Setahun kemudian...
Mungkin ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu sekaligus paling dihindari oleh Yoon Jae.
Kenapa? karena pada hari ini dia akan pergi ke Jepang untuk menjadi chef di sana. Dia sudah menyelesaikan kuliahnya dengan cukup baik, yaaah, walaupun nilainya pas-pasan. setidaknya Taehyung tidak akan malu jika ditanya berapa nilai yang diraih oleh Yoon Jae.
Hari ini dia tidak akan melihat wajah Taehyung lagi.
"Sudah sampai," Taehyung memberhentikan mobilnya di tempat parkir.
Taehyung sudah membuka sabuk pengamannya dan akan turun dari mobil. Tapi ketika melihat Yoon Jae yang murung, Taehyung jadi kembali duduk di tempatnya.
"Ada apa? Kenapa murung?" tanya Taehyung.
Setetes air mata mengalir di pipi Yoon Jae. Taehyung kaget melihat hal itu. "Yoon Jae, kenapa kau menangis?" tanyanya khawatir.
Yoon Jae memandang wajah Taehyung sambil meghapus air matanya. "Apa benar hari ini adalah hari terakhir aku melihatmu?"
Taehyung tersenyum sekaligus bersedih. Hari ini Yoon Jae akan berangkat ke Jepang. Otomatis dia akan segera berpisah dengan gadisnya itu.
Dengan lembut Taehyung mengelus pipi Yoon Jae sembari menghapus air matanya yang terus turun.
"Jangan menangis, ini bukan akhir. Ini adalah awal bagi mimpimu. Percayalah, kau akan tetap menjadi milikku dimana pun kau berada." Taehyung beralih mengelus rambut Yoon Jae yang terasa lembut.
"Aku tak ingin pisah denganmu." Kata Yoon Jae.
Taehyung menaruh ibu jarinya di bibir Yoon Jae untuk menyuruhnya untuk diam. "Kita tak akan pernah pisah. Jangan berbicara seperti itu, ingat, aku akan selalu ada untukmu." Jawab Taehyung.
Yoon Jae mengangguk. Taehyung mendekatkan dirinya untuk membelai pipi Yoon Jae. Makin lama Taehyung makin mendekatkan dirinya pada tubuh gadis itu sampai tak ada jarak di antara mereka. Taehyung mencium bibir Yoon Jae. Gadis itu mengalungkan tangannya di leher Taehyung dan mulai membalas ciuman Taehyung yang semakin dalam.
Rasanya ingin detik ini juga waktu berhenti berjalan sehingga tidak akan ada perpisahan yang membuat mereka tidak bersama lagi.
Mungkin ke depannya tidak ada lagi Taehyung yang selalu membangunkannya dan menyiapkan sarapan untuknya. Tidak ada lagi Taehyung yang rela bergadang hanya untuk mengajari Yoon Jae tentang mata kuliah yang belum dia mengerti. Tidak ada lagi Taehyung yang menunggunya pulang dulu baru dia akan tidur.
Taehyung menarik tengkuk Yoon Jae agar gadis itu semakin mendekat kepadanya. Tapi kemudian Yoon Jae menarik diri terlebih dahulu karena napasnya sudah tidak teratur.
"Tae, aku harus pergi." Dia menunduk malu, tak berani menatap Taehyung.
Taehyung menggeleng, tidak mengizinkan. "Tunggulah sebentar lagi."
Taehyung kembali mencium Yoon Jae. Tubuh Yoon Jae terdorong ke sandaran kursi karena Taehyung yang semakin mendekat.
Pria itu sepertinya benar-benar tidak ingin melepas Yoon Jae begitu saja. Sebenarnya hatinya belum rela. Tapi dia tak boleh menyimpan Yoon Jae untuk dirinya sendiri. Yoon Jae harus melihat dunia, berguna bagi orang lain, melakukan apa yang ia suka sehingga gadis itu bahagia.
Kali ini Taehyung memberanikan diri untuk menggigit bibir bawah Yoon Jae dan juga memasukkan lidahnya untuk memperdalam ciuman mereka.
sekitar 30 detik kemudian, barulah lelaki itu menarik diri, membiarkan Yoon Jae bernapas.
Mereka sama-sama diam sejenak untuk mengatur detak jantung yang sudah tidak normal lagi.
"Jaga dirimu baik-baik." Taehyung mengelus kepala Yoon Jae.
Gadis itu menghapus air matanya dan mengangguk. Taehyung mengambil tas dan koper Yoon Jae dan menuntun gadisnya untuk turun dari mobil.
***
Haneda International Airport, Jepang.
Yoon Jae menarik koper dan tasnya. Suasana ini benar-benar baru baginya.
"Yoon Jae-ssi," Jimin dan pacarnya—Eun Ho, melambai pada Yoon Jae. Yoon Jae menghampiri mereka dengan senang hati dan langsung memeluk Eun Ho dengan erat. Akhirnya impian mereka untuk membuat usaha bersama terwujud.
"Kau siap untuk memulai ini semua?" tanya Jimin bersemangat.
"Tentu saja!" Jawab Yoon Jae tak kalah semangatnya.
"Ayo, kami antar kau ke apartemen barumu." Eun Ho menggandeng lengan Yoon Jae untuk berjalan menuju mobil Jimin yang terparkir tak jauh dari sana.
Ddrrrttt... dddrrrttt...
Hp Yoon Jae bergetar. Dia kira itu adalah telepon dari Taehyung, tapi ternyata itu dari seseorang yang tak terduga.
Jeon Jungkook is calling...
Seketika Yoon Jae baru menyadari bahwa Jungkook sedang berada di Jepang untuk melanjutkan kuliahnya.
Dengan cepat Yoon Jae menjawab telepon dari Jungkook.
"Yeoboseyo?"
"Annyeong, Yoon Jae-ssi, aku mendengar kabar bahwa kau sedang berada di Jepang," ujar Jungkook lewat telepon.
"Iya, benar, dari mana kau tahu?" tanya Yoon Jae penasaran.
"Kau membuat status baru di sosial media-mu." Jawab Jungkook. "Kalau begitu, bisakah kita bertemu?"
Yoon Jae berpikir sejenak. Apakah Jungkook masih menganggapnya sebagai 'teman spesial'?
"Tentu saja sebagai teman yang layaknya ingin bertemu. Bagaimana?"
Yoon Jae jadi lega. Dia pikir Jungkook masih punya perasaan terhadapnya. Maafkan dirinya yang terlalu percaya diri.
"Tentu saja, aku akan mengabarimu jika aku punya waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAGMA[√]
FanfictionMenikah dengan Kim Taehyung adalah impian banyak wanita, tak terkecuali Lee Yoon Jae. Dia sangat senang ketika mendengar bahwa Taehyung akan dijodohkan dengannya. Tapi apa jadinya jika pernikahan yang Yoon Jae pikir romantis, ternyata tidak seindah...