6. Bodyguard

2.2K 125 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama Lea masuk sebagai karyawati baru di kantor milik ayah tiri kakaknya. Beberapa kali ia membenahi penampilannya yang sebenarnya sudah oke. Hanya ia takut ada yang salah dengan apa yang dikenakannya sekarang. Dengan langkah yang tegak dan menghalau rasa gugup yang mendera, ia mencoba untuk bersikap tenang dan menunjukkan rasa percaya dirinya. Ia memiliki wajah yang cantik dan fisik yang bagus dan menarik. Tak ada yang perlu ia khawatirkan. Ia berjalan menuju lift dan berbaur dengan karyawan lainnya. Beberapa orang memandang bertanya-tanya ke arahnya. Mungkin karena kemarin ia datang bersama Panji, bergandengan tangan pula. Tak ada yang tahu status mereka, jadi mereka mengira jika ia mungkin kekasih Panji. Ah, ia tidak peduli. Yang penting ia bekerja di sini untuk mencari uang dan pengalaman seperti karyawan lainnya.

Ting!

Pintu lift terbuka dan Lea ikut keluar bersama yang lainnya. Ia berjalan menuju arah ruangan di mana ia akan mulai bekerja. Ia sudah diberitahu kemarin oleh Pak Dodi saat wawancara. Ia memasuki sebuah ruangan yang sudah dipenuhi oleh banyak karyawan yang sudah menduduki mejanya masing-masing. Ia masih bingung karena belum tahu di mana biliknya.

"Ini Mbak Lea yang karyawan baru itu, ya? Mari Mbak ikut saya!" ucap seorang lelaki berkaca mata yang memakai setelan kantor. Lea tersenyum tipis dan mengangguk. Ia pun mengikuti lelaki itu. Bisa ia rasakan orang-orang yang memandangnya. Ia mencoba untuk biasa saja.

"Saya Nano, kepala divisi personalia. Kemarin Pak Dodi sudah memberitahukannya, 'kan?" Lea mengangguk. Ia memang sudah diberitahu bahwa ia akan dipandu nanti saat masuk ruangan yang akan menjadi tempatnya beraktivitas sehari-hari mulai hari ini.

"Ini bilik yang akan Mbak tempati. Kalau ada apa-apa, Mbak bisa hubungi saya atau karyawan lainnya. Semoga betah dan nyaman bekerja di sini. Selamat bergabung!" ucapnya sambil tersenyum dan mengulurkan sebelah tangannya kepada Lea yang disambut senyum serupa olehnya. Mereka berjabat tangan sejenak sebagai ucapan selamat datang untuk menyambutnya sebagai karyawan baru yang akan bergabung dengan mereka di sini.

"Terima kasih, Pak. Insyaallah, saya akan bekerja dengan baik di sini." lelaki itu hanya mengangguk.

"Baik. Kalau begitu bisa saya tinggalkan, ya? Saya permisi dulu." pamitnya yang diangguki Lea. Tak lama lelaki itu berlalu dari hadapannya. Lea memasuki biliknya dan menaruh tasnya di mejanya. Ia menjatuhkan pantatnya dan menarik nafasnya sejenak. Ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Terlihat orang-orang yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang fokus dengan pekerjaannya, ada yang mengobrol ria bersama teman-temannya dengan hebohnya, dan bisa dipastikan mereka adalah karyawati. Ruangan ini terasa seperti di pasar. Sudah hal yang biasa. Setiap orang berbeda-beda, ada yang fokus dengan tugasnya, ada juga yang ogah-ogahan dan lebih memilih untuk memperbincangkan hal yang tidak penting daripada mengerjakan hal yang sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai karyawan yang mengabdi di kantor ini.

"Sssttt... Hai!" Lea menolehkan wajahnya saat mendengar bisikan seseorang dari bilik sampingnya. Ia terkejut saat melihat sebuah kepala yang nongol dari atas sekat pembatas bilik mereka. Wajah seorang gadis berhijab yang kini tersenyum ke arahnya.

"Ya Allah... Kaget." ucapnya sambil mengelus dadanya. Gadis itu hanya tertawa.

"Maaf ngagetin. Kamu anak baru, ya?" tanyanya yang diangguki oleh Lea.

"Iya. Aku baru di sini." gadis itu tersenyum. Ia mengulurkan tangannya kepada Lea. Lea beranjak dari duduknya, lalu menyambut uluran tangan gadis itu sambil balas tersenyum.

"Husna. Kamu?" tanya gadis itu.

"Kalea. Panggil aja aku Lea." gadis itu mengangguk.

"Salam kenal ya, Lea. Semoga kita bisa menjadi teman baik." ucapnya yang membuat Lea tersenyum dan mengangguk. Ia merasa jika Husna cocok untuk menjadi temannya.

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang