8. I'll Be Here For You

1.9K 126 0
                                    

Lea menggosok-gosok rambutnya yang masih basah dengan handuk yang selalu disediakan oleh pihak kantor untuk keperluan karyawan. Karena bajunya basah dan ia tidak membawa baju ganti, ia terpaksa harus memakai kaos lengan panjang dan celana training milik kantor juga. Karena cuaca sedang panas-panasnya, Lea tidak terlalu merasa kedinginan lagi. Ia masih syok dengan apa yang baru saja dialaminya. Ia tak menyangka sama sekali jika ia akan mendapatkan kesialan hari ini dengan dikerjai secara brutal dan habis-habisan oleh para senior yang dibencinya itu. Mimpi apa ia semalam sampai harus mendapat hari yang sangat sial sekarang? Ia masih marah dan tidak terima dengan perlakuan keempat wanita iblis itu. Ingin rasanya ia mendatangi mereka sekarang dan mencakar wajah cantik penuh kepalsuan mereka satu per satu. Tapi Husna mencoba untuk menenangkannya agar tidak bertindak gegabah dan membuat keributan yang salah-salah nanti bisa menyeret nama baik sang kakak selaku atasan yang begitu dihormati di kantor ini.

"Udahlah, Le. Biar Pak Panji yang urus mereka. Aku yakin, mereka akan mendapat balasan yang setimpal atas perbuatan mereka." ucap Husna. Lea hanya mendengus. Bagaimanapun ia masih kesal dengan kejadian tadi.

"Tetep aja aku masih kesel sama mereka, Na. Perasaan aku gak punya salah apa-apa sama mereka. Aku selalu baik dan hormat kepada mereka selaku seniorku di sini. Tapi kok mereka jahat banget sih sama aku?! Cuma karena merasa aku nyaingin mereka yang hobinya selalu tebar pesona kepada setiap cowok di sini, mereka serang aku habis-habisan. Itu mereka tahu kalau aku adiknya Kak Panji, apalagi kalau enggak. Gak habis pikir, di mana otaknya ditaruh?!" gerutunya masih dengan nada geram yang bisa Husna dengar. Gadis itu paham apa yang dirasakan Lea, karena ia pun pernah merasakannya dulu.

"Dulu aku juga ngalami hal yang sama kayak kamu, Le. Bedanya aku cuma disuruh ini itu, ngerjain tugas mereka. Aku yang masih anak baru waktu itu cuma bisa manut-manut aja. Selain karena takut, aku belum punya temen deket di sini. Mereka emang berkuasa dan lebih dulu ada di sini sebelum aku. Aku juga baru tahu setelah udah sebulan kerja di sini kalau bukan hanya aku yang menjadi korban, tapi teman-teman yang lain juga. Setelah itu aku terbiasa dengan perlakuan mereka, udah gak aneh lagi." curhat Husna saat mengenang masa-masa pertamanya bekerja di sini yang harus ia lalui dengan ekstra sabar saat itu.

"Masih mending kamu cuman dijadiin babunya mereka doang. Kenapa sih gak dilaporin aja? Udah tahu mereka keterlaluan, masih aja didiemin." Husna menggeleng.

"Mereka selalu ngancam siapa saja yang berani laporin kelakuan mereka selama di sini. Mereka berkuasa dan salah satu di antara mereka adalah keponakannya ketua manajer keuangan di sini, yaitu Virna yang menjadi sekretarisnya Pak Panji. Makanya, mereka gak berani laporin mereka. Apalagi Virna juga menjadi salah satu idola cowok-cowok di kantor ini karena kecantikan dan kemodisannya dalam berpenampilan, terlebih tubuh seksi dan moleknya." Lea mendengus. Badut lampir macam itu dijadikan idola? Ia rasa mata para lelaki itu sedang bermasalah. Apa yang mesti dibanggakan dari wajah cantik penuh kepalsuan dan juga tubuh aduhai yang ia yakini hasil permak juga? Mending dirinya yang cantik alami apa adanya tanpa harus ada yang dirubah kalau ia boleh menyombongkan diri. Tapi Lea bukanlah tipikal perempuan yang senang memamerkan aset-aset berharganya kepada setiap orang di sekitarnya. Ia cukup tahu dirinya menarik dan tak perlu digembar-gemborkan lagi supaya orang lain mau melirik dirinya. Tanpa harus mencari perhatian atau tebar pesona pun, mereka sudah lebih dahulu meliriknya dan menatapnya tanpa berkedip. Itu yang selama ini ia rasakan. Dan lagi-lagi nama keluarga yang mempunyai kedudukan di sini dijadikan tameng untuk mempertahankan eksistensinya di sini dan menutupi kelakuan buruknya. Mereka pasti tak akan berani menuntutnya karena mereka pasti takut dengan pamannya yang merupakan salah satu petinggi di sini. Cemen, loser! Beraninya bersembunyi di bawah ketiak sang paman selaku salah satu petinggi di sini. Hal macam ini nih yang perlu diberi perhatian, penyalahgunaan gelar jabatan untuk hal yang tidak baik.

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang