Chapter 21

5K 389 65
                                    

Setelah tragedi Edward menabrak kucing kemarin malam, Elora merasa jika sepertinya tempat itu memang tidak bersahabat dengannya. Beruntung karena hari ini merupakan hari terakhir mereka di Miami dan beberapa jam lagi mereka akan pulang ke negara asal mereka, London.

Elora melirik jam tangannya. Pukul dua siang. Gadis itu berdesis, dia sudah menunggu hampir satu jam di restoran ini namun Edward dan yang lainnya tak kunjung datang.

"Pak Edward dan yang lain sedang ada dalam perjalanan menuju kemari, Dokter El."

Bara yang sejak tadi berdiri di samping tempat duduk Elora angkat suara melihat kegelisahan Elora.

Ya, Edward mengirim Bara untuk tetap mengawal Elora kemana pun ia pergi. Sedangkan Edward, Pamela dan Riana sejak pagi-pagi sekali sudah pergi ke perusahaan Onolyx untuk menandatangi beberapa berkas.

Katanya, Edward yang meminta Bara untuk mengantar Elora pergi ke salah satu restoran mewah yang ada di Miami untuk makan siang bersama. Dan tentu saja Elora menurutinya.

"Bara."

Bara menundukan sedikit badannya, "Ada apa, Dokter?"

"Duduklah." Elora melirik kursi kosong yang ada di hadapannya. Bara menatapnya sedikit sungkan. "Aku ingin membicarakan sesuatu  yang rahasia. Duduklah."

Dengan itu Bara mengangguk dan mendudukan diri di depan Elora.

"Sudah berapa lama kau kerja bersama Edward?"

"Saat usia saya dua puluh lima tahun. Itu artinya dua belas tahun yang lalu. Dulu saya bodyguard kepercayaan Almarhum Pak William, Ayah dari Tuan Muda."

Elora mengangguk paham. Dia sudah sangat gatal ingin menyelidiki ini.

"Apa terror itu sudah lama terjadi?" tanya Elora to the point, "Maksudku.., kau pasti tau jika Edward sering mendapatkan terror, entah itu serangan fisik ataupun mental. Apa itu terjadi saat Ayah Edward masih ada atau bagaimana?"

Bara diam sejenak. Wajah pria itu memang selalu datar, membuat Elora sedikit sulit menebak.

"Pak Edward mengidap Bipolar Disorder sudah sangat lama tapi terror itu mulai menimpanya ketika ia menjadi CEO untuk menggantikan posisi Pak William."

"Apa serangan itu sering di alami oleh orang-orang di sekitar Edward juga?"

Bara mengangguk. "Aku dan Nyonya Helena adalah orang yang paling sering mengalami kejanggalan itu."

"Lalu kecelakaan Pamela beberapa minggu yang lalu, apa itu menjadi salah satu ancaman menurutmu?"

"Bisa dikatakan begitu, Dokter El."

Elora menghusap wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Aku juga mengalaminya, Bara. Kemarin, di pesta makan malam itu."

Kedua mata Bara membulat, "Seseorang menyerangmu? Apa yang kau alami?"

"Berjanjilah untuk tidak mengatakan apapun pada Edward." ucap Elora pelan, "Aku hanya tidak ingin Edward mengalami kecemasan yang berlebihan. Ini rahasia kita berdua saja. okey?"

"Baiklah, aku tidak akan mengatakannya pada siapapun."

Elora mengangguk mempercayainya. "Kepalaku hampir menjadi sasaran empuk sebuah kapak ketika aku sedang berada di taman untuk mengangkat telpon Nyonya Helena. Aku tidak bisa melihat siapa dia, seluruh tubuhnya tertutup dengan jubah hitam. Yang bisa ku lakukan saat itu hanya berlari untuk menyelamatkan diri."

Wajah Bara sedikit terkejut namun tetap datar. Ada kecemasan di matanya. "Seharusnya aku tidak meninggalkanmu kemarin sesuai perintah Tuan Muda. Jika Tuan Muda tau kau mengalami hal ini, dia pasti akan memecatku."

THE DEPRESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang