42 - bertengkar

220 23 0
                                    

Hari ini Yoon Jae memutuskan untuk pergi ke Kampus seperti biasa mengingat demamnya sudah mulai turun. Tadi pagi dirinya agak tenang pergi ke Kampus karena dia berangkat bersama Taehyung. Jadi tidak ada orang yang berani mengganggunya.

Sekarang Yoon Jae sedang berada di taman Kampus belakang untuk mengerjakan beberapa tugas yang nantinya harus di kumpul.

Dddrrttt ... dddrrrtt...

Hp Yoon Jae bergetar. Di layar hpnya sudah tertera nama 'Park Jimin' yang meneleponnya. Dengan cepat Yoon Jae mengangkat telepon itu.

"Annyeong, Jimin-ssi. Ada apa menelepon?" tanya Yoon Jae yang sudah menempelkan hp di telinganya.

"Hai, Yoon. Bagaimana dengan tawaranku? Apa sudah kau pikirkan? kau tertarik? Eun Ho terus menanyakan tentang dirimu padaku. Sepertinya dia benar-benar ingin bekerja sama denganmu." Kata Jimin to the point.

Benar juga. Karena masalah di Kampusnya Yoon Jae sampai lupa tentang tawaran yang Jimin berikan padanya.

"Umm ... maaf, Jim. Belakangan ini aku banyak masalah, jadi aku belum memikirkan hal itu sama sekali. Mainhe," jawab Yoon Jae.

Jimin diam sejenak mendengar jawaban Yoon Jae. Sepertinya dia kecewa.

"Yoon Jae, kau tahu kan ini adalah bisnis? Aku harap kau bisa memberi jawaban padaku secepatnya, karena banyak sekali yang harus dipersiapkan untuk membuat restoran ini."

Yoon Jae menggigit bibirnya. Dia sangat tidak ingin kehilangan kesempatan ini. "Maaf, Jimin. Aku janji akan memberikan jawaban secepatnya."

***

Dae Ri atau yang lebih dikenal dengan panggilan Kwon Ssaem menelepon Yoon Jae untuk datang ke ruangannya. Katanya ada yang ingin dibahas tentang masalah Yoon Jae yang dilempari tepung.

"Ada apa, Ssaem?" tanya Yoon Jae ketika masuk ke ruangan Dae Ri.

"Yoon, kau harus melihat rekaman CCTV ini. Di sini terekam orang yang melempar tepung dan telur kepadamu." Dae Ri menunjukkan sebuah rekaman yang ada di komputernya.

Yoon Jae memperhatikan rekaman itu dengan teliti. Ternyata ada 3 orang mahasiswi yang menjalankan aksi itu.

yoon Jae memincingkan matanya untuk memperhatikan setiap gerak-gerik dalam rekaman itu.

Seketika matanya membulat ketika mengetahui siapa orang yang memakai baju berwarna kuning di rekaman itu.

"Itu Mirae dan teman-temannya!" pekik Yoon Jae.

Dae Ri menatap Yoon Jae. "Apa kau megenal mereka?"

"Iya, aku mengenalnya. Dia satu jurusan denganku. Diantara semua orang yang ada di Kampus dia lah orang yang paling gencar menyudutkanku." Jawab Yoon Jae menggebu-gebu. Tangannya sudah terkepal kuat. Rasanya dia ingin meninju wajah Mirae.

"Ssaem, saya duluan," Yoon Jae berlari meninggalkan ruangan Dae Ri. Dirinya mengabaikan dosen yang terus memanggil namanya meminta Yoon Jae untuk kembali.

Entahlah, Yoon Jae hanya tidak bisa berpikir dnegan jernih. Dalam benaknya dia hanya ingin menampar wajah Mirae dengan keras. Kalau bisa sampai bedak tebal yang dipakai Mirae terbang ke udara.

Napasnya memburu. Langkah kakinya sangat cepat. Matanya menelusuri setiap sudut Kampus untuk mencari setan berbentuk manusia itu.

Pada saat di ujung koridor, tepat di sebelah perpustakaan yang terlihat sepi, Yoon Jae menemukan Mirae sedang bermain hp seorang diri.

Great.

Ini adalah waktu yang tepat untuk menyerang gadis gila itu.

"MIRAE!" teriak Yoon Jae. Mirae melihat ke arah Yoon Jae yang kini tengah berlari menuju dirinya.

Prak!

Satu tamparan keras Yoon Jae daratkan di pipi Mirae.

"Dasar tidak tahu diri! Kenapa kau lakukan semua itu padaku?" teriak Yoon Jae.

Mirae menatap Yoon Jae dengan tatapan kesal. "Melakukan apa? Apa kau gila?"

"Jangan berpura-pura tidak tahu. Kau kan yang melempar tepung kepadaku? Sekarang kau tidak mau mengaku, hah?" Yoon Jae menjambak rambut Mirae.

"Aaaakh! Sakit!" rintih Mirae. Yoon Jae tak mengubris Mirae yang tengah kesakitan.

"Kalau aku yang melakukannya memangnya kenapa? Kau tidak ada hak untuk melarangku!" pekik Mirae.

Yoon Jae semakin emosi. Dia menarik rambut Mirae semakin keras.

"YOON JAE-SSI!" suara berat milik seseorang berhasil membuat bulu kuduk Yoon Jae berdiri.

"Apa yang kau lakukan?" Taehyung berlari menghampiri kedua orang itu.

PRAGMA[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang