Febby tengah membaringkan tubuhnya diatas kasur, cowok itu menghela napas panjang. Sekelibat senyum Adira terlintas di pikirannya. Ntah kenapa dua hari ini gadis itu selalu memenuhi otaknya, jantung Febby berdegup kencang ketika matanya tak sengaja bertemu dengan mata gadis itu.
Dan yang membuat Febby bingung, kenapa dia jadi orang aneh di depan cewek itu tadi. Biasanya saja tidak pernah begini. Ada apa sih sebenarnya dengan dirinya? Febby mengacak rambutnya frustrasi.
Apa perasaan itu datang kembali? Perasaan yang dulu selalu Febby sangkal, kalo iya berarti dia kena karma teman temannya. Walaupun begitu, Febby tak mau langsung ambil kesimpulan, cowok itu ingin memastikannya sendiri.
"Ngapain sih lo Feb? Sakit?" Farhan yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamar Febby sambil melihat tingkah aneh kembarannya itu, berjalan mendekat.
Febby tak merespon Farhan. Hal itu membuat Farhan yakin ada yang tidak beres dengan kembaran nya itu. Farhan duduk di tepi kasur, lalu tangannya terulur ke dahi Febby untuk mengecek suhu tubuhnya.
"Apaan sih," ucap Febby sambil menepis tangan Farhan.
"Lo itu yang apaan! Dasar kembaran gila."
"Diem deh lo. Lo gak tau apa apa!"
"Maka dari itu, gue pengen nanya ke lo biar tau," ucap Farhan, lalu dia merebahkan tubuhnya disamping Febby. "Lo kenapa sih? Tumben kayak orang kurang sajen."
"Gak ada apa apa."
"Atau jangan jangan lo lagi marahan ya sama si Adira, cewek lo?" Febby tidak menjawab. "Yaudah sana gih temuin, deketan gini rumahnya." kali ini Farhan mendorong dorong bahu Febby yang masih berbaring disampingnya.
Febby yang merasa terusik langsung menatap Farhan tajam, lalu cowok itu bangkit dari posisinya dan duduk di pinggir kasur. Hening cukup lama, hingga pertanyaan yang Febby lontarkan membuat Farhan tertawa.
"Lo pernah ngerasain jatuh cinta gak?" setelah mengucapkan pertanyaan itu, Febby mendengkus kesal melihat Farhan yang masih tertawa.
"Ya pernah lah pinter, makanya gue punya pacar," jawab Farhan. Tak lama cowok itu menatap Febby curiga. "Kok lo nanya gitu sih? Bukannya lo lagi ngerasain jatuh cinta juga?"
Mendengar pertanyaan itu membuat Febby merutuki dirinya. Soal dia dan Adira pacaran kan Farhan tidak tau apa yang terjadi sebenarnya. Yang cowok itu tau tiba tiba Febby dan Adira sudah jadian.
"Ya," jawab Febby singkat.
"Apa jangan jangan lo gak peka jatuh cinta tuh gimana? Aduh Feb makanya jadi orang jangan kaku amatlah, kesian tuh Adira makan ati sama lo," ucap Farhan lalu terkekeh. "Lagian belum ngerti cinta udah main pacar pacaran aja."
"Nyesel gue ngomong sama lo!"
"Yaudah sini gue ajarin semua hal tentang cinta," tawar Farhan. "Biar sekalian gue buat lo jadi bucin."
Febby mendelik, malas meladeni Farhan. Cowok itu bangkit dari kasurnya, lalu keluar dari kamarnya menuju ke dapur untuk mengambil minuman. Mungkin dengan meminum sesuatu dari lemari es akan membuat otaknya kembali dingin.
"Mau kemana lo? Gue belum selesai ngomong nyet," ucap Farhan tapi tak digubris oleh Febby. Hal itu membuat Farhan geleng geleng kepala sendiri.
"Heran deh gue sama Febby, kayak bocah, sumpah. Jatuh cinta aja gak paham. Fix, kayaknya disini gue yang cocok jadi abang nya." Farhan bermonolog sendiri sambil menatap langit langit kamar Febby.
***
"Nanti kalian buka grup kelas ya," ucap Adrian yang sudah berdiri di depan papan tulis sambil memegang ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Senior [Complete]
Teen Fiction[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti es batu dan datar seperti triplek. Dia bukan tipe cewek yang caper jika ketemu kakak kelas, dia lebih memilih diam dan memendam rasa. Disaa...