H-1

129K 4.3K 68
                                    

Hulya memilih melamun menghadap kaca besar dihadapannya yang terhubung dengan taman bunga disalah satu cafe di Kota Bandung.

Gadis 18th yang baru saja dinyatakan lulus dari SMA nya tersebut rupanya sedang menunggu seseorang. Sudah hampir 30 menit Hulya menunggu orang yang tak lain berstatus sebagai kekasihnya tersebut, namun orang yang ia tunggu tak kunjung datang.

Hulya merogoh tasnya mencari ponsel miliknya untuk menghubungi sang kekasih.

"Kamu dimana Revan?" Tanya Hulya pada kekasihnya melalui ponsel miliknya.

"Masih dijalan sayang, tunggu sebentar ya" balas Revan kekasih Hulya

"Kamu lama banget sih"

"Iya maaf, biasalah Bandung macet sayang"

"Pokoknya aku tunggu kamu dicafe karena ada hal penting yang harus aku omongin sama kamu"

"Hal penting?" Tanya Revan bingung. "Penting banget ya sampe gabisa nunggu besok, atau nggak kamu ngomong ditelfon" ucap Revan pada kekasihnya

"Gamau Revan. Rasanya gak enak kalo ngomong ditelfon. Aku lebih lega kalo udah ketemu sama kamu" ucap Hulya pada Revan.

Revan tersenyum tipis mendengar ucapan kekasihnya melalui via telfon tersebut. "Yasudah kamu tunggu aku ya, sebentar lagi aku sampai"

"Yaudah aku tunggu dicafe tempat kita biasa ketemu. Pokoknya jangan lama lama" ucap Hulya pada sang kekasih.

Hulya mematikan sambungan ponselnya dan melanjutkan aktivitas melamunnya. Banyak sekali yang Hulya fikirkan saat ini namun Hulya hanya bisa menyimpannya sendirian untuk saat ini.

Sudah lebih dari 10 menit sejak Hulya menghubungi Revan pria itu tak kunjung datang di cafe tempat mereka janjian. Hulya sudah sangat kesal menunggu kekasihnya yang tidak tepat waktu tersebut. Tidak biasanya Revan terlambat seperti ini.

Karena lelah akhirnya Hulya menghubungi Revan untuk kedua kalinya.

"Kamu dimana sih?"

"Disini" balas Revan membuat Hulya menengok kearah belakangnya. Dan benar saja disana sudah ada kekasihnya berdiri sambil  memegang ponsel yang ditempelkan ditelinganya.

"Kangen aku ya" ucap Revan dengan percaya dirinya.

"GR kamu" balas Hulya sambil mencebikkan bibirnya.

"Terus apa dong kalo gak kangen, dari tadi nelfonin aku ngomong katanya ada hal penting emangnya hal penting apa sih yang mau kamu omongin itu" tanya Revan sambil mencubit pipi kekasihnya itu.

"Revan sakit"

"Iya maaf" ucap Revan sedikit tertawa melihat wajah kekasihnya yang kesakitan. "Uhmmm... Hulya maaf ya telat lama soalnya tadi masih harus nganter mama arisan terus dijalan juga macet parah" ucap Revan merasa tidak enak pada kekasihnya.

"Iya,kamu emang lama banget , gak biasanya kamu lama gini" Balas Hulya dengan nada yang sedikit jutek pada Revan, kekasihnya.

Revan tersenyum tipis. "Duhh... pacar aku ini gemesin banget sih,udah gemesin ngangenin pula. Nanti kalo aku ke London aku gak bisa cubit pipi ini lagi" Ucap Revan sambil mencubit pipi Hulya.

Hulya diam saat mendengar ucapan Revan.

"Revan ada yang mau aku omongin sama kamu" ucap Hulya sedikit serius.

"Emang apa yang mau diomongin sama pacar aku ini, kayanya penting banget deh sampe gabisa nunggu gitu" Ucap Revan pada Hulya.

"Aku udah telat sebulan Revan" ucap Hulya membuat Revan mengernyitkan dahinya bingung.

HULYA   [COMPLETE]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang