Sekarang sudah jam 5 sore. Yoon Jae pulang ke apartemen dengan rasa khawatir. Apa yang akan dia lakukan kalau Taehyung sudah pulang? Pasti dia akan bertanya kenapa Yoon Jae pulang lama.
Klek.
Yoon Jae membuka pintu apartemen dan masuk ke dalam. Benar saja, Taehyung baru saja pulang dari Kampus. Bajunya terlihat sama seperti yang Taehyung pakai saat akan ke Kampus.
"Yoon Jae, kau dari mana saja? Kenapa tidak menjawab teleponku? Aku sangat khawatir." Taehyung menghampiri Yoon Jae yang baru saja menaruh tasnya di atas sofa.
"Tadi petugas kesehatan Kampus memberitahu padaku bahwa kau pulang karena sakit. Apa yang terjadi padamu? Apa kau demam?" Taehyung memegang kening Yoon Jae.
"Sepertinya kau demam." Gumam Taehyung. Yoon Jae mengernyitkan dahinya bingung. Surat izin sakit itu dibuat karena Yoon Jae ingin pulang, bukan karena sakit. Tapi sepertinya sekarang dirinya benar-benar sakit.
"Apa kau ganti baju? Kenapa bajumu beda dari yang tadi pagi?" tanya Taehyung.
Yoon Jae diam sejenak berusaha menyusun kalimat apa yang bagus untuk menjawab pertanyaan sulit Taehyung.
"Umm ... itu—" Yoon Jae tidak tahu harus menjawab apa.
"A—aku ingin tidur." Yoon Jae segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar.
Setelah membaringkan tubuhnya di kasur, Taehyung datang dengan membawa sebuah kain, air dalam baskom, dan juga segelas air hangat.
"Yoon Jae, duduklah sebentar dan minum ini." Taehyung menyodorkan segelas air hangat itu pada Yoon Jae. Gadis itu meraihnya dan minum dalam sekali teguk.
Taehyung memperhatikan rambut Yoon Jae yang tergerai berantakan. "Kau harus mengikat rambutmu," Taehyung mengambil ikat rambut dan sisir yang ada di meja rias Yoon Jae lalu kembali lagi duduk di tepi ranjang.
"Sini, aku sisirkan rambutmu." Taehyung membuat badan Yoon Jae membelakanginya.
Dengan perlahan Taehyung menyisir rambut Yoon Jae. Yoon Jae tak bisa menyembunyikan senyumannya ketika mendapatkan perlakuan manis dari Taehyung.
"Tae," panggil Yoon Jae. Entah kenapa panggilan itu terasa sangat menyenangkan ketika Yoon Jae ucapkan.
"Ya?"
"Apa dulu kau tidak pernah menyukai seorang gadis?" tanya Yoon Jae ingin tahu.
"Tidak. Kau orang pertama dan terakhir yang aku cintai." Jawab Taehyung jujur.
Jantung Yoon Jae berdebar kencang ketika Taehyung mengatakan hal itu.
"Apa kau sangat suka menjadi dosen?" tanya Yoon Jae lagi.
"Iya, aku sangat suka. Itu adalah impianku dari kecil." Setelah selesai menyisir rambut Yoon Jae, Taehyung mengikatnya dengan hati-hati agar rambut Yoon Jae tidak tertarik.
"Sekarang tidurlah, kau harus beristirahat." Kata Taehyung sambil membantu Yoon Jae untuk membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Taehyung mengambil kain yang sudah dicelupkan ke dalam air hangat lalu menempelkannya pada kening Yoon Jae.
Yoon Jae tak bisa berhenti tersenyum melihat setiap perlakuan manis dari Taehyung.
"Taehyung-ah," Yoon Jae menepuk-nepuk tempat kosong di sampingnya menyiratkan agar Taehyung berbaring di samping Yoon Jae.
Taehyung yang peka akan hal itu langsung naik ke atas kasur dan berbaring di samping Yoon Jae.
Mereka saling menatap satu sama lain. Pandangan mereka seakan terkunci dan tidak akan ada orang yang bisa mengalihkan pandangan itu.
"Aku ingin selamanya berada di sisimu. Aku sangat takut jika kehilangan dirimu." Lirih Yoon Jae. Air matanya seakan ingin jatuh mengingat kejadian di Kampus tadi.
Taehyung mengelus rambut Yoon Jae pelan. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Pegang janjiku." Jawab Taehyung tegas.
Hati Yoon Jae sangat lega mendengar hal itu.
"Aku percaya padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAGMA[√]
FanfictionMenikah dengan Kim Taehyung adalah impian banyak wanita, tak terkecuali Lee Yoon Jae. Dia sangat senang ketika mendengar bahwa Taehyung akan dijodohkan dengannya. Tapi apa jadinya jika pernikahan yang Yoon Jae pikir romantis, ternyata tidak seindah...