Hi, mumpung hari ini aku lagi ulang tahun nih jadi aku mau berbagi kebahagiaan dengan fast update buat kalian semua😘
Happy reading guys💕***
Edward mengetuk pintu rumah keluarga Hendrik dengan tidak sabaran. Tanganya yang terkepal kuat berubah menggedor pintu tersebut lagi dan lagi. Hingga akhirnya pintu tersebut terbuka pelan dan wajah cantik Pamela terliha di baliknya. Mata gadis itu langsung berbinar cepat melihat kehadiran sang pujaan hati di teras rumahnya.
"Rupanya kau yang terlebih dulu mendatangiku, Edward." Pamela tersenyum. Mengamit lengan Edward kemudian memeluknya erat.
"Lepaskan aku!" Sentak Edward dingin. Pamela kembali menegapkan tubuhnya dengan wajah kecewa. "Aku ingin bicara serius denganmu!"
"Masuklah kalau begitu, sayang."
"Berhenti memanggilku dengan sebutan sayang. Kau bukan siapa-siapaku lagi!" Tukas Edward sebelum ia melangkah masuk ke dalam.
Rumah Pamela petang ini tampak sepi. Edward tidak melihat tanda-tanda kehadiran Gio disini. Dia patut bersyukur akan hal itu. Menyelesaikan masalah berdua dengan Pamela akan terasa lebih mudah dibandingkan adanya campur tangan Gio yang sudah pasti akan membela puterinya.
"Kau ingin minum apa, Ed? Biar aku buatkan."
"Tidak perlu! Aku datang kemari bukan untuk bertamu." Bola mata Edward mengamati Pamela dengan lekat. Seiring dengan kedua kakinya yang berjalan mendekat ke arah Pamela. Satu tanganya mencengkram lengan Pamela dengan cukup kuat. "Selama ini aku sudah cukup sabar menghadapi segala sikapmu, Pamela. Tapi kali ini aku tidak bisa tinggal diam. Kau sudah sangat keterlaluan!"
Pamela tersenyum. Tidak memperlihatkan raut ketakutanya sedikitpun. "Elora belum mati?"
Tangan Edward mencengkram lengan Pamela lebih kuat lagi, gadis itu bahkan sampai meringis. "Aku sudah memperingatimu untuk tidak menyakiti Elora. Dia tidak ada sangkut pautnya dengan kita berdua. Dan kau melakukanya, kau sudah membahayakan nyawa Elora. Apa kau pikir aku akan tinggal diam sekarang?!"
"Apa yang ingin kau lakukan padaku? Katakan, sayang." Tangan Pamela bergerak menuju kancing kemeja Edward yang terbuka pada bagian atas.
Edward mendorong tubuhnya keras, hingga punggung Pamela menghantam sebuah bufet yang berada di belakangnya. Dia terjatuh dilantai, meringis sambil memegangi pinggang bagian kirinya yang terasa sakit.
"Kau berani melakukan ini padaku, Ed?!"
"Kau bahkan pantas mendapatkan lebih dari itu!" Tegas Edward. Dia mendekati Pamela lagi berjongkok di sebelahnya. Keduanya melempar tatapan tak bersahabat. Edward yang sudah larut dalam emosi akibat ucapan Pamela. Dan Pamela yang tidak kalah emosi karena perlakuan kasar dari Edward. "Kau yang lebih pantas mati, Pamela!"
Pamela tertawa pelan lalu terbahak seolah ia baru saja mendengar lelucon yang amat lucu. Tanganya bergerak menuju dada Edward yang bergemuruh. Salut karena Pamela tampak sangat santai meladeni kemarahan Edward.
"Kau benar-benar mencintai Elora. Dulu kau tidak pernah seperti ini padaku. Aku sakit hati, tentu saja. Tapi aku sadar kalian tidak akan pernah bisa bersama." Ujar Pamela penuh makna. Dia tersenyum miring. "Kau tau, Ed, Elora memiliki banyak musuh. Bukan hanya aku saja yang menginginkan dia pergi dari dunia ini! Diluaran sana, banyak orang yang mengincar nyawanya. Dan kau adalah alasan dibalik itu semua. Sama seperti apa alasanku melakukan semua ini pada Dokter malang itu. Kasihan gadismu. Dia adalah korban dari keegoisanmu, sayang."
"Tutup mulutmu!" Balas Edward dengan suara seraknya. Kedua matanya berubah merah.
"Aku mengatakan apa yang sedang terjadi. Aku tidak melebih-lebihkan. Ini fakta yang harus kau terima. Jika kau memang mencintai Elora, lepaskan dia! Biarkan dia hidup dengan tenang tanpa ancaman. Aku pernah berada diposisinya, dulu ketika aku membatalkan pernikahan kita. Tapi kau tau, aku masih sangat beruntung karena memiliki Ayah yang bisa menjadi pelindungku disaat dirimu tidak bisa melakukan apa-apa. Bahkan untuk menyelamatkan dirimu sendiri saja kau tidak bisa, Ed."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEPRESSIVE
Mystery / ThrillerHighest rank : #1 in Bipolar Disorder 15/10/19, 28/05/2020. #2 in Psikiater 11/08/2020 #10 in Depresi 15/08/2020 Edward Doris adalah seorang CEO perusahaan ternama di Kota London. Berparas tampan, berotak cerdas dan kaya raya. Namun segala kesempurn...