Chapter 50

438 30 0
                                    

Kecurigaan Anggel ternyata benar Tata berbohong. Dan tadi ia menemui Devon di bekakang perpus!

" Brengsek!  Lo ngapain deketin sahabat gue lagi Ha?! "

Dada Anggel naik turun karna menahan amarah yang siap meledak! Pria yang di depannya pun hanya diam membisu tanpa berniat berbicara sepatah pun.

" Hahahaha "

Apaa pria di depannya sekarang gila? Padahal ucapannya mengandung amarah yang tinggi. Tapi kenapa ia malah ketawa?

Pria dihadapan Anggel berdiri tepat di depan Anggel. " Lo perhatian banget sih nyamperin gue? Mau ngasih minuman ya buat gue?  Tau aja gue haus habis latian "

Anggel semakin me melotot kan matanya. Karna minuman pesenan Jessica diambil oleh Devon yang langsung di minumnya hingga sampai setengah.

" Brengsek!  Itu minuman bukan buat lo!! "

Dengan tidak berdosanya, Devon menyodorkan botol minuman yang ia ambil dari tangan Anggel.

" Nih gue balikin "

Cukup sudah Anggel benar-benar marah! 

PLAK!

alhasil pipi kanan Devon yang mulus jadi sasaran Anggel.

" Sekali lagi lo deketin Tata bakalan berurusan sama gue! "

Devon tersenyum.

Buat apa ia tersenyum?  Pikir Anggel.

" Gue suka berurusan dengan lo "

" Gue serius!! "

" Gue lebih serius"

Percuma kalau berbincang dengan pria gila didepannya. Sampai sekolahnya jadi mall pun cuma sia-sia!

Lebih baik Anggel keluar dari lapangan basket itu dan kembali ke kelasnya!  Itu lebih baik. Bodo amat ntar ia dimarahi Jessica kalau titipan nya gak ia beliin!

•••

Hujan turun membasahi seluruh Jakarta. Bell pulang sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu.  Dan sudah sedikit siswa yang berada di sekolah tersebut. Tapi Tata masih setia berdiam diri di depan kelasnya melihat rintik - rintik hujan yang agak deras mengguyur. 

Debaran jantung Tata kembali berdetak cepat takala mengingat kejadian dimana ia ingin menenangkan diri di rooftop alhasil bukanya semakin tenang hatinya malah bertambah tak tenang.

Kenapa dengan dirinya?  Tata terus berfikir kenapa dengan perubahan sikap nya?  Apa ia mulai menaruh hati untuk Aldo? 

" ARGGHH!  gak gak gak mungkin!  Gue gak mungkin jatuh cinta kan sama penguntit itu? " Ucap Tata dengan ekspresi yang sulit diartikan. 

Tangan kanannya mengibas-ngibaskan di depan wajah nya seolah mengusir bayangan Aldo di depannya.

Tata masih melihat guyuran hujan itu, seulas senyum terukir di wajahnya. Mengingat masa lalunya yang sampai saat ini terus diingatnya.  Karna ia percaya Pasti ada pelangi setelah hujan.

Devon terkaget melihat Tata yang sedang duduk di depan kelasnya. Dengan senyum yang terukir di bibirnya ia mengayunkan langkah nya untuk mendekati gadis itu.

" Kenapa belum pulang? "

Sontak Tata kaget, dan menengok ke arah kanan nya. Disamping nya ada Devon yang tengah duduk dan tersenyum ke arahnya.

" Bukan urusan kakak" Jawab singkat Tata. Lalu kembali melihat guyuran hujan lagi.

" Masih marah ya? Kakak beneran nyesel banget udah nyia-nyiain kamu Ta "

Tata yang mendengar nya hanya memutar matanya lalu menjawab " Emang penyesalan itu tepat dibelakang. Jadikan penyesalan itu sebuah pembelajaran. Gue udah maafin kakak. " Lalu menengok ke arah Devon.

" Sekali lagi maaf Ta.  Maaf maaf maaf bgt "

Ingin rasanya Tata menangis..  Orang yang masih ia sayang sekarang bersikap lembut dan meminta maaf dengan tulus. 

Dengan tersenyum Tata menganggukan kepalanya tanda ia bener-bener sudah memaafkan Devon.

Devon membalas senyum Tata. Lalu mengulur kan tangan nya ke arah Tata. " Mau gak jadi Temen kakak? "

Tata menyambut uluran tangan Devon. Dan berjabat tangan " Iya Tata mau "

•••

Sudah hampir 1 jam Tata mondar mandir di kamarnya.  Dan sesekali ia keluar masuk pintu balkon kamarnya.

Ia bingung dengan sikap dirinya saat ini.  Entah apa yang ia rasakan? Ia semakin bingung.

Jantungnya semakin berdetak kencang akhir - akhir ini ketika berada di dekat Aldo.  Apa ini yang dinamakan jatuh cinta?

Tapi seharus nya ia sudah merasakan nya saat dulu ia masih mengejar Kakak kelasnya Devon.!

Kembali Tata menuju balkon nya lalu menatap ke arah bulan yang dikelilingi oleh ribuan bintang diatas sana.

" Perasaan ku senang banget ketika kak Devon berada di dekatku.  Rasa ya aku ingin sepenuh nya memiliki kak Devon. "

" Tapi beda!  Ketika aku berada di dekat Aldo, jantung ku seolah ingin copot. Apalagi pikiranku sekarang dipenuhi dengan dia!  "

Di pejamkan nya kedua mata Tata. Sapuan angin malam yang dingin menembus kulit Wajah Tata. Serta rambutnya terbang-terbang karna angin yang kencang.

" ARGGHH!!! LAMA-LAMA GUE GILA!! "

Teriak Tata dengan mata yang masih terpejam ditambah kedua tangannya menutup telinga.

" Gue masih cinta sama kak Devon! Tapi Aldo?  Ah bodo amat gue gak mungkin jatuh cinta lagi bukan?  Cinta gue masih sama ke Kak Devon. Tapi..  Kenapa tadi gue bales pelukan si penguntit sih! Bego! Bego! Tata lo bego!  Bisa kepedean banget tar tu cowok!!  "

Setelah sedikit tenang..  Tata kembali masuk kekamar dan tak lupa ia mengunci pintu balkonnya. Lalu berjalan menuju ranjang nya.. 

Diliriknya ponsel yang terletak di meja nakas dekat ranjang tanpa berniat mengambil. Lalu ia menyelimuti tubuhnya dengan selimut bergambar little pony itu sampai ke lehernya dan segera memejamkan kedua matanya.

Ia berharap hari ini hanya sebuah mimpi dan besuk ketika ia bangun ia akan menganggap hari ini tak terjadi apa pun.. 




JANGAN LUPA VOTE!!

ThaLia (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang