Chapter 06

8K 590 57
                                    

Taman rumah menjadi pilihan Edwrad untuk mengobrol bersama Elora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taman rumah menjadi pilihan Edwrad untuk mengobrol bersama Elora. Selain alasan tempat itu sangat menenangkan, Edward juga ingin menghirup udara segar karena dia merasa penat dengan aktivitas padatnya di kantor. Di taman tersebut terdapat tiga buah gazebo, mereka duduk di salah satu gazebo yang terbuat dari bambu. Dengan sisi yang terbuka, mereka yang sedang berada di dalamnya dapat menikmati pemandangan taman dengan lebih bebas.

"Selama ini ada banyak hal aku simpan seorang diri, ingin membaginya namun aku ragu karena tidak semua orang di dunia ini dapat dipercaya."

Kini yang Elora lihat adalah wajah murung dari seorang Edward. Matanya tertuju lurus ke depan dengan pandangan kosong. Mungkin ini lah yang selama ini Elora tunggu, mengetahui segala isi pikiran Edward layaknya konsultasi dengan pasien-pasiennya yang lain. Kendati Elora tahu jika Edward tidak mungkin melakukan hal itu secara terus terang namun hal semacam ini membuat Elora merasa sedikit berhasil.

"Aku tahu memang tidak semua masalah harus kau bagi kepada semua orang tetapi bukan brarti kau harus memendam itu seorang diri 'kan. Ed, kau tidak sendirian. Kau masih memiliki Helena dan kau masih dikelilingi oleh orang-orang yang peduli padamu termasuk aku." Elora menyentuh pundak Edward, "Apapun yang ingin kau bagi, aku siap medengarkan."

Seolah apa yang dikatakan Elora dapat Edward percayai, pria itu menarik ujung bibirnya. Bagi Elora memberikan sebuah motivasi mungkin bukan hal yang sulit karena apa yang dia ucapkan harus berdampak baik bagi kemajuan seorang yang mentalnya sedang terguncang.

"Aku sering mendapatkannya, El."

"Mendapatkan apa?"

"Kiriman semacam itu. Ada yang baik dan ada juga yang buruk." Edward bangkit berdiri lalu menggenggam salah satu tangan Elora sebelum menariknya, "Biar kutunjukan padamu."

Dengan rasa penasaran, Elora mengikuti Edward dari belakang. Terlebih lagi Edward menarik tangannya membuat Elora tidak bisa melakukan hal lain selain membututinya. Taman yang kira-kira berukuran setengah dari lapangan sepak bola itu tampak sangat indah. Tanaman hijau tertata dengan rapi, kebun-kebunnya sangat terawat, funitur yang sangat serasi dan tatanan lampu yang sangat menarik. Dalam hati Elora tidak berhenti berdecak kagum, itu adalah taman terindah yang pernah di lihat selain taman villa milik Aron yang berada di Bristol.

Edward yang berjalan di hadapannya tiba-tiba berhenti melangkah, untung Elora bisa menahan langkah kakinya sehingga dia tidak membentur punggung Edward. Kekagumannya berlipat ganda ketika dia melihat aneka bunga yang ditempatkan pada pot-pot bunga di dinding belakang rumah, Dengan efek cahaya lampu taman pada malam hari membuat bunga berwarna-warni itu terlihat lebih hidup lagi.

 Kekagumannya berlipat ganda ketika dia melihat aneka bunga yang ditempatkan pada pot-pot bunga di dinding belakang rumah, Dengan efek cahaya lampu taman pada malam hari membuat bunga berwarna-warni itu terlihat lebih hidup lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE DEPRESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang