Hidup itu mirip seperti roller coaster, terus berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Ada saatnya hidup itu mengalami sebuah perubahan tanpa kita duga sebelumnya. Lea begitu merasakan setiap jungkir balik hidupnya. Ia terlahir dari seorang ibu yang berstatus perawan dan ayah yang berstatus duda dua orang anak. Lalu tiba-tiba ia jatuh cinta kepada lelaki yang berstatus sebagai putra ayahnya dari mantan istrinya yang dahulu. Tak ada yang bisa mencegah perasaan ini. Gayung pun bersambut, Panji yang merupakan kakak tiri satu ayahnya membalas cintanya. Akhirnya terjadilah hubungan terlarang ini.
Keluarga mereka begitu terkejut begitu mengetahui cinta mereka dan menentang hubungan mereka. Tapi mereka tetap nekat untuk mempertahankan cinta mereka. Keadaan yang memaksa mereka untuk berpisah membuat mereka akhirnya terdampar di tempat ini, jauh dari keluarga yang mereka cintai. Mereka rela meninggalkan segala kemewahan dan keluarga yang mencintai mereka karena tidak ingin dipisahkan lagi. Demi cinta, mereka rela kabur ke tempat yang jauh dari jangkauan orang-orang yang berpotensi untuk memisahkan mereka lagi.
Dan di sinilah sekarang, di mana hidup mereka berubah 180 derajat. Status kakak adik kini telah berganti menjadi suami istri. Mereka nekat menikah demi mempertahankan cinta mereka yang besar, pernikahan yang jauh dari kata sempurna dan harapan para pasangan pada umumnya, tanpa kehadiran keluarga tercinta. Sangat menyedihkan. Lea menunduk menatap perutnya yang sudah agak membuncit. 4 bulan sudah ia mengandung buah cintanya dengan Panji. Ia kadang masih tak percaya takdir ini. Cinta mereka tetap bertahan meski berada dalam situasi yang salah dan rumit hingga menghasilkan makhluk tak berdosa yang kini bersemayam di rahimnya, hasil dari hubungan ini.
Ucapannya yang menginginkan untuk membuang bayi ini hanyalah sebatas di bibirnya saja. Nyatanya ia tak pernah sanggup melakukan hal itu. Jangankan untuk menggugurkannya, menyentuhnya saja ia tak berani. Nalurinya sebagai seorang ibu yang mulai tumbuh mengalahkan egonya. Ia tak pernah bisa membencinya meski kehadirannya memungkinkan dapat membawa bencana di kemudian hari, terutama untuk masa depannya. Ia tak pernah bisa melakukan itu meski demi kebaikan mereka di kemudian hari. Ia tak bisa karena rasa sayangnya yang begitu besar, bagaimanapun ini hasil dari cinta mereka berdua. Ia telah kalah dan memilih untuk membiarkannya tumbuh, tidak merampas haknya untuk melihat dunia.
"Sayang, minum dulu susunya!"
Lea menolehkan kepalanya ke belakang. Dilihatnya sang suami yang baru masuk dan sedang berjalan sambil membawa segelas susu berwarna cokelat dan menaruhnya di meja nakas. Panji menghampiri istrinya yang sedang berdiri di dekat jendela kamar mereka.
"Kamu sedang apa?" tanya Panji. Lea tersenyum tipis.
"Lagi mandangin taman rumah kita aja. Males ke mana-mana." jawabnya sambil mengalihkan pandangannya kembali ke arah taman rumahnya yang hijau asri dengan berbagai tanaman bunga yang menghiasinya.
Panji mengulurkan tangannya untuk menyentuh perut istrinya dan mengelusnya lembut. Lea menatap tangan suaminya yang sedang mengelus sayang perutnya, seakan mengelus tubuh mungil anak mereka.
"Aku gak sabar pengen ngerasain dia nendang-nendang perut kamu." ucapnya antusias dengan binar bahagia di matanya. Lea tersenyum mendengar ucapan suaminya.
"Sebulan lagi, Kak. Baru dia bisa gerak dan nendang-nendang. Ini baru 4 bulan." ucapnya. Panji hanya mengangguk.
"Ayo minum dulu susunya! Setelah ini kamu makan dan istirahat. Aku udah beli rendang daging yang kamu minta." ucapnya.
Wajah Lea langsung berbinar saat mendengar makanan yang begitu diidamkannya saat ini. Ia sedang ingin makan rendang. Membayangkannya saja sudah membuat perutnya berbunyi.

KAMU SEDANG MEMBACA
This Love
RomanceCinta itu bagaikan angin, tak pernah bisa diatur ke mana arahnya, ke mana dia ingin berlabuh. Kita tak pernah bisa mengatur hati kita untuk jatuh cinta kepada siapa. Lea tak pernah berpikir dalam hidupnya akan merasakan semua ini, merasakan sebuah p...