Chapter 28

4.5K 346 82
                                    

Playlist : Labrint - Jelous.

Warning : Chapter ini mengandung konten 18+ dan berpotensi membuat kalian baper.

jangan lupa tekan bintang sebelum membaca😊

***

Elora menatap alrojinya sambil berjalan keluar dari ruangan praktiknya. Pukul 19:01. Sepanjang koridor, beberapa petugas yang berjaga malam menyapanya dengan ramah. Nama marga Moore memang membuat semua orang tahu jika Elora adalah putri dari pemilik rumah sakit jiwa ini dan itu membuat Elora merasa sedikit canggung karena beberapa orang di rumah sakit memperlakukannya sedikit berlebihan.

Tak sampai satu menit Elora tiba di halaman utama rumah sakit, sebuah mobil yang terlihat sangat familiar melaju mendekat ke arahnya berdiri. Elora memasang senyum gugupnya. Edward sudah berjanji akan menjemputnya karena pria itu lah yang tadi pagi mengantarnya tapi mengapa sekarang Malik yang datang kemari? Oh God..., ini kali pertama Elora bertemu Malik setelah ia kehilangan keperawanannya. Itu terasa menyakitkan.

"I miss you, Elora."

Jatung Elora rasanya ingin copot di tempat ketika Malik mengulurkan sebuket bunga padanya. Senyum pria itu begitu tulus, Malik sama sekali tidak memperlihatkan rasa sakitnya.

 Senyum pria itu begitu tulus, Malik sama sekali tidak memperlihatkan rasa sakitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elora melirik buket bunga itu sedikit canggung, "For me?"

"Yes!" Malik mengangguk sambil mengulurkannya kepada Elora, "Aku pikir bunga lily yang waktu ini aku berikan padamu pasti sudah layu. Ini sebagai gantinya agar kau tidak bosan."

Ya Tuhan. Tolong hilangkan rasa bersalah yang amat besar di hati Elora.

"Terimakasih." Elora mengambil buket itu sedikit ragu-ragu. "Tapi kau tidak perlu melakukan ini, Malik. Sungguh."

"Hubungan kita sudah membosankan dan kau bahkan ingin berpaling dariku. Aku hanya ingin merubah itu, mengulang semua dari awal seperti waktu pertama kali aku menembakmu. Kau masih ingat kan?"

Elora mengangguk.

Bagaimana Elora bisa melupakan hal itu. Malik nekat menjadi pengamen di area Fakultas Kedokteran hanya untuk menyanyikan Elora sebuah lagu yang ia ciptakan satu malam. Dan Elora tidak pernah menyangka diakhir lagu itu, Malik akan menyatakan cinta padanya. Pada jamannya Malik memang menjadi mahasiswa paling tampan di kampus dan siapapun tidak akan menolak jika di tembak oleh seorang Malik Algibson. Hal itu berlaku juga pada Elora, gadis itu mengiyakan Malik dan hubungan itu berjalan langgeng hingga akhirnya Elora jatuh cinta pada pasiennya sendiri. Edward Doris. Itu memang terdengar sangat tidak adil untuk Malik.

"Aku tebak. Kau pasti sedang membayangkan saat pertama kali kita pacaran?"

"Kau seperti cenayang!"

THE DEPRESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang