Yoon Jae POV
Akhirnya, hari yang sangat tidak kutunggu-tunggu tiba. Ujian kenaikan semester telah resmi dimulai hari ini. Aku sudah cukup siap menghadapinya berkat Taehyung yang membantuku belajar.
Sudah lebih dari 1 bulan aku pergi ke restoran Jimin. Sudah lebih dari satu bulan pula aku berhasil membohongi Taehyung. Kalian berpikir aku jahat? Ya, tentu saja. Sebenarnya aku sangat ingin berkata jujur pada Taehyung. Tapi karena lidahku ini sudah dari awal berbohong padanya, jadinya aku keterusan untuk berkata dusta.
"Silahkan kerjakan soalnya mulai dari sekarang." Ujar seorang pengawas yang baru saja selesai membagikan kertasnya pada semua mahasiswa yang ada di kelas ini.
Aku tidak langsung mengerjakan ujianku. Pikiranku terus tertuju pada Taehyung. Apa yang harus aku lakukan terhadapnya? Aku ingin jujur mengatakan padanya kalau aku ingin sekali menjadi seorang chef. Apa dia akan memberikanku izin?
***
Aku sampai di rumah pukul 12 siang. Aku langsung pulang ketika sudah selesai mengerjakan tugas.
"Lapar," gumamku ketika aku memasuki dapur. Aku membuka kulkas dan menemukan beberapa telur yang bisa aku gunakan untuk membuat omelette. Sudah lama aku tidak memasak di rumah semenjak Taehyung melarangku memakai pisau. Aku hanya membantunya mengaduk-ngaduk makanan di wajan saja.
Taehyung bilang dia akan pulang sore karena harus pergi ke kantor. Jadi kupikir tidak apa-apa jika sekarang aku mencoba membuat omelette. Aku sangat lapar dan butuh makan. Aku tidak suka delivery makanan cepat saji karena tidak terlalu sehat.
Aku mengambil 3 telur dan memecahkannya di mangkok. Aku mengambil paprika dan juga bawang bombai di kulkas. Tanganku sedikit bergetar ketika mengambil pisau.
Kau tidak akan terluka hanya karena pisau, Yoon Jae. Batinku berusaha untuk menenangkan diriku.
Perlahan aku mulai memotong paprika merah menjadi potongan-potongan kecil.
Aku ingat terakhir kali aku ketahuan menggunakan pisau atau benda-benda tajam Taehyung terlihat sangat marah sampai wajahnya memerah api karena menahan marah. Aku rasa dia sangat tidak suka melihatku yang berdekatan dengan benda-benda tajam.
"Yoon Jae!"
Seseorang memanggil namaku dari belakang. Karena tidak hati-hati dan terkejut, aku tak sengaja menyayat jari telunjukku.
"Aw," aku meringis kesakitan. Taehyung yang melihat itu langsung buru-buru menghampiriku.
"Ya! Apa yang kau lakukan? Sudah berapa kali kubilang jangan menyentuh benda-benda tajam!" kata Taehyung dengan ekspresi marah.
Ya ampun, sejak kapan lelaki itu ada di sini? Dia bilang akan ke kantor dulu. Tapi sepertinya dia sudah lebih dulu sampai di apartemen dibanding aku.
"Mainhe," ujarku pelan. Sekarang aku takut melihat wajahnya.
Kudengar dia menghela napas. Taehyung mengambil tisu yang berada di atas meja dan mulai membersihkan darah yang terus mengalir di jari telunjukku.
"Berhati-hatilah dengan benda-benda tajam, kau kan tahu akan terluka jika tidak hati-hati." Katanya.
"Ayo ke rumah sakit." Taehyung meraih tanganku. Tapi aku menahan gerakan tangannya.
"Tidak perlu. Aku hanya sedikit terluka."
"Lalu kau tahu bagaimana cara menghentikan darahnya?" wajah Taehyung terlihat sangat serius sekarang.
Aku ingat dokter mengatakan untuk segera membawaku ke rumah sakit jika aku terkena luka walau hanya sayatan kecil. Karena jika tidak segera diobati akan terjadi kerusakan jangka panjang.
"Tolonglah, Yoon Jae. Aku sangat tidak ingin melihat kau terluka." Ujar Taehyung.
Melihat wajahnya yang terlihat sangat khawatir, akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti kemauannya.
-TBC-
Mohon kerjasama untuk menekan tombol bintang di bawah 😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAGMA[√]
FanfictionMenikah dengan Kim Taehyung adalah impian banyak wanita, tak terkecuali Lee Yoon Jae. Dia sangat senang ketika mendengar bahwa Taehyung akan dijodohkan dengannya. Tapi apa jadinya jika pernikahan yang Yoon Jae pikir romantis, ternyata tidak seindah...