Chapter 53

407 22 0
                                    

" GUE GAK BUTUH BANTUAN LO! JANGAN SOK PEDULI SAMA GUE!"  Teriak Tata. Ia sangat emosi

Aldo tersentuh dengan ucapan Tata. Lagi dan lagi rasa sakit itu Ia rasakan dalam hatinya karna orang yang sama.

Tata berbalik lalu menggandeng tangan Devon yang sedari tadi diam seolah itu bukan urusannya untuk pergi menjauh dari Dua orang yang membuat nya dongkol!

" Jika itu Mau lo gue gak akan peduli lagi sama lo Ra. Makasih! "

Seperti petir yang menyambar dan Meremukan hatinya, Tata berhenti melangkah dan hanya diam

Aldo melirik ke arah Adira. Lalu menggandeng tangan dia dengan manis dan berjalan melewati Tata dan Devon dengan badan tegap. Dan jangan lupakan wajah Senang Adira saat itu!

•••

Rey dan Alvi sibuk memainkan games PlayStation dirumah Dio. Dio sendiri sebagai tuan rumah malah menyiapkan cemilan dan minuman untuk melayani kedua temannya itu. Betapa dongkol nya kan dia?

Dari arah pintu, masuklah Aldo dengan tampan datar dan dingin.

" Gue kira lo diculik miyabi! "

Aldo tak menanggapi ucapan Dio dan ssegera duduk sambil memakan cemilan yang udah Dio siapin.

" Brengsek!  Gue bukan kacung lo pada anjing! " Teriak Dio kesal.

Rey dan Alvi tak menanggapi omelan Dio. Bahkan Aldo semakin memakan habis cemilan.

" Yah!  Anjir lo curang Rey! " Teriak Alvi dengan heboh

Rey tertawa mengejek " Gue gak curang lo nya aja yang bego maen! "

Alvi melempar stik PS dan segera  bangkit dan meminum minuman dingin.

" Aku kasih tau caranya menang bro. Maju terus jangan mundur lo berada dititik dimana lo kalau gak nikung ya ditikung! Ikutin aluran permainan aja. Jangan keluar jalur ntar lo kalah. Pake otak jangan perasaan. " 

Ucapan Rey barusan membuat kedua temannya melongo. Tidak dengan Aldo yang jelas tau maksud Rey

" Lo ngomong ke gue?  Apa nyindir ni orang? Hahaha " Ucap Alvi sambil menunjuk ke arah Aldo.

Aldo menatap Rey garang..  Raut wajahnya berubah dingin dan datar. Rey Yang ditatap seperti itu hanya bersikap biasa saja seolah itu bukan salahnya.

•••

Hari ini adalah hari membosankan bagi Aldo semenjak hari dimana ia kehilangan Raranya, seolah semangatnya juga direnggut.

Di tatapnya sepasang burung yang berada di atas pohon. Tampak sangat serasi karna si burung jantan memberikan makanan pada si betina. Aldo hanya tersenyum getir melihat ke arah burung itu.

Dari kejauhan Tata melihat Aldo yang sedang duduk dibawah pohon. Mungkin ini saat yang tepat untuk minta maaf ke Aldo karna sikap nya kemarin.

"Harus ya gue minta maaf?" Pikir Tata.

Jujur saja sebenarnya Tata gengsi untuk sekedar minta maaf. Tapi ucapan terakhir Aldo selalu terbayang di pikirannya.

Tata menarik napas panjang melalui hidung lalu dihembuskan lewat mulut. Diulang-ulang sampai rasa gugupnya hilang.

Dilihatnya kotak yang berada di tangannya. Kotak itu adalah bekal makan siangnya yang akan diberikan Aldo sebagai permintaan maaf.

Diayunkan dengan pelan kedua kaki jenjang Tata untuk mendekati Aldo

" ALDO.. "

Langkah Tata berhenti.

Aldo yang mendengar namanya dipanggil, langsung menengok kearah suara.

" Adira? Lo ngapain? "

" Mau ngasih lo ini. Ambil "

Lagi..  Tata merasakan lagi perasaan nya saat ini. Seperti Ada yang menghantam dadanya begitu sakit yang ia rasakan. Ada apa dengan hati nya saat ini?

Tata menunggu beberapa detik. Dilihatnya Aldo yang mengulurkan tangan nya untuk mengambil bekal makanan yang diberikan oleh Adira.

Seolah kedua matanya terasa pedas dan pandangan nya mulai mengabur karna ia yakin saat ini air matanya ingin merobos keluar.

Diliriknya kotak yang ia pegang.
Entah dengan perasaan apa ini, dibuanglah kotak makannya dan ia melangkah mundur lalu pergi dengan berlari.

Adira sangat senang sekali melihat bekal makanan nya di terima oleh Aldo. Tak sia-sia usahanya untuk memasak pagi-pagi buta untuk sekedar membuat Nasi goreng telur.

" Makasih "

" Sama-sama Al. Gue temenin makan ya? "

Aldo menatap Adira dengan dingin dan datar.

" Lo balik kekelas aja. Ntar gue makan"

Adira sedikit kecewa karna Aldo menolak nya. Ia tersenyum pada Aldo lalu berbalik arah, dan segera melangkah pergi meninggalkan Aldo disana.

Aldo mencoba berdiri dan membersihkan kotoran yang menempel di celana nya. Lalu diayunkan kedua kakinya berjalan dengan santai dan dingin.

Ia berhenti tepat di saat Tata berdiri disini tadi. Dibungkukkan badannya dan diulurkan tangan kanannya untuk mengambil kotak makanan yang sudah kotor di bagian bawah nya.

" Gue tau lo peduli sama gue Ra. Kenapa lo buat gue bimbang disaat gue berniat gak peduli lagi sama lo? " Lirih Aldo pelan.

•••

Devon berjalan santai dengan diikuti kedua Sahabatnya dibelakangnya.

Di arah yang berlawanan tampak Aldo dan Rey berjalan beriringan.

Devon tersenyum mengejek ke arah kedua orang di depannya. Tepat saat Aldo dan Rey berjalan di depannya, Devon seolah berucap yang membuat Rey menahan amarah nya.

Devon melempar kaleng kearah Aldo dan Rey.

" Sory bro gue kira Tong sampah!" ucapan Devon membuat Rio dan juga Rendy tertawa dengan keras.

Kedua tangan Rey digenggamnya dengan erat sampai buku tangannya memutih.

Aldo melirik tajam ke arah Devon yang tampak tersenyum mengejek kearahnya.

Dengan cepat tangan Aldo sudah mencengkram kerah Devon
" Bisa gak sehari aja lo gak cari masalah sama gue! "

Dijawabnya ucapan Aldo dengan santai " Gak! "

BUGH!!

Satu pukulan mendarat mulus di pipi  kanan Devon.

Rio dan Rendy yang melihat Sahabatnya dihajar oleh Aldo segera membalas pukulan. Tapi kalah cepat dengan Rey yang sudah menggeret Aldo, membuat pukulan Rio mendarat tepat di pipi kiri Devon.

Diusapnya darah segar yang mengalir disudut bibirnya, di tatapnya kedua mata Aldo dengan kebencian.

" Cih! Lo marah gue katai Sampah brother? "

" Brother? "












JANGAN LUPA VOTE 🙏🙏🙏

ThaLia (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang