Part 9

25.8K 1.9K 53
                                    

Adira rebahan di kamarnya, mata gadis itu masih menatap hoodie hitam yang dia angkat di udara. Hoodie milik Febby yang cowok itu pinjamkan kepadanya kemarin. Kemudian cewek itu memeluknya, mencium aroma itu kembali.

Merasa gemas sendiri, kaki gadis itu menendang nendang udara terus berguling guling dan berakhir duduk dipinggir kasur.

"Ini dia yang kesambet atau gue ya? Ini sejarahnya seorang Adira dipinjamkan jaket milik Febby," ucap gadis itu masih tak percaya.

"Ngapain lo?" tiba tiba kepala seseorang muncul dari balik pintu.

"HUUUAAAA!!" Adira terkaget sampai cewek itu terjatuh kedepan mencium lantai kamarnya.

Adira segera bangkit, dia penasaran siapa orang yang udah membuat dia sampai kaget.

"Masih pagi udah kayak orang kesambet, suara lo kedengaran sampe tangga." Amira kembali menutup pintu kamar, kemudian berjalan menuju Adira bersama Syabila dan Putri yang ada dibelakangnya.

Melihat pergerakan ketiganya mendekat, cewek itu menyembunyikan hoodie milik Febby dibalik tubuhnya.

"Apaan tuh, main sumput sumput aja," kata Syabila matanya terus melirik tangan Adira yang berada dibelakang tubuhnya.

"Bukan apa apa kok." Amira yang mulai kepo langsung merebut benda tersebut dari tangan Adira.

"Wow sebuah hoodie. Milik siapa nih kira kira?" tanya Amira menyelidik, sambil mengangkat tinggi tinggi hoodie itu.

"Pantesan keliatannya seneng banget hari ini," ucap Putri lalu cewek itu merebahkan tubuhnya di kasur Adira.

"Ng–ini punya Bang Faiz kok, iya punya Bang Faiz," ucap Adira berbohong dan mencoba meyakinkan teman temannya.

"Gue yang tanya Abang lo atau lo ngaku sendiri nih," ucap Amira mulai menggodanya.

Kalo Faiz bisa tau tentang hoodie ini bisa gaswat! Cowok itu kemarin memang menjemputnya di kafe tapi tak memperhatikan sama sekali apa yang Adira pakai. Padahal, kalo pada saat itu Adira ditanyai, dia sudah siap untuk menjawab dengan berbagai alasan.

Faiz itu orangnya gak bisa jaga rahasia yang Adira ucapkan kepadanya. Pernah waktu itu Adira sedikit bercerita tentang teman sekelasnya waktu SMP yang pernah menyukainya dan itu hanya Faiz yang tahu, tapi besoknya tiba tiba sang Mama menggodanya sambil menyebutkan nama anak cowok yang suka padanya, siapa lagi kalo bukan Faiz pelaku pembocor rahasia.

Faiz itu juga perusak suasana, nyebelin. Tapi disaat dia serius dan selalu memprioritaskan keluarganya, itu yang membuat Adira menghangat dan tetap sayang kepada cowok itu.

"Kalian itu ya! Yaudah gue ngaku." Adira pasrah saja, daripada Faiz yang tak tau apa apa ditanyai sahabat sahabatnya terus mencari tau, bisa berabe, bisa bisa satu komplek gempar. "Itu punya kak Febby, kemarin dia minjemin gitu aja ke gue."

"What?! Serius lo?" ucap ketiganya kompak.

"Terus, terus." Amira nampak antusias menunggu kelanjutan ceritanya.

"Terus nabrak," jawab Adira polos.

"Ih, bukan itu! Terus kelanjutan ceritanya?."

"Yaudah gitu aja, abis ngasih hoodie itu, dia nanyain gue pulang sama siapa, ya gue jawablah dijemput Bang Faiz, abis itu dia pergi."

"Gak Peka!" ucap ketiganya lagi, kompak.

Adira memutar bola matanya malas,  lalu tersadar sesuatu. "Heh! Kalian ngapain pagi pagi udah ke rumah gue aja. Mana masuk kamar gak pake ketuk lagi!"

"Ya kita mainlah mumpung weekend, pusing gue dirumah terus. Lagian kata Tante Rahma kita disuruh langsung ke kamar lo," ucap Amira yang disetujui Syabila dan Putri.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang