Part 3

32.3K 2.3K 35
                                    

Dua jam pelajaran sebelum istirahat mengalami jam kosong di kelas Adira. Bu Yuna guru Matematika sedang cuti melahirkan, alhasil teman temannya pada sibuk masing masing. Karena merasa bosan melihat ketiga sahabatnya yang sibuk selfie akhirnya Adira berjalan menuju meja pojok dimana  terdapat beberapa murid tengah bermain gitar sambil nyanyi nyanyi.

"Rif, pinjem dong gitarnya," pinta Adira kepada Arif yang tengah memegang sebuah gitar.

"Nah, Adira dateng nih," ucap Adrian—sang ketua kelas yang baru dilantik kemarin.

Arif menyerahkan gitar tersebut, diikuti beberapa teman sekelasnya ikut duduk merapat.

"Mau reques lagu apa?" ucap Adira

"Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi — HIVI," sahut Ghea teman sekelasnya. Tanpa menunda nunda, Adira langsung memetikkan senar gitar sesuai nada, mereka mulai bernyanyi bersama.

Suara ketukan pintu terdengar oleh teman sekelasnya, membuat mereka hening sejenak dan menghentikan aktivitas mereka, tidak lama kemudian muncul seorang cowok dari luar.

"Yang namanya Adira, dipanggil wali kelas," ucap Febby datar. Gadis itu menyerahkan kembali gitar tersebut kepada Arif lalu beranjak dari tempatnya semula.

"Mau dianter gak?" tawar Arif.

"Gak usah, lagian cuma gue doang yang dipanggil. Lanjutin lagi nyanyinya," ujar Adira, cewek itu berjalan keluar kelas mengikuti langkah Febby.

Sebenarnya Adira belum siap bertemu dengan cowok ini, ingat bagaimana kejadian kemarin. Sungguh memalukan.

"Kak Febby," ucapnya dengan nada berbisik.

Mana denger aneh kalo lo ngomongnya gitu batin Adira

Cewek itu menggigit bibir bawahnya lalu membuka mulut ingin bersuara tapi kata kata itu tertelan lagi, berulang kali dia lakukan hingga akhirnya dia menghembuskan napas dengan keberanian yang sudah dikumpulkan, cewek itu mulai berbicara.

"Ng—Kak Febby." ucapan itu terlontar begitu saja membuat cewek itu memejamkan mata harap harap cemas takut gak direspon.

"Hmm," ucap cowok itu tanpa menoleh dan masih terus berjalan. Adira tercengang tak percaya, masalahnya baru kali ini dia berbicara dengan cowok itu.

"Ma—maaf." ah sial malah gugup kayak gini. Febby menghentikan langkahnya, lalu berbalik menghadap Adira.

"Buat?"

"Kemarin, soal bekas minuman ya—"

"Gak usah dibahas," potong Febby cepat.

"Tapikan, Kak Febby belum maafin gue." cerewet nya mulai keluar. "Gue, gue gak enak aja."

"Udah gue maafin," ucap cowok itu lalu berbalik dan mulai melangkah menuruni tangga. Adira menepuk nepuk mulutnya yang kalo cerewetnya keluar suka tak tau tempat.

Febby Anggara, cowok didepannya ini yang tengah memakai almamater Osis mempunyai mata yang tajam, punggung yang lebar—pelukable banget, dan rambut hitam yang selalu menutupi keningnya. Cowok dingin, datar, irit ngomong, irit senyum mampu membuat Adira selalu jatuh hati. Dan satu ciri khas cowok itu, selalu memakai earphone berwarna putih ditelinganya.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang