Aku duduk di café Kampus bersama dengan Jungkook. Ku lihat wajahnya yang kini semakin tampan. Dia banyak berubah semenjak putus denganku 2 tahun yang lalu.
Jungkook adalah mantan terakhirku. Setelah itu aku mulai menyukai Kim Taehyung yang waktu itu baru saja menjadi dosen baru di Kampusku.
"Kau banyak berubah, ya, kau terlihat makin dewasa." ujar Jungkook saat dia memperhatikan wajahku.
Aku tersenyum mendengarnya. Kata-katanya selalu membuatku tersenyum senang.
"Sekarang kau pasti bertanya kenapa aku kembali kan?" tanya Jungkook yang sepertinya bisa membaca pikiranku.
Aku mengangguk.
"Ternyata aku tidak sebaik yang ku kira. Awalnya kupikir aku bisa masuk ke sekolah musik itu. Tapi sudah berkali-kali aku mencobanya, mereka tetap tidak bisa menerimaku." Jungkook menceritakan kenapa dirinya tidak bersekolah di Jepang.
"Lalu orangtuaku bilang aku pulang saja dulu ke Korea dan melanjutkan kuliah di kampus biasa. Tahun depan aku akan mencoba kembali, setelah berlatih di sini."
"Aaah, begitu ternyata." Aku mengangguk paham.
"Yoon Jae, aku menyesal telah melepasmu pergi. Aku mengalami masa sulit selama di Jepang. Aku benar-benar ingin menghubungimu, tapi aku tidak bisa." Ujar Jungkook.
Apakah dia masih menyukaiku?
"Kenapa kau tidak meneleponku?" tanyaku penasaran.
"Aku merasa tidak pantas untuk melakukannya." Jawab Jungkook. Ku lihat ada sebuah kejujuran dari sorot matanya saat melihatku.
"Kau masih menyukaiku?" kuberanikan diriku untuk bertanya hal ini padanya.
Dia terlihat sedikit kaget dengan pertanyaanku.
"Kalau aku memintamu untuk menjadi pacarku, apa kau mau menerimanya?"
Aku bingung dengan pertanyaan Jungkook yang satu ini. Apa sekarang dia sedang menembakku?
"Hei, Lee Yoon Jae-ssi, kenapa kau malah duduk-duduk di sini? Aku belum selesai menghukummu!" kudengar suara Taehyung yang menyebut namaku.
Aku meliirk ke arahnya dengan malas. Dia ini perusak suasana.
"Ikutlah ke ruanganku sekarang," kata Taehyung.
Aku mengepalkan tanganku kesal. Aku mencoba mengatur emosiku.
"Arraseo, ssaem. Tapi aku harus berbicara dengan temanku sebentar, nanti aku akan ke ruanganmu." Ucapku mencoba untuk menampilkan senyumanku.
"Tidak ada penolakan. Kau mau mendapat nilai jelek?" ancamnya.
Aku menggeram. Aku tidak bisa diam kalau ada dosen yang sudah mengancam nilaiku.
***
"Nanti malam kau harus memilih gaun untuk pernikahan kita bulan depan." Katanya ketika kami sudah berada di dalam ruangannya.
Pernikahan kita? Apa dia sudah menganggapku sebagai calon istrinya?
"Tadi itu siapa? Pacarmu?" tanya Taehyung. Aku menatapnya tidak suka. Bisa-bisanya dia menebak orang dengan mudahnya seperti itu.
"Dia mantanku." Jawabku jujur. Aku memang tidak mau menyembunyikan apapun darinya.
"Mantan yang kembali menembakmu setelah dia kembali dari Jepang?"
Tahu dari mana dia?
"Ya! Apa kau menguping pembicaraan kami?" aku menghentakkan kakiku. Aku tidak suka pembicaraan pribadiku didengar olehnya. Apalagi ini menyangkut tentang cinta.
"Kau harus ingat, Yoon Jae, sebentar lagi kau akan menjadi istri orang. Jangan sampai kau bermain dengan laki-laki lain di belakangku." Taehyung mengambil 10 buah kertas HVS dan sebuah pena. Entah apa yang ingin dilakukannya dengan itu.
"Aku tidak bermain dengan laki-laki mana pun." Aku menentangnya.
Lalu dia menyodorkan HVS dan pena itu.
"Untuk apa ini?" tanyaku bingung. Walaupun begitu, aku tetap mengambil kedua benda itu.
"Tulis permintaan maafmu di kertas itu dan perjanjian kalau kau tidak akan tidur di jam kelasku lagi. Atau kau akan mendapat nilai jelek nantinya."
"YAA, KIM TAEHYUNG!"
TBC
Uuulu uluuu...
Kookie kembalii dan Taehyung kesal.
Jungkook: "Berhati-hatilah, Taehyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAGMA[√]
Fiksi PenggemarMenikah dengan Kim Taehyung adalah impian banyak wanita, tak terkecuali Lee Yoon Jae. Dia sangat senang ketika mendengar bahwa Taehyung akan dijodohkan dengannya. Tapi apa jadinya jika pernikahan yang Yoon Jae pikir romantis, ternyata tidak seindah...