Chapter 30

4.6K 344 103
                                    

Playlist : Gnash - I hate you, I love you.

Part ini akan bikin emosi kalian campur aduk, jangan lupa VOTE sebelum membaca, happy reading💕

***

Jantung Elora kembali berdetak normal ketika mobil Edward sampai di rumah sakit dengan keadaan selamat. Beberapa menit yang lalu Elora sudah menggantungkan hidup dan matinya kepada Tuhan. Bagaimana tidak, Edward berkendara dengan kecepatan diatas rata-rata, mengklakson setiap kendaraan yang menghalangi jalannya, bahkan Elora bisa menjamin Edward sama sekali tidak menginjak remnya selama berada di jalan raya.

"Edward, kendalikan dirimu. Aku sudah sering mengingatkanmu tentang hal itu."

"Aku tidak bisa tinggal diam."

Elora mencekal pergelangan tangan Edward, "Please. Jangan membuat kekacauan di saat seperti ini. Lawan amarahmu, kau bisa menghadapinya dengan kepala dingin."

"Lepaskan aku, El!"

Dengan gerakan cepat, Edward membuka sabuk pengamannya kemudian membanting pintu mobil dengan keras sebelum ia berjalan ke dalam rumah sakit. Elora pun mengekorinya dari belakang dengan sedikit berlari karena Edward melangkah terlalu cepat. Di sudut ruangan, Elora bisa melihat Edward yang sedang berbicara dengan seorang petugas administrasi rumah sakit dengan nada yang sedikit membentak. Namun ketika Elora sudah menghampiri, Edward kembali melangkah cepat menuju pintu lift.

"Edward, tunggu!"

Pintu lift tertutup sebelum Elora dapat mencegahnya. Dengan tidak sabaran Elora terus menekan tombol lift agar pintu itu kembali terbuka. Suara dentingan terdengar setelah sepuluh detik berlalu namun yang Elora temukan di dalam lift bukanlah Edward, melainkan beberapa orang perawat yang baru saja keluar dari pintu lift tersebut. Buru-buru Elora pun menekan tombol lima setelah mendengar percakapan singkat antara Edward dan petugas administrasi yang mengatakan jika Helena sedang ditangani disana.

Semua akan baik-baik saja. Elora terus melafalkan kalimat tersebut untuk meyakinkan dirinya.

Ketika pintu liftnya terbuka Elora berlari kecil menyusuru tiap koridor untuk menemukan ruangan Helena. Tepat ketika kakinya mengantarnya untuk berbelok ke kiri, Elora bisa melihat kehadiran beberapa orang yang ia kenal disana. Edward, Pamela, Malik, Riana, Ramon dan Bara. Tidak ada yang menyadari kehadiran Elora disana selain Malik. Pria itu langsung tersenyum manis ketika melihat kehadirannya.

BUGH!

Mendengar suara hantaman itu, semua mata langsung tertuju pada Edward yang baru saja meninju pipi Ramon sehingga pria itu terjatuh di atas lantai sambil memegang tulang pipinya.

"Apa yang kau lakukan, brengsek?!" teriak Ramon tidak terima.

"Sebenarnya apa maumu? Katakan!" teriak Edward lantang, namun sebelum Malik dan Bara dapat melerainya, Edward terlebih dahulu menarik kerah baju Ramon dan menyeretnya menjauh dengan tidak manusiawi.

"Edward, kau mau membawa Ramon kemana?" tanya Elora ketika Edward melewatinya begitu saja.

"Jangan ikut campur, El! Biarkan ini menjadi urusanku."

Edward menyeret Ramon untuk masuk ke dalam lift. Pamela yang menyadari jika akan terjadi sesuatu yang buruk pun berlari menyusul Edward dengan sedikit berteriak untuk mencegah aksi nekatnya. Edward sedang mengalami mood swing dengan fase drepesi, dia bisa menyakiti dirinya sendiri dan juga orang lain. Itu adalah hal yang paling berbahaya.

Ketika Elora ingin menyusul mereka, Malik terlebih dahulu menahan pergelangan tangannya. Mata mereka bertemu dan Elora bisa menemukan kecemasan pada tatapan Malik padanya.

THE DEPRESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang