Chapter 05

8.1K 643 38
                                    

Bipolar disorder adalah gangguan mental yang menyerang psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan dan kesedihan yang tanpa pola atau waktu yang pasti.

"Elora."

Panggilan itu membuat Elora menutup buku yang berjudul 'Bipolar Disorder'. Gadis itu menoleh ke belakang, melihat Wilda—Sang Ibu membuka pintu perpustakaan keluarfa yang berada di dalam rumah.

"Ibu mengganggumu?"

Elora tersenyum sambil menggeleng. Wilda melangkahkan kakinya mendekat lalu duduk di samping Elora setelah meletakan cangkir di atas meja.

"Ibu membuatkanmu kopi."

"Terimakasih." Elora mengambil cangkir itu dan menegaknya, "Tiga sendok gula?"

"Tentu." Wilda melirik buku yang ada di pangkuan Elora dan bertanya, "Bagaimana perkembangan Mr.Doris?"

Mendengar itu Elora kembali meletakan cangkir di atas meja, gadis itu menggeleng. Sejak hari dimana Helena menghampirinya di Pillnord Psychiatric Center, Elora menceritakan semuanya kepada Wilda.

Ibu dan anak itu memang sangat dekat, bagaimana tidak jika Aron sangat sering meninggalkan mereka untuk bertugas ke luar negri sedangkan Joe—Anak pertama keluarga Moore yang merupakan Kakak Elora—sudah bertugas di Amerika sejak tujuh tahun yang lalu.Joe adalah seorang polisi yang menurut kesesuaian (suitability) dan wilayah jurisdiksi kepolisian di AS, Joe digolongkan sebagai Specialist Police (Kepolisian Tugas Khusus).

"Aku belum sempat mengubungi Ayah untuk mendiskusikan ini."

"Kemarian Ayah menelponku, dia bertanya tentang pekerjaanmu disini dan juga tentang Joe yang menghubunginya."

"Joe menghubungi Ayah?"

"Ya, setelah dua tahun dia tidak pernah menghubungi kita lagi." Wilda meremas bahu Elora kuat, "Ibu takut kau akan menjadi sibuk seperti Ayahmu dan Joe. Di rumah sebesar ini aku akan merasa sendirian karena semua orang yang ku cintai sudah memiliki dunianya sendiri."

Elora memeluk Sang Ibu. Dia sangat paham apa yang dirasakan oleh Wilda. "Aku tidak akan mengambil pekerjaan lain sebelum aku berhasil menyembuhkan Edward, Bu. Aku harus bisa membuktikan pada diriku sendiri jika aku memang seorang psikiater yang bisa diandalkan."

"Kau hebat, sayang. Ibu percaya CEO muda itu akan sembuh karnamu."

"Doa Ibu adalah yang terbaik." Elora menghusap air mata Wilda, "Jangan bersedih ku mohon."

Wilda menarik ujung bibirnya, dia tersenyum manis persis seperti senyum milik Elora. Keharuan itu berganti dengan suara deringan ponsel milik Elora. Gadis itu mengerutkan dahi ketika membaca nama Ny.Helena Doris disana. Kecemasannya mulai muncul memikirkan apa yang sudah terjadi pada Edwrad sekarang.

"Dokter Elora, aku butuh bantuanmu." Suara itu langsung membuka percakapan mereka, "Kita perlu bicara sekarang."

"Terjadi sesuatu dengan Edward?"

"Tolong datang kemari, Dokter Elora." Pintanya. Elora menatap Wilda, dia merasa sedih ketika harus meninggalkan Ibunya lagi tetapi dia tidak memiliki alasan untuk menolak menolong pasiennya sendiri, "Aku menunggumu."

"Baiklah, dua puluh menit lagi saya sampai." Elora memutuskan sambungan teleponnya. Dia menghembuskan napasnya dengan berat, "Helena Doris menelponku."

"Sesuatu telah terjadi?"

Elora bangkit lalu mengambil jasnya di atas sofa dan memakainya kembali, "Aku tidak tahu, beliau bilang ingin membicarakan sesuatu dan aku yakin ini mengenai Edward."

THE DEPRESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang