Long chapter, guys. Jangan lupa VOTE sebelum membaca, silahkan puter playlist dan siap2 baper akut! Happy reading💕
Playlist : Strong - One Direction.
***
Jemari Elora mengetuk-ngetuk meja dengan detak jantungnya yang berdebar tidak biasa. Nyatanya Elora tiba lebih dulu dibandingkan Edward. Dan entah mengapa dia merasa cemas menantikan kehadiran pria itu. Entah karena dia takut Edward membatalkan janji atau dia yang gugup karena terlalu merindukan pria itu setelah sekian hari tidak berjumpa.
Senyum Elora mengembang sempurna ketika melihat sosok pria berjas abu-abu yang baru saja memasuki pintu cafe. Mungkin ini hanya sugestinya sana atau memang benar Edward terlihat lebih tampan dari biasanya. Elora bangkit dari duduknya kemudian menyambut kedatangan Edward dengan pelukan rindu.
"Ya Tuhan! Aku sangat merindukanmu, Ed."
Beberapa menit memeluk Edward membuat Elora sadar akan sesuatu hal. Edward tidak membalas pelukannya bahkan menyentuhnya saja tidak. Ada yang salah dengan ini. Elora pun menarik diri kemudian menyentuh wajah Edward sehingga pria itu mendongak menatapnya.
"Ada apa?"
Edward menggeleng, tangannya terulur menghusap kepala Elora. "Bagaimana keadaanmu? Sudah membaik?"
"Aku oke. Sangat oke setelah bertemu lagi denganmu. Kau kemana saja, Edward? Aku selalu menunggumu datang tapi hal itu tidak terjadi."
"Aku memiliki banyak urusan belakangan ini."
"Sejak kapan kau memprioritaskan urusan lain dibandingkan aku?" Pertanyaan Elora sukses membuat rahang Edward mengeras. "Kau tau, beberapa hari ini aku selalu mencoba mengusir pikiran negatif tentang dirimu karena aku percaya kau tidak akan mengecewakanku."
"Kau sudah memesan sesuatu?" Sahut Edward, mengalihkan pembicaraan.
"Belum."
"Duduklah, El! Kita pesan makanan."
Pria itu mendudukan dirinya sambil berusaha bersikap santai. Elora menangkap jelas gelagat Edward yang tampak aneh malam ini. Pun Elora menurut dengan ikut mendudukan dirinya. Mereka saling berhadap satu sama lain. Elora memandangi Edward sedangkan Edward sibuk membolak-balikan buku menu ditangannya. Sangat kentara Edward sedang menghindari kontak mata dengannya. Elora menyentuh tangan Edward, menghentikan kegiatan membolak-balikan buku menu yang tak cukup menutupi kegelisahan di wajah Edward.
"What's wrong? Beritahu aku apa yang salah sehingga kau tampak mengindariku seperti ini."
"Apa yang sedang kau bicarakan?"
"Aku seorang psikiater terlebih lagi aku sangat mengenal kekasihku sendiri. Aku bisa membaca kegelisahan pada gerak tubuhmu dan tatapan matamu yang kosong. Jadi tolong beritahu aku apa yang terjadi selama aku tidak ada disisimu."
"Elora, aku..—"
"Aku berhak tau, Edward."
"Fine, Elora!" Edward menghela napas panjang sambil melempar buku menu ke atas meja. Dia memalingkan wajahnya dengan napas memburu. Hal itu sukses membuat rasa penasaran Elora memuncak drastis. Kenapa Edward harus seemosi ini?
"Jadi?"
"Aku mau kita berakhir."
Elora membulatkan kedua matanya, tidak percaya apa yang baru saja dia dengar. Apa maksudnya? Edward tidak minta putus kan? Elora melipat kedua tangannya sambil tersenyum ke arah Edward. Pria itu pasti bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEPRESSIVE
Mystery / ThrillerHighest rank : #1 in Bipolar Disorder 15/10/19, 28/05/2020. #2 in Psikiater 11/08/2020 #10 in Depresi 15/08/2020 Edward Doris adalah seorang CEO perusahaan ternama di Kota London. Berparas tampan, berotak cerdas dan kaya raya. Namun segala kesempurn...