Sudah 2 bulan berlalu, akhirnya Yoon Jae dipersilahkan untuk pulang dari rumah sakit. Sekarang mereka tengah berada dalam perjalanan pulang menuju apartemen menggunakan taksi.
Sebenarnya Yoon Jae trauma ketika naik taksi. Tapi sekarang dia merasa tidak takut karena ada Taehyung yang berada di sampingnya.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam, akhirnya mereka sampai di apartemen. Yoon Jae langsung membaringkan tubuhnya di kasur untuk kembali beristirahat karena dia belum boleh melakukan aktivitas yang berat dalam beberapa waktu.
"Jadi bagaimana dengan urusanmu di Korea? Berarti terpaksa kau tinggalkan?" tanya Yoon Jae kepada Taehyung yang tengah memindahkan baju-bajunya ke lemari.
"Tenang saja, ada Ayahku dan Ayahmu yang mengurusnya." Jawab Taehyung.
"Lalu bagaimana dengan karir chef mu? Kau kan belum boleh memasak," kata Taehyung.
"Aku sangat berhutang budi pada Jimin. Dia bilang tetap akan mempekerjakanku sampai aku sembuh. Ku pikir dia adalah malaikat penolong." Yoon Jae menarik selimut agar menutupi tubuhnya. Dia ingin segera tidur.
Taehyung berjalan menuju kasur. Dia juga ingin tidur di samping Yoon Jae. Lelaki itu menggerakkan badan Yoon Jae agar mereka bisa berhadapan.
Taehyung mengusap rambut gadisnya dengan lembut.
"Yoon Jae-ya," bisik Taehyung. "Aku memutuskan untuk tetap berada di Tokyo sampai kontrakmu dengan Jimin di Jepang berakhir."
"MWO?" Yoon Jae kaget mendengar hal itu. "Tapi, kau punya tanggung jawab di Korea, Tae."
"Sekarang tanggung jawab terbesarku adalah dirimu." Jawab Taehyung.
Jantung Yoon Jae berdetak sangat cepat ketika Taehyung mengatakan hal itu.
"Biarkan aku menjalankan tugasku untuk menjagamu." Kini tangan Taehyung berpindah menuju pinggang Yoon Jae. Dia menarik badan gadis tersebut agar semakin dekat padanya.
"Tapi ... itu masih dua tahun la—"
"Sssttt," Taehyung langsung menempelkan ibu jarinya pada mulut Yoon Jae.
"Tolong jangan menolakku, sayang. Aku sangat ingin berada di dekatmu. Aku benar-benar tidak kuat berada jauh darimu." Taehyung mengatakan yang sejujurnya. Sebenarnya dia tidak bisa mengurus dirinya sendiri semenjak Yoon Jae pergi ke Jepang.
Yoon Jae tak dapat berkata-kata lagi.
Taehyung memeluknya dan meletakkan dagunya di atas kepala Yoon Jae. Kini wajah Yoon Jae tenggelam di dada Taehyung yang bidang.
"Apa kau mendengar detak jantungku?" bisik Taehyung.
Dia mendengar detakan yang sangat kencang dari dada Taehyung.
"Sepertinya aku tidak perlu banyak bicara. Dengarkan saja detak jantungku, maka kau akan mengerti semua." Lirih Taehyung. Lalu lelaki itu menutup matanya untuk bisa beristirahat sejenak.
***
2 tahun kemudian...
Kali ini Yoon Jae sedikit merasa kewalahan untuk menyiapkan makan malam karena dia harus mengurus si kecil yang sedang sakit. Yoon Jae melirik jam tangan yang menunjukkan pukul 08.49 malam. Sebentar lagi Taehyung akan pulang. Dia harus segera menyiapkan segalanya agar Taehyung bisa langsung menyantap makanan ketika dia sampai.
Yoon Jae meletakkan kue ulang tahun yang berwarna putih tersebut di tengah-tengah meja.
"Done!" Yoon Jae kegirangan ketika melihat meja makan yang telah dipenuhi oleh berbagai macam makanan dan kue ulang tahun yang berada di tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAGMA[√]
FanficMenikah dengan Kim Taehyung adalah impian banyak wanita, tak terkecuali Lee Yoon Jae. Dia sangat senang ketika mendengar bahwa Taehyung akan dijodohkan dengannya. Tapi apa jadinya jika pernikahan yang Yoon Jae pikir romantis, ternyata tidak seindah...