Chapter 17

5.8K 456 92
                                    

Ini merupakan pengalaman pertama Elora menginjakan kaki di kota bagian barat negara Florida. Kota Miami. Perjalanan yang ia tempuh cukup lama namun rasa lelah itu terbalaskan ketika ia merasakan sejuknya udara di Kota Miami. Indah sekali.

"Biar ku bantu membawa kopermu." tawar Edward yang tiba-tiba berdiri disebelahnya seusai mengisi perut dengan makan bersama di sebuah restoran.

"Aku bisa melakukannya sendiri." balasnya, "Dimana yang lain?"

"Riana dan Bara maksudmu?" Elora mengangguk, "Mereka sedang menunggu taksi yang akan menjemput kita ke hotel."

"Kita susul mereka. Ayo."

Dan itu menjadi perjalanan yang amat panjang bagi Elora yang belum terbiasa memasuki kehidupan seorang CEO sukses seperti Edward. Mengesankan, Elora jadi tahu bagaimana rasanya.

Sesampainya di salah satu hotel bintang lima, mereka langsung di berikan ID Card room masing-masing. Disana disediakan 4 kamar untuk mereka, 2 kamar khusus dan 2 kamar biasa. Elora sedikit terkejut ketika Edward memberinya kamar khusus dimana artinya dia diperlakukan berbeda dengan Riana dan Bara.

"Aku tidak masalah jika kau memberiku kamar biasa. Sungguh." ucap Elora berbisik disebelah Edward agar tak terdengar oleh Riana dan Bara yang sedang berjalan di belakang mereka.

"Kau tamu disini. Jadi, terima apa yang sudah aku persiapkan untukmu."

Elora tersenyum tipis, "Hmm baiklah."

Langkah kaki Elora terhenti tepat di depan pintu bernomer 78. Memasukan ID Card miliknya sehingga pintu kamar dapat terbuka. Elora menoleh ke samping menyadari Edward yang sedang memperhatikan di depan pintu kamar seberang.

"Kamar kita bersebelahan. Jadi jika kau perlu apapun kau bisa mengetuk pintu kamarku."

"Jika kau memerlukanku kau juga hanya perlu mengetuk pintu kamarku." balas Elora tersenyum miring, "Aku masuk dulu, Ed."

Isi kamar tersebut benar-benar di luar dugaan Elora. Luar biasa, Elora bahkan tidak pernah menginap di hotel semewah ini sebelumnya. Jendela bening yang menghubungkan balkon dengan kamar menyajikan pemandangan Kota Miami yang sangat indah di malam hari. Elora tak henti-henti berdecak kagum. Ini luar biasa.

Tersadar dari lamunannya, Elora megambil tasnya yang semula ia letakan sembarang. Merogoh isi tasnya hingga dia menemukan ponselnya yang mati kehabisan daya baterai. Buru-buru ia men-charger ponselnya dan menemukan beberapa pesan yang masuk.

Malik : El, sayang

Mom : Hei, kau sudah sampai di Miami, Nak?

Malik : Kau sedang dimana sekarang? sudah sampai?

Malik : Kabari aku jika kau sudah sampai di Miami, aku mencintaimu

Elora tersenyum membaca pesan-pesan yang masuk sekitar empat jam yang lalu itu. Mereka mencemaskanku. Jari jemari Elora bergerak di atas papan keyboard ponsel.

To Mom :
El sudah sampai dengan selamat. Bagaimana dengan ibu disana?

Send.

To Malik :
Aku sudah sampai di Miami sayang.

Send.

Kembali meletakan ponselnya yang masih mengisi daya baterai, Elora merebahkan tubuhnya sambil memejamkan matanya yang terasa lelah. Elora butuh istirahat.

Suara dentingan berkali-kali kembali membuatnya tersadar. Tangan kanannya meraba sekeliling, memcari keberadaan ponselnya dengan mata tertutup.

01.37 AM

THE DEPRESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang