Chapter 07

7.3K 565 66
                                    

Setelah bicara empat mata bersama Edward kemarin, Elora mendapatkan beberapa fakta yang bisa dia simpulkan tentang masa remaja Edward yang cukup membuatnya merasa takut dan trauma.

Pada memo kecil Elora tertulis :

Pertama, Edward adalah orang yang memiliki kepribadian Introvert. Individu dengan kepribadian ini mengacu pada individu yang tertutup. Gambaran tipe kepribadian introvert merupakan individu yang mawas diri, pemikir, kurang percaya pada keputusan yang impulsif, pemurung, kaku, pesimis dan pendiam. Individu yang mempunyai kepribadian introvert sulit menyesuaikan dirinya dengan dunia luar : jiwanya tertutup, sulit bergaul, sulit berhubungan dengan individu lain serta kurang dapat menarik individu lain.

Kedua, Edward mengalami bullying secara fisik di sekolahnya. Kepribadian introvert Edward membuat beberapa orang tidak nyaman, seperti memandangnya sombong atau memilih-milih teman. Jenis bullying fisik ini melibatkan kontak fisik antar pelaku dan korban, baik secara langsung maupun tidak langsung. Disini Edward adalah korban dan Ramon adalah pelaku. Bullying jenis ini termasuk memukul, menendang, menampar, mencekik, menggigit, meludahi.

Ketiga, Bullying yang dialami Edward semasa remaja membuatnya menjadi depresi, gangguan kecemasan, dampak pada fisik dan psikisnya, menyendiri, mengucilkan diri serta rasa tidak nyaman berada di lingkungan mana pun.

Semua fakta yang terkumpul tersebut menjadi salah satu alasan mengapa Edward bisa mengalami gangguan Bipolar Disorder. Namun Elora yakin seratus persen jika itu bukanlah alasan utama. Ada sebuah alasan yang lebih besar lagi. Namun Elora belum bisa menemukan alasan itu karena Edward seperti menutupnya rapat-rapat. Ujian bagi Elora untuk membuat Edward membuka suara tentang masa lalunya.

"Permisi, Dokter Elora." Seorang perawat mengetuk pintu ruangan Elora membuat gadis itu memasukan memonya ke dalam saku jasnya, "Ada seseorang yang ingin menemui anda."

"Pasien?"

"Tidak. Dia hanya mengatakan jika ingin menemuimu."

"Oh kalau begitu suruh orang itu masuk."

"Baik, Dok."

Setelah perawat itu pergi, Elora membuka ponselnya karena suara dentingan. Satu pesan masuk dari Malik. Bibir Elora tertarik sempurna.

Malik : Makan siang bersama?

Tanpa ragu Elora pun mengiyakannya pesan dari Malik. Beberapa hari tidak menemui kekasihnya itu membuat Elora rindu. Karena rindu itu berat, Elora tidak ingin memendamnya terlalu lama. Dia harus bertemu Malik secepatnya.

Suara ketukan pintu membuat Elora menyimpan kembali ponselnya lalu sedikit berteriak, "Silahkan masuk!"

Ketika melihat siapa orang yang ingin untuk menemuinya, kedua mata Elora membulat dengan sempurna. Elora terkejut dan sama sekali tidak menyangka, jika dia bisa memutar menit sebelumnya tentu dia akan menolak untuk bertemu jika tahu orang tersebut adalah Pamela.

"Selamat siang, Dokter Elora." Pamela melipat kedua tangannya di depan dada, dagunya terangkat naik. "Senang bisa bertemu lagi denganmu."

"Me—mengapa kau bisa ada disini?" tanya Elora terbata-bata.

"Ini rumah sakit jiwa tentu umum untuk siapa saja yang ingin datang kemari 'kan."

"Silahkan duduk." Balas Elora tegas walau dia tahu jika ini tidak akan menjadi sesuatu yang baik namun Elora harus bersikap profesional sebagai seorang psikiater karena dia sedang berada di tempat kerja bukan lingkungan lain, "Ada yang bisa aku bantu?"

"Tentu ada." Pamela tersenyum sinis, "Bantu aku menjauhi Edward dari seorang penipu."

"Maaf?" Elora tergelak mendengar kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Pamela. Napas beratnya terhembus, "Oke, aku mengaku jika aku berbohong. Namun aku ada di dekat Edward untuk membantunya pulih."

THE DEPRESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang