Chapter 13

6.3K 567 98
                                    

Suara nyaring ketukan pintu yang terdengar sebanyak 3 kali membuat Elora terbangun. Melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul delapan malam, ia baru tersadar jika dia ketiduran di ruang kerjanya sendiri.

"El, kau di dalam, Nak?"

Wilda bertanya dari luar pintu. Saat itu pula Elora bangkit dan segera berjalan untuk membukanya.

Melihat paras cantik Ibunya yang berdiri dihadapannya, Elora menyengir sambil menghusap matanya, "Aku ketiduran, Bu."

"Ada yang menunggumu di bawah."

"Siapa?"

"Kejutan, sayang."

Dengan rasa penasaran Elora langsung melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. Tiba di ruang tamu, senyum Elora mengembang ketika melihat seseorang yang sudah merentangkan kedua tangannya ketika melihat Elora.

"Ayah!"

Penuh antusias, Elora menghambur memeluk Aron -Sang Ayah- yang sudah beberapa minggu ini bertugas di luar kota. Hal tersebut tentu mmebuat Elora sangat merindukannya.

"Kau kembali lebih cepat."

Aron menghusap rambut putrinya, "Aku datang untuk membantumu, Nak."

Ucapan Aron membuat kening Elora mengerut. Gadis itu melirik seseuatu di balik tubuh Aron. Itu bukan hal yang dia harapkan untuk saat ini. Dan dia mengutuk dirinya sendiri karena tidak menyadari jika Edward dan Helena juga berada disana, duduk di sofa lalu disajikan minuman hangat layaknya para tamu.

Bibir Elora seketika berubah menjadi tarikan keras. Bagaimana dia akan mempertanggung jawabkan ini semua di depan Ayahnya?

"El." Panggil Aron yang sudah duduk bersampingan dengan Wilda. Aron melirik sofa di sebelah kanan yang masih kosong, "Duduk, Nak. Ada yang mau Ayah bicarakan."

Elora menarik napasnya beberapa kali untuk menenangkan diri. Bagaimana dia tidak gugup ketika mata hijau indah milik Edward itu menatap manik matanya tanpa teralihkan sedikitpun. Hingga mereka duduk berhadapan pun Edward masih menatapnya, tatapan yang sama sekali Elora tidak tahu artinya.

"Jadi Ayah sudah tau semuanya?"

"Begini, El." Aron berdeham, "Jauh sebelum kejadian ini terjadi, aku sudah tau jika kau menangani mantan pasienku. Edward. Hari dimana kau meng-iyakan permintaan Nyonya Helena untuk menolong cucunya, Nyonya Helena sudah menghubungiku dan mengatakan bahkan Dokter Elora yang akan membantu Edward untuk sembuh dan aku menyetujuinya."

"Aku sebagai Ayah tentu mempercayakan semua padamu. Aku sama sekali tidak ikut campur, kau sudah memiliki ilmu, kau mandiri dan bertanggung jawab. Ayah sangat mempercai jika anak Ayah bisa."

"Hingga aku mendengar berita yang mengatakan jika Elora terlibat dalam penggunaaan obat-obatan terlarang. Aku terkejut tapi aku sangat percaya jika berita itu salah. Putriku tidak seperti itu."

Elora menunduk tanpa sadar menitihkan air matanya. Secara tidak langsung dia sudah mengecawakan Aron atas kepercayaan besar yang sudah diberikan kepadanya.

"Aku menghubungi istriku, Wilda, menanyakan bagaimana kondisi Elora saat itu. Dan tentunya aku meminta penjelasan kepada Nyonya Helena dan beliau pun mengatakan dengan jujur bahwa obat-obatan tersebut sebenarnya milik Edward dan Elora hanya ingin menolong karena tidak ingin kejiawaan Edward semakin buruk jika harus direhabilitasi."

Aron diam sejenak, "Dan aku melihat klarifikasi Edward di televisi. Dia berani mengatakan kejujuran, aku salut , dia tidak lari dari kesalahan. Selain itu Edward juga sudah meminta maaf langsung kepadaku. Masalah itu sudah ku anggap selesai. Dan kita berkumpul disini untuk mencari solusi apa yang harus kita ambil selanjutnya."

THE DEPRESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang