Chapter 49

435 26 0
                                    

Seorang gadis dengan rambut yang di gerai sedang duduk di bangku tepat  bawah pohon.  Rambut gadis itu melayang-layang karna sapuan angin membuat kesan Cantik siapapun yang melihatnya.

Dari kejauhan tampak seorang laki-laki yang menatap dengan intens kearah seorang gadis itu. Matanya yang terus menatap tanpa berkedip dan seulas senyuman terukir disana

Saat langkah laki-laki itu ingin mendekat, langkahnya langsung saja dihentikan karna melihat pria lain yang mulai mendekati nya.  Mereka tampak sedikit berbicara tapi gadis itu masih diam lalu pria itu menyodorkan  ice Cream kesukaan gadis itu.  Dalam hitungan detik, gadis itu menerima pemberian cowok itu.

Dengan berat hati laki-laki yang melihat mereka dalam jarak jauh  mengurungkan niatnya untuk menghampiri gadis itu dan segera berbalik memutar arah dan pergi meninggalkan dua orang yang tengah mengobrol di bangku itu.. 

" Mungkin ini yang dinamakan cemburu! " Batin laki itu!

•••

" Makannya jangan belepotan "

Tegur Devon pada Tata yang tengah memakan pemberian ice cream dari nya dengan belepotan.

" Habis enak. Hehe "

Seketika Tata sadar!  Seharus nya sekarang ia bersikap seolah membenci pria didepannya!  Kenapa malah sikapnya menunjukan kebahagiaan pada pria itu? OMG!

Devon mengambil sapu tangan di kantongannya, lalu mengelap bibir Tata yang belepotan  terkena ice cream.

Tata yang menyadari niat Devon yang ingin mengelap di bibirnya langsung memundurkan wajah nya. Sikap Tata yang seperti itu membuat Devon langsung mengerutkan alisnya dan menatap Tata bingung...

" Kenapa? " Tanya Devon lembut

" Kakak kesini mau minta maaf kan?  Udah Tata maafin! Yaudah Tata pergi dulu. Nih uang buat ganti ice cream nya.  "

Devon terkejut dengan perubahan Tata. Apalagi Tata menyodor kan 1 lembar lima puluh ribu padanya!  Apa ini yang dinamakan penghinaan?

" Gue iklas ngasih lo ice cream sebagai ucapan maaf gue ke lo. Ambil aja uang nya. " Lalu Devon berdiri dan mengayunkan langkahnya sebelum tangan Tata mencegah nya untuk berhenti.

" Ambil aja Uang nya kak.  Tata juga iklas. Anggap aja ini Tata titip buat Kak Devon. Jika kakak gak mau ngambil Tata bakalan ngrasa hutang budi ke kakak. Apalagi Tata gak mau ngrasa hutang apapaun ke kakak. Tata nganggep apapun urusan ke kakak itu selesai. nih!  Kalau gak mau kasih ke orang lain aja. Atau buang kalau perlu. Tata maafin tapi Hati Tata masih kecewa maaf gak mungkin secepat itu kecewa Tata hilang apalagi bekas nya masih tersisa "

Dan setelah mengucapkan kata itu. Tata segera berlari untuk menjauh dari Devon.

Devon yang mendengar dengan jelas ucapan Tata cukup memejamkan matanya dan meresapi semua ucapan Tata barusan.

" Brengsek! "

Umpat Devon lalu membuang Uang lima puluh ribu yang diberikan Tata tadi dan segera meninggalkan tempat itu.

Semua usahanya ternyata tidak seperti apa yang dibayangkan nya. Semua kacau!  Berantakan!  Devon benar-benar kesal!!

•••

" Eh ta lo dari mana aja?! Dicariin juga?! " Ucap Jessica yang langsung nyerocos ke arah Tata yang baru datang dan langsung duduk di bangku Kantin.

" Lo kenapa? Gak ketemuan sama cowok brengsek itu kan? " Ucap Anggel yang membuat Tata langsung menegang.

" Enggak! " Singkat Tata membuat kedua temannya langsung lega. Tidak dengan Anggel yang masih curiga pada Tata.

" Nih pesenan lo!  Buruan dimakan ntar keburu masuk " Kali ini yang berbicara Nisya dengan lembut membuat Tata langsung tersenyum dan sedikit lega.

Bell sudah berbunyi 15 yang lalu.  Tapi Tata tak berniat beranjak dari bangku kantin. Padahal ketiga temannya sudah pergi ke kelas.

Karna takut ada guru piket lewat, mending Tata pergi ke rooftop tepat penenang hatinya.

Ya anggap aja dia mbolos!

Kaki Tata mengayun dengan cepat menaiki tangga. Berharap cepat sampai di atas dan tidak ada orang yang melihatnya atau ia akan dihukum lagi!

" ASTAGA! "

Karna terkaget dengan pria didepannya, ia melangkah mundur.  Untung saja ia tidak terjatuh.

Pria itu sedang tiduran di samping pembatas dengan kedua mata tertutup rapat. Karna teriakan Tata,  sontak pria itupun langsung membuka kedua matanya. Pandangan pria itu fokus ke arah Tata...

" Eh lo ngapain disini? " Tanya Tata pada pria itu

"... "

Karna yang diajak bicara hanya diam aja tanpa berniat membalas ucapan Tata. Maka Tata bersuara lagi

" Ihh Aldo! Lo budeg? "

Wajah Aldo yang tanpa ekspresi itu masih menatap Tata dengan intens. Tanpa berniat membalas kembali ucapan Tata.

Langkah Tata berjalan maju mendekati pria yang bisu itu! Sumpah Tata benar-benar sangat kesal! Seolah ucapannya diabaikan dengannya.

" Eh Lo budeg! Aldo gue lagi ngo---- ARGGG LO MAU NGAPAIN??! "

Tolong Tata kali ini ia sangat gugup. Karna pria yang tak lain Aldo itu mulai mendekatinya dan menghapus jarak diantara mereka.

Debaran jantung Tata sangat cepat. Apalagi keringat dingin keluar dari tubuhnya ditambah ia sangat gugup sekarang. Ada apa dengannya?

Aldo tersenyum miring.
" Mungkin hanya gue yang ngerasain berdetak dengan cepat, gugup, dan keringat dingin di tubuh gue ketika jarak kita sedikit kayak gini " Ucap Aldo tepat di telinga Tata.

Tata diam...  Mencoba memikirkan perkataan Aldo barusan.

" Dan mungkin hanya gue ketika hati gue memanas ketika gue liat lo dengan cowok lain. " Lalu Aldo memundurkan tubuhnya.. Sangat jauh dari Tata dan berlanjut membuka suara lagi
" ARGGG!! "

"Aldo lo kenapa sih?!  Oke mungkin ucapan gue tadi kasar ke lo. Yaudah maaf deh" Ucap Tata dan mengayunkan langkah untuk mendekat ke arah Aldo

" Lo emang gak pernah peka Ra. "

Setelah membalas ucapan Tata Aldo mengacak rambutnya dan melangkah menuruni tangga.  Tepat sebelum benar-benar menghilang Aldo berhenti karna mendengar ucapan Tata.

" Lo cemburu ke gue?. Ngeliat gue ketemuan sama kak Devon tadi? Bener? "

Aldo memutar tubuhnya 180 derajat. Dan tidak berniat membalas pertanyaan Tata.

Tata yang melihat respon Aldo semakin yakin jika tadi ia melihat nya bertemu dengan Devon.

" Oh astaga. Ckckc tadi kak Devon cuma minta maaf "

Alis Aldo terangkat satu. Lalu bibirnya bergerak mengucapkan sebuah kata " Terus dikasih ice cream kesukaan lo? Dan lo Terima? "

Tata menggeram kesal. Ia yakin pria menyebalkan itu pasti melihat ia bertemu dengan Devon tidak sampai akhir. Pantas!

" Ya iyalah orang dikasih ya harus diterima dong "

Mendengar penuturan Tata, Aldo hanya menjawab singkat "oh" Dan segera memutar kembali tubuhnya.

" Tapi gue kasih uang buat gantiin ice cream nya soalnya gue gak mau utang budi sama dia "

Ya!  Aldo memutar lagi tubuhnya dengan cepat lalu mulai mendekat ke arah Tata " Lo gak balikan sama dia kan? "

Tata menggelengkan kepalanya tanda tidak.

Sontak Aldo segera memeluknya. Hal itu membuat jantung Tata kembali berdetak lebih cepat. Apalagi mendengar ucapan Aldo oh astaga Tata butuh oksigen!

" Maaf gue tadi cemburu ngeliat orang yang gue sayang sama pria lain "


ThaLia (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang