16. Aku Tak Sanggup

1.9K 103 1
                                    

Sudah hampir seminggu tak ada kabar dari Lea yang masuk ke ponselnya. Panji begitu gelisah dan hampir setiap malam tidurnya tak nyenyak karena kepikiran sikap sang adik yang acuh kepadanya. Ia tak sanggup didiamkan tanpa kejelasan seperti ini oleh Lea. Saat tiba makan siang pun Lea tak pernah datang lagi ke ruangannya. Sungguh, ia merindukan canda tawa sang adik saat mereka hanya berdua. Dan sekarang sudah cukup Lea menghindarinya. Mereka tak bisa terus-terusan seperti ini. Masalah ini harus segera diselesaikan. Ia melirik jam tangannya, sebentar lagi masuk waktu istirahat. Karena pekerjaannya tinggal sedikit lagi, ia memutuskan untuk beranjak dari kursi kebesarannya dan meraih ponsel yang tergeletak di mejanya. Ia berjalan keluar dari ruangannya dan bertemu dengan sekretarisnya yang sedang fokus berkutat dengan layar di depannya.

"Saya keluar dulu ya, Nu! Jika ada yang mencari, bilang saja saya sedang istirahat." pintanya kepada lelaki itu. Lelaki itu hanya mengangguk.

"Baik, Pak." lalu Panji segera berlalu dari sana. Ia berencana untuk pergi ke kafe yang tak jauh dari kantor di seberang. Ia melangkahkan kakinya menuju ruangan adiknya terlebih dahulu untuk menitipkan pesan kepada Lea melalui temannya. Ia melihat seorang pemuda yang keluar dari ruangan sambil membawa setumpuk berkas. Ia mencegatnya.

"Dek, minta tolong sampaikan sama Lea. Saya tunggu di kafe depan. Penting!" pintanya dengan menekankan kata 'penting' kepada pemuda itu. Pemuda itu hanya mengangguk.

"Oh iya, Pak. Nanti akan saya sampaikan." Panji tersenyum tipis.

"Makasih, ya. Saya duluan." ia melanjutkan kembali langkahnya meninggalkan ruangan tempat adiknya bekerja. Semoga saja Lea mau menemuinya. Sulit rasanya mengajak gadis itu hanya untuk sekedar bicara baik-baik saat ini. Ia sudah tak bisa menahan lebih lama lagi untuk memperbaiki hubungan mereka yang sebelumnya baik-baik saja agar kembali seperti sedia kala meski tak akan lagi sama.

***

Lea masih berkutat dengan dokumen yang ada di mejanya. Tinggal sedikit lagi. Sedari tadi matanya tak berhenti fokus menatap layar di depannya. Sesekali ia mengucek matanya yang terasa perih karena terlalu lama di depan layar. Untungnya ia selalu memakai kaca mata anti radiasi untuk mencegah minus pada matanya. Ia merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal karena terlalu lama duduk.

"Le, tadi ada pesan dari Pak Panji. Katanya disuruh nemuin beliau di kafe depan seberang kantor. Penting katanya." Lea menolehkan wajahnya kepada salah seorang temannya yang kebetulan lewat biliknya. Ia menghela nafas sejenak. Panji tak pernah menyerah untuk terus meminta maaf kepadanya dan memperbaiki hubungan mereka yang sempat memanas. Sebaiknya ia temui saja kakaknya sekarang dan tak ada salahnya jika mereka berbicara baik-baik. Akhirnya, ia memutuskan untuk beranjak dari duduknya dan menyudahi pekerjaannya.

"Oke."

"Mau ke kakakmu, Le?" Lea menolehkan wajahnya pada Husna di bilik sebelahnya. Ia mengangguk.

"Iya, Na. Gak apa-apa ya aku gak ikut gabung sekarang sama kalian?" Husna mengangguk paham.

"Iya, gak apa-apa. Siapa tahu Pak Panji ingin menyampaikan hal yang penting." Lea hanya mengangguk.

"Aku duluan ya, Na!" pamitnya sambil berlalu dari sana.

Ia berjalan kaki sedikit dan menyeberang untuk sampai di kafe di mana sang kakak sudah menunggu. Jalanan terlihat padat karena sudah masuk waktu siang di mana anak-anak sekolah bubar dan jam istirahat kantor sehingga ia tidak terlalu sulit menyeberang karena kendaraan sedang berhenti. Ia sampai di sebuah kafe yang selalu ramai oleh anak-anak sekolah atau orang-orang kantor. Ia masuk ke dalam dan mencari letak duduk kakaknya. Ia merasakan ponselnya bergetar dan ada sebuah pesan masuk dari Panji yang memberitahukan kalau ia ada di lantai atas. Lea langsung berjalan menuju tangga untuk menemui sang kakak yang sudah menunggu di atas. Dilihatnya Panji yang sedang bersender di kursi dekat jendela di pojok. Ia menghampiri lelaki itu dan mengambil tempat duduk di seberangnya.

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang