Chapter 33

3.7K 285 49
                                    

Pict Elora & Edward on multimedia😍

happy reading.

***

"Elora," ucap Edward ketika ia cukup terkejut dengan kehadiran Elora di dalam rumahnya.

Gadis itu kehilangan kata-katanya. Bibirnya menarik garis keras. Bahkan untuk tersenyum seperti biasanya di depan Edward pun rasanya sulit. Menghela napas panjang, Elora pun siap membuka mulut namun Edward memotongnya terlebih dahulu.

"Apa Nenek sudah tidur?"

"Sudah."

Edward menarik pelan pergelangan tangan Elora untuk keluar dari kamar Helena sebelum ia menutup pintu tanpa membuatnya bersuara. Lantas, Edward meraup wajah Elora dan menghusapnya lembut. Tidak biasanya Edward bersikap setenang ini. Hal itu pun membuat Elora tak ingin mengacaukannya begitu saja.

"Aku kemari untuk menjenguk Nenek Helena." jawab Elora seadanya, "Kau baru pulang?"

Kepala Edward mengangguk, "Hari ini sangat melelahkan."

"Istirahatlah, Ed. Lagi pula aku akan segera pulang."

Ucapan Elora yang sedikit ketus membuat kening Edward mengerut, "Ada yang ingin kau ceritakan? Kau tampak tidak seperti biasanya."

"Mungkin seharusnya aku yang menanyakan hal itu padamu."

Dengan sigap, Edward langsung menarik pergelangan tangan Elora untuk menaiki tangga bersama dirinya. Elora tahu kemana Edward akan akan membawanya. Kamar pribadi Edward. Dan Elora tahu akan berakhir seperti apa setelah mereka berdua tiba disana. Bukanya akan meminta penjelasan, Elora pasti akan dibuat berakhir di ranjang oleh Edward. Malam ini Elora tidak akan membiarkan asumsinya terjadi.

"Kenapa kau membawaku kemari?" Tanya Elora ketika Edward penutup pintu di balik tubuhnya dengan tenang.

Dugaan Elora tidak meleset, Edward memajukan wajahnya dan mengendus daerah sensitif di leher Elora sebelum mengecupnya.

"Edward..," Elora mendorong dada Edward sehingga tubuh pria itu menempel di ujung pintu. Gerakan Elora sukses membuat tatapan Edward berubah. "Aku ingin pulang ini sudah malam."

"Elora." Suara Edward rendah namun mampu membuat bulu kuduk Elora meremang. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah, Edwrad mengikis jarak diantara dirinya dan Elora. Kedua tangannya bertengger di pinggang ramping Elora.

Guratan kebingungan terlihat jelas di wajah Elora. Matanya tak terlepas dari hijau tajam milik Edward.

"Aku tahu ada yang ingin kau katakan."

"Kau memang sangat mengenalku, sayang."

"So?"

"I want you." Bisik Edward di dekat telinga Elora sebelum menggendong gadis itu, refleks membuat kedua kaki Elora melingkar di pinggang Edward.

Tubuh Elora di jatuhkan di atas tempat tidur. Tatapan liar Edward membuat Elora berkali-kali memalingkan wajahnya. Pria itu mengeringai, menatap Elora seperti seekor singa yang siap menyantap makanannya.

Edward membuka jas kerjanya, membuang sembarangan di atas lantai. Menyisakan dirinya dalam balutan kemeja putih dengan tiga kancing yang sudah terbuka. Tubuh Edward pun mendekat dan menindih Elora yang sedari tadi menahan napasnya.

"Kau berhutang penjelasan dan sekarang kau berniat memperkosaku dengan cara seperti ini?"

Edward mengacungkan jari telunjuknya di atas bibir Elora. Meminta gadis itu tak mengeluarkan sepatah kata pun ketika pria itu seperti tidak bisa menahan gairah di dalam dirinya. Jemari Edward menyisir surai milik Elora sambil mencium telinga gadis itu.

THE DEPRESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang