoon Jae yang menangis.

"Taehyung-ah, hiks...." Yoon Jae menangis sesegukan. "Aku juga membutuhkanmu."

Dengan badan yang gemetar Taehyung mendekatkan dirinya untuk bisa mendekap Yoon Jae ke pelukannya.

***

Setelah diberi obat tidur, Yoon Jae terlelap dengan nyenyaknya di kasur rumah sakit.

Sekarang Taehyung sedang berbicara serius dengan dokter.

"Lee Yoon Jae mengalami peyakit *hemofilia." Jelas dokter itu.

*Hemofilia adalah suatu penyakit yang menyebabkan gangguan perdarahan karena kekurangan faktor pembekuan darah. Akibatnya, perdarahan berlangsung lebih lama saat tubuh mengalami luka.

Sumber: http://www.alodokter.com/hemofilia

Taehyung tidak bisa berkata-kata lagi.

"Umumnya penyakit ini diderita oleh laki-laki. Tapi untuk kasus ini sedikit berbeda. Saya harap anda bisa membantu pasien untuk menghindari kegiatan yang rentan terhadap luka luar." Kata Dokter itu, lalu pamit pergi, untuk mengobati pasien lainnya.

Taehyung masuk ke dalam ruang inap Yoon Jae. Perempuan itu tampak sudah terlelap. Taehyung berjalan mendekati Yoon Jae. Dia memegang tangan kanan perempuan yang sudah resmi menjadi istrinya itu.

"Mianhe," ujar Taehyung, lalu mengecup punggung tangan Yoon Jae. "Aku telah banyak membuatmu kesulitan."

***

Yoon Jae POV

Aku merasakan pusing di kepalaku. Seingatku, tadi aku dibawa ke rumah sakit karena mengalami pendarahan yang cukup banyak. Penyakit hemofiliaku pasti sudah diketahui oleh Taehyung.

Aku membuka mataku secara perlahan, menyamakan cahaya yang masuk ke mataku. Aku ingin menggerakkan tangan kananku, tapi seperti ada tangan lain yang menggenggam. Kulirik ke kanan, ternyata Taehyung sedang tertidur pulas di sampingku.

Tangan kirinya dijadikan sebagai bantalan saat dia tertidur dalam posisi duduk. Tangan kanannya menggenggam tanganku.

Apa yang dia lakukan di sini? Harusnya dia pergi ke kantor kan? Katanya dia ada rapat penting.

Aku mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya. Tanganku sudah terasa berkeringat dan panas. Mungkin dia sudah lama menggenggamnya.

Tapi pergerakan tanganku membuatnya terbangun. Cepat-cepat aku pura-pura tidur. Aku tidak tahu kenapa aku melakukan hal ini, aku hanya melakukannya secara refleks.

Aku mendengar Taehyung menguap. Detik kemudian hpnya bergetar. Seseorang meneleponnya.

"Yeoboseyo," ujarnya sesudah menekan tombol hijau. Lawan bicaranya mulai berbicara pada Taehyung.

"Maaf, aku benar-benar tidak bisa datang ke rapat itu. Istriku sedang sakit, aku tidak bisa meninggalkannya sendiri."

Jantungku terasa mau copot ketika Taehyung menyebutkan kata "istriku".

"Kalau kalian tidak bisa memulai rapatnya tanpa aku, silahkan tunda saja. Kenapa sulit sekali? Apa kau berani mengancam jabatanku?" nada Taehyung meninggi. Setelah mengatakan hal itu, Taehyung langsung mematikan sambungan teleponnya. Dia menghela napas kasar.

Aku ingin mencoba menghiburnya. Apakah aku harus bangun sekarang? Aku ingin melakukan hal itu, tapi niatku terurung saat tangan Taehyung mengelus rambutku lembut.

"Maaf, telah mengabaikanmu selama ini." Bisiknya.

Aku menahan napasku. Dengan posisi pura-pura tidur seperti sekarang, menyembunyikan kegugupan adalah hal yang sulit.

Perlahan, Taehyung mendekatkan wajahnya dengan wajahku, lalu mengecup keningku singkat.

Oh Tuhan, aku harap dia tidak sadar kalau aku sebenarnya sekuat tenaga menahan napas. Aku tak berani membuka mataku untuk melihatnya.

"Aku akan berada di sisimu mulai sekarang."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PRAGMA[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang