38 - peringatan

227 24 2
                                    

Hyun Seo meminta untuk bertemu dengan Taehyung di salah satu Café yang ada di Seoul.

Dengan rok pendek di atas lutut, baju tanpa lengan berwarna putih yang terlihat terbuka dan juga high heels tinggi yang bertengger di kakinya, Hyun Seo seakan menyiratkan kalau dia adalah kalangan atas yang tidak boleh sembarang orang dekat dengannya.

Pintu Café terbuka, menampilkan Taehyung yang berjalan dengan cepat ke meja Hyun Seo. Di tangannya ada sebuah tas laptop yang di dalamnya ada bahan presentasi yang akan dibahas nanti di kantor.

"Cepat katakan apa yang ingin kau katakan dan aku akan pergi." Ujar Taehyung padahal dia baru saja duduk di kursi yang ada di depan Hyun Seo.

Hyun Seo melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Taehyung dengan tajam. Tidak ada lagi tatapan manja atau genit yang biasa ia tunjukkan pada Taehyung pada masa lalu.

"Kenapa kau menolakku dan malah menikah dengan gadis itu? Apa kau tahu seberapa sakit hatinya aku ketika mendengar bahwa kau sudah menikah?" tanya Hyun Seo to the point.

Taehyung menutup matanya dan menghela napas dengan sangat lambat, berharap dengan cara itu dapat menenangkan pikirannya.

"Aku sudah bilang padamu tidak perlu kembali ke Korea untuk bertemu denganku. Dari awal kau mendekatiku aku sudah menolakmu. Kenapa kau bodoh sekali?" ujar Taehyung dengan sangat pelan tapi menusuk.

Hyun Seo melotot tidak percaya mendengar perkataan Taehyung.

"Kau sudah berani bilang aku bodoh? Ya Tuhan, apa saja yang telah gadis itu lakukan padamu sehingga dia merusakmu?" tanya Hyun Seo sambil memain-mainkan rambutnya yang panjang.

Tangan Taehyung terkepal. Dia paling tidak suka kalau gadisnya dihina seperti ini.

"Kembalilah ke Australia dan lanjutkan kehidupanmu di sana. Kau sama sekali tidak ada hubungannya denganku. Aku peringatkan juga kepadamu jangan sampai kau mengganggu Yoon Jae-ku lagi." Taehyung belum pernah menatap wanita setajam dan semarah sekarang.

"Kenapa kau bodoh sekali, Taehyung? Aku yang pertama kali menyukai dirimu. Aku yang pertama kali kenal denganmu ketika SMA. Bahkan aku rela untuk kabur dari Australia hanya untuk kembali melihatmu. Kenapa? Kenapa kau tidak memilihku? Kenapa malah memilih dia?" Napas Hyun Seo sudah tidak teratur lagi. Dia terlalu terbawa emosi sehingga air matanya mulai turun ke pipi.

Taehyung diam sejenak, membiarkan Hyun Seo mengeluarkan air matanya.

Biarkan saja orang-orang yang ada di café ini menatap Taehyung dengan pandangan tidak suka karena tidak menenangkan seorang wanita yang tengah menangis di depannya. Toh Taehyung tidak kenal dengan orang-orang ini dan tidak ada urusan dengan mereka.

Setelah air mata Hyun Seo sudah mulai hilang, barulah Taehyung kembali bersuara.

"Aku lupa kau gadis keberapa yang menyatakan perasaan padaku. Tapi maaf, aku tidak bisa menerima dirimu. Dalam suatu hubungan harus ada kata 'aku menyukaimu' lalu ada yang membalas 'aku juga menyukaimu'. Kau telah memenuhi syarat pertama, tapi aku bukanlah orang yang bisa memenuhi syarat kedua." Taehyung berbicara dengan sungguh-sungguh.

Hyun Seo diam sejenak sambil menatap Taehyung dengan tatapan bingung. "Lalu kenapa kau tidak bisa menyukaiku? Kenapa malah menyukai gadis lain?"

"Dia bukan gadis lain. Dia adalah Lee Yoon Jae, ah, bukan, Kim Yoon Jae. Yoon Jae-ku, milikku. Aku mencintainya dengan tulus. Aku tidak mau menyukai wanita lain selain dirinya." Jawab Taehyung dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya. Dari situ terlihat bahwa Taehyung tidak main-main dengan ucapannya.

Hyun Seo kehabisan kata-kata. Bibirnya terasa kelu untuk berbicara.

"Aku akan berlaku baik padamu jika kau tahu batasanmu. Tapi aku tidak akan segan-segan memberitahukan kepada orangtuamu dan menceritakan semua yang telah kau lakukan di Korea kalau kau berani menyentuh Yoon Jae. Itu adalah sebuah peringatan. Aku harap kau paham dengan apa yang akan terjadi selanjutnya jika kau mengabaikan peringatan itu." Taehyung berdiri dari tempat duduknya.

"Aku pergi dulu." Taehyung melangkahkan kakinya pergi, meninggalkan Hyun Seo yang kembali menangis.


Mohon dukungan vote dan comment semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mohon dukungan vote dan comment semua...

PRAGMA[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang