Jimin terlihat sudah menunggu di dalam kafe sambil memainkan hpnya. Dengan langkah yang berat, Yoon Jae masuk ke dalam dan langsung duduk di hadapan Jimin.
"Maaf karena mendadak memanggilmu kemari, tapi aku harus membicarakan hal ini padamu secepatnya." Jimin membuka topik pembicaraan.
"Kapan kau lulus?" tanya Jimin sambil menuangkan air ke dalam gelas Yoon Jae.
"Tahun depan sepertinya aku akan wisuda." Jawab Yoon Jae.
Jimin mengangguk-angguk. "Bagaimana dengan tawaranku? Apa sudah kau putuskan?"
Yoon Jae meremas jarinya sendiri. Itu adalah pertanyaan yang masih belum bisa dia berikan jawabannya.
"Kapan restorannya resmi dibuka?" tanya Yoon Jae yang mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Aku berencana membukanya sekitar empat bulan lagi, tapi kalau memang kau ingin bekerja sama denganku, aku akan memberimu kesempatan melatih skill memasakmu di sini. Setelah kau lulus kau akan bekerja sebagai chef di sana."
Sungguh itu adalah tawaran yang sangat menggiurkan. Pikiran Yoon Jae jadi berkelana membayangkan dirinya yang sedang memasak di dapur. Apalagi Jimin adalah orang yang handal dalam mengolah restoran. Sudah Yoon Jae tebak kalau restoran Jimin akan menjadi salah satu yang terkenal di Jepang.
"Kalau aku bekerja sama denganmu, kira-kira berapa lama kontrak wajibku denganmu?" tanya Yoon Jae penasaran.
"3 tahun." Jawab Jimin lalu dia menyeruput teh yang sudah tidak mengepulkan asap lagi.
Yoon Jae meremas roknya sendiri. 3 Tahun. Itu artinya dia tidak bisa melihat Taehyung dalam waktu yang sangat lama.
"Berarti aku harus di Jepang selama tiga tahun, iya kan?" Yoon Jae memastikan.
Jimin mengangguk.
Hal itu terlalu mustahil bagi Yoon Jae. Bagaimana dengan Taehyung? Tidak mungkin dia meninggalkan lelaki itu sendirian di Korea.
Dengan menghela napas yang panjang, Yoon Jae mencoba untuk memberikan jawabannya pada Jimin. "Maaf, Jimin. Sepertinya aku tidak bisa."
Jimin hampir saja tersedak karena ucapan Yoon Jae.
"Ke—kenapa? Bukannya kau sendiri yang bilang ingin menjadi chef? Yoon Jae, ini adalah kesempatan emasmu. Banyak chef-chef lain yang ingin bekerja sama denganku, tapi ... kenapa kau menolak?" Jimin tak habis pikir dengan keputusan Yoon Jae.
"Aku tidak bisa meninggalkan Korea." Rasanya Yoon Jae ingin menangis. "Aku tidak bisa meninggalkan Taehyung."
"Taehyung?" Jimin mengernyitkan keningnya. "Apa dia tidak mengizinkanmu untuk memasak?" tanya Jimin tepat sasaran.
Yoon Jae tak menjawab, dia hanya menunduk, sampai hpnya bergetar karena ada panggilan masuk dari Taehyung.
"Tunggu sebentar, aku akan mengangakat telepon." Yoon Jae berjalan keluar dari kafe.
"Eoh, Taehyung-ah, wae?" tanya Yoon Jae setelah dia menekan tombol hijau di layar. (Ya, Taehyung, ada apa?)
"Kapan kau akan pulang? Apa kau ingin makan sesuatu? Biar aku pesankan atau aku masakkan." Kata Taehyung di seberang telepon.
Hati Yoon Jae menghangat. Taehyung selalu perhatian dengan hal-hal kecil seperti ini. "Tidak usah repot-repot, nanti aku akan mampir untuk beli kue beras."
"Arraseo. Kau pulang naik apa? Apa perlu aku jemput?"
Lagi-lagi Yoon Jae tersenyum mendapat perlakuan manis dari Taehyung. Dimana lagi dia bisa bertemu dengan laki-laki sebaik Taehyung?
"Tidak usah, Taehyung. Aku akan naik bus." Jawan Yoon Jae.
"Yoon Jae-ssi," Jimin keluar dari kafe. Yoon Jae sedikit terkejut karena tiba-tiba dipanggil seperti itu. Dia jadi langsung memasukkan hpnya ke dalam saku celana tanpa menyadari kalau sambungan teleponnya dengan Taehyung masih tersambung.
"Wae? Kau terlihat buru-buru," ujar Yoon Jae yang melihat Jimin sudah menyandang tasnya.
"Maaf sebelumnya, tapi aku baru ingat sekarang aku harus menemui Ibuku di rumah sakit. Aku harus segera pergi." Ujar Jimin. "Tapi ... bagaimana dengan tawaranku? Apakah kau benar-benar akan menolaknya?" Wajah Jimin terlihat kecewa.
Yoon Jae menghela napas. "Tiga tahun adalah waktu yang lama, Jim. Aku tidak akan meninggalkan Korea dan juga meninggalkan Taehyung. Taehyung akan sendirian di sini jika tidak ada aku." Jawab Yoon Jae. "Lagi pula, Taehyung pasti akan marah jika tahu aku akan menjadi seorang chef."
Rasanya Yoon Jae ingin menangis. "Menjadi seorang chef adalah hal yang mustahil bagiku."
Mereka sama-sama diam. Tak di sangka setetes air mata sudah turun di pipi Yoon Jae.
"Taehyung sudah mengorbankan karir dosennya demi aku, mana mungin setelah dia melakukan itu aku pergi meninggalkannya." Suara Yoon Jae bergetar.
Kali ini dia benar-benar harus merelakan impiannya untuk menjadi seorang chef.
"Jadi benar-benar tidak ada ruang untuk kerja sama denganku?"
"Mianhe, Jimin." Ujar Yoon Jae.
Jimin mengangguk pelan. "Baiklah, aku bisa apa jika kau sudah memutuskan."
Yoon Jae berbicara terlalu lama dengan Taehyung di telepon sehingga Jimin menghampirinya diluar. Tapi Yoon jae tak sadar kalau hpnya masih aktif dan masih tersambung dengan Taehyung. Jadinya Taehyung mendengar semua percakapan Yoon Jae dengan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAGMA[√]
FanfictionMenikah dengan Kim Taehyung adalah impian banyak wanita, tak terkecuali Lee Yoon Jae. Dia sangat senang ketika mendengar bahwa Taehyung akan dijodohkan dengannya. Tapi apa jadinya jika pernikahan yang Yoon Jae pikir romantis, ternyata tidak seindah...