Chapter 03

9.1K 744 58
                                    

Kedua mata Elora terpejam seraya merebahkan kepalanya pada punggung tempat duduk milik Aron itu. Dia baru saja menyelesaikan konsultasi dengan salah satu pasiennya. Tak dapat dipungkuri pikiran Elora masih tertuju pada Edward akibat kejadian semalam. Sebenarnya hal apa yang ditakuti oleh pria dingin seperti Edward?

Elora bangkit dari tempat duduknya lalu menemui perawat dan mengatakan jika dia harus menangani pasien lain di luar rumah sakit. Pagi tadi mobilnya sudah berada di depan rumah dan hal itu membuat Elora sedikit bingung bagaimana Edward bisa melakukannya padahal pria itu tidak mengetahui alamat rumahnya.

"Hallo Malik." Sapa Elora ketika Malik sudah mengangkat panggilannya.

"Sayang." Balasnya, "Tumben. Ada apa?"

"Kau dimana sekarang?"

"Aku sedang di kantor. Ada apa, El?"

"Oh baguslah!"

Dengan itu Elora memutuskan panggilan. Gadis itu segera membelokan stir mobilnya ke kiri mencari jalan utama agar dia bisa sampai di Doris Global Accentrum (Tempat Malik bekerja) lebih cepat dari perkiraannya.

Hanya membutuhkan waktu dua puluh lima menit bagi Elora untuk tiba disana. Ini kali pertama dia datang dan dia tidak menyangka jika perusahaan itu sangatlah megah dan mewah. Fasilitas yang tersedia sangat lengkap begitu pun dengan jumlah karyawan yang sangat banyak. Elora berpikir, apa Edward yang mengalami gangguan Bipolar Disoder itu dapat menangani semua tugas ini?

"Permisi, Nona. Ada yang bisa saya bantu?"

"Bisa saya menemui Malik?"

"Apa sudah memiliki janji sebelumnya?" tanya karyawan wanita tersebut sehingga Elora menggelengkan kepalanya, "Maaf, karyawan disini tidak bisa diganggu jika tidak membuat janji terlebih dahulu. Sebentar lagi jam makan siang, jika anda berkenan untuk menunggu, silahkan duduk disana."

Elora melirik sofa yang ditunjuk oleh karyawan tersebut, dengan pasrah dia pun berjalan dan menduduki sofa panjang berwarna abu-abu itu. Dia mengeluarkan ponselnya lagi, berusaha untuk menghubungi Malik namun kali ini Malik tidak mengangkatnya.

Mungkin Malik sedang banyak pekerjaan, pikir Elora.

Lantas, dia bangkit berniat untuk kembali ke rumah sakit namun sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Elora!"

Gadis itu memutar tubuhnya. Dia bisa melihat Edward dengan setelan jas hitam persis seperti pertama kali mereka bertemu. Edward berbicara sebentar kepada seorang wanita yang berdiri di sampingnya, setelah wanita itu berlalu pergi kemudian dia berjalan menghampiri Elora.

"Hei, Edward." Sapanya canggung. Mengapa mereka harus bertemu sekarang?

"Ada keperluan apa?"

"Malik."

"Oh, ingin bertemu Malik?" tanyanya. Elora mengangguk, "Ayo ikut aku!"

Dengan itu Elora menurutinya, membuntuti Edward hingga mereka masuk ke dalam lift. Disana hanya ada mereka berdua namun Edward tidak membuka pembicaraan, pria itu memang dingin. Elora berdeham pelan.

"Terimakasih banyak, Ed." Pengutaraan itu membuat Edward menoleh padanya dengan wajah bingung, "Mobilku kembali dengan aman."

"Oh soal itu." Edward terkekeh sebentar, "Sama-sama."

Pintu lift terbuka dan yang dilakukan Elora adalah kembali membuntuti Edward. Elora mendapat beberapa tatapan tajam dari karyawan ketika Edward menariknya untuk berjalan di sampingnya bukan di belakangnya. Bagaimana tidak, seorang CEO sedang berjalan beriringan dengan orang asing yang tidak ada sangkut pautnya dengan DGA. Tentu saja itu akan menjadi pusat perhatian semua orang yang berada disini.

THE DEPRESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang