37. Family Time

2K 139 4
                                    

Harum yang menguar dari panci yang sedang dipanaskan di kompor begitu menggugah selera. Lea sedang mengaduk-ngaduk sayur asem yang dimasaknya. Ia mengambil airnya sedikit dan mencicipinya, lumayan enak, sudah cukup pas. Ia kembali menutup panci dan beralih melanjutkan kegiatannya memotong tempe. Ia menikmati perannya sekarang sebagai ibu rumah tangga yang fokus mengurus suami dan anak. Setelah Danish lahir, Lea dituntut untuk bisa merawat bayi. Awalnya ia tak pernah lepas dari bimbingan Widha dalam mengurus putranya karena ia sama sekali belum pernah berpengalaman menangani anak kecil, apalagi yang masih bayi. Bahkan saat pertama kali menyusui Danish atau memandikannya, tangannya begitu gemetar, takut melukai atau menyakiti tubuh mungil itu. Panji juga sering membantu istrinya mengurus putra mereka saat Lea kerepotan mengurusnya.

Ia masih asyik berkutat dengan kegiatan memasaknya hingga suara tangisan bayi terdengar dari arah kamarnya. Ia langsung menyimpan pisau yang sedang dipegangnya dan bergegas untuk menghampiri sumber suara itu. Ia keluar dari dapur dan berjalan menuju kamarnya. Dibukanya pintu kamarnya dan dilihatnya jagoan kecilnya sedang menggeliat-geliat di kasur mungilnya. Ia tersenyum dan menghampiri buah hatinya, lalu duduk di ranjang di mana bayinya diletakkan.

"Duh..., anak Mama yang ganteng udah bangun. Coba Mama periksa dulu celananya." Lea memeriksa celananya dan membukanya, masih bersih ternyata.

"Sepertinya kamu haus ya, sayang? Bentar, ya!"

Ia meraih tubuh mungil itu ke dalam gendongannya. Ditimang-timangnya pelan dengan penuh kasih sayang. Ia tersenyum saat melihat putranya yang sudah mengecap-ngecap lidahnya sendiri. Dibukanya kancing bajunya dan mengeluarkan payudaranya, ia mengarahkannya ke mulut putranya yang langsung disambut dengan lahap oleh bayi itu. Lea tertawa pelan.

"Dedek ternyata udah haus. Minumnya yang kenyang ya, sayang!" ucapnya sambil menimang-nimang pelan tubuhnya.

Karena ia sedang memasak sayur, ia beranjak dari duduknya sambil menggendong Danish dan menyusuinya ke dapur. Ia membuka tutup panci, memeriksa apakah sayurnya sudah masak apa belum. Harum sayur asem dari asap yang mengepul menusuk indra penciuman. Airnya sudah mendidih. Dimatikannya kompornya dan berjalan kembali menuju ruang tengah. Biarlah memasaknya ditunda dulu setelah Danish kenyang mencicipi ASI-nya. Ia duduk di kursi kayu yang menghadap ke televisi. Ia menatap putranya yang masih asyik melahap sumber makanannya. Ia tertawa sendiri, Danish mirip seperti ayahnya yang sama-sama rakus dan lama jika sudah mencicipi sumber makanannya itu.

"Mirip banget kamu sama ayah kamu, sayang. Bener-bener anak Ayah Panji." ucapnya sambil menyentuh pelan hidung mungil sang putra.

Ternyata menjadi seorang ibu itu luar biasa. Meski tak pernah mudah mengurus sang anak, tapi ia begitu menikmatinya. Lea benar-benar berubah menjadi sosok wanita dewasa sekarang setelah statusnya berubah menjadi seorang istri dan ibu. Dan semua itu tidak lepas dari sosok Panji yang telah membuat hidupnya seperti sekarang, alasan ia bertahan dalam situasi paling rumit dalam hidupnya.

***

Danish mengoceh dengan bahasa bayinya yang tidak dimengerti oleh orang dewasa. Bayi 5 bulan itu menggeliat-geliat di atas tempat tidurnya. Lea yang sedang mengoles lip cream di bibirnya di depan cermin menolehkan wajahnya dan tersenyum saat melihat bayinya yang sudah siap dengan baju merahnya dan sepatu mungilnya yang lucu berwarna hitam.

Ceklek ....

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok Panji yang bertelanjang dada dengan handuk yang melilit pinggangnya. Harum sabun menguar dari tubuh kekarnya. Lelaki itu berjalan menghampiri bayinya yang masih menggeliat-geliat di atas tempat tidur. Ia tersenyum dan duduk di sisi ranjangnya.

"Hmmm... Harumnya... Udah seger nih anak Ayah yang gantengnya sebelas dua belas sama Ayah." Lea tertawa kecil mendengar ucapan suaminya. Danish memandang ayahnya dengan tatapan polosnya yang jernih sambil memasukkan jempol mungilnya ke dalam mulutnya.

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang