Part 52

17.1K 1.2K 28
                                    

Suara langkah kaki di lorong rumah sakit terdengar tergesa gesa. Suara tersebut adalah suara langkah kaki milik Adira. Waktu dia datang ke ruang guru bersama Febby disana sudah ada Faiz yang menunggu. Cowok itu memberitahu Adira bahwa Papa nya masuk rumah sakit.

Pantas saja perasaannya tidak enak sejak sebelum bel istirahat tadi.

Jadi, Faiz kesini berniat untuk meminta izin kepada pihak sekolah agar bisa mengizinkan Adira pulang lebih dulu. Akhirnya Adira pun di izinkan dan tidak hanya itu, Febby juga ikut serta dengan mereka. Padahal Adira sudah melarang cowok itu ikut dan tetap fokus belajar karena sebentar lagi Febby akan menghadapi ujian.

Setelah berada di depan pintu ruangan, Adira segera masuk ke dalam ruangan tersebut. Terlihat di atas bankar ada sosok sang Papa tengah duduk disana. Tangan beliau juga di infus. Dengan segera Adira pun mendekati Papanya lalu memeluk beliau.

"Gimana keadaan Papa?" tanya nya lalu mengurai pelukan tersebut.

Andra tersenyum lalu mengusap lembut kepala putrinya. "Papa gak papa cuman kecapean aja."

"Kok papa gak bilang sih kalo hari ini mau pulang?"

"Tadinya mau bikin kejutan untuk kamu eh malah gak jadi."

"Lho Adira kamu jemput beneran bang?" ucap Mamanya yang baru masuk ke ruangan tersebut sambil membawa semangkuk bubur ayam.

"Iya Ma, Abis Faiz khawatir juga panik waktu Mama telpon tadi kalo Papa ada di rumah sakit."

"Haduh pulsa Mama tadi abis makanya Mama belum selesai ngomong udah kepotong. Mama tadi mau bilang kalo Papa cuma kecapean aja, gak perlu buru buru mau kesini."

"Kebiasaan Mama mu itu," sahut sang Papa. "Jadi ganggu kamu belajar kan."

"Enggak kok Pa, Adira belum seberapa aktif belajar," ucap Adira yang kini duduk di kursi samping bankar. "Adira kangen sama Papa."

"Papa juga kangen."

Mamanya meletakkan bubur tersebut di meja yang berada di samping bankar lalu menyiapkan meja kecil yang akan diletakkan diatas bankar lalu meletakkan bubur beserta air putih di meja kecil tersebut.

"Papa mu mau makan dulu," ucapnya memberitahu Adira.

Cewek itu pun beranjak dari sana dan mendekati Febby yang berdiri di belakang Faiz. Lalu membawa cowok itu duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.

"Lho ini nak Febby juga ikut?" tanya Rahma yang baru menyadari keberadaan Febby disana.

"Iya tante," ucap Febby sopan.

"Udah daritadi Ma, masa Mama baru liat," ucap Adira yang kini sedang mengupas kulit jeruk.

"Iya, namanya juga orang udah tua." lalu Mamanya itu beralih ke arah Febby. "Aduh jadi ngerepotin kan, seharusnya kamu di sekolah aja biar fokus belajar bentar lagi kan mau ujian," ucap Rahma kepada cowok tersebut.

"Gak ngerepotin kok tante, sengaja mau membesuk Om Andra juga sekalian."

"Udah dibilangin tadi Ma, tapi tetep kekeh mau ikut." Febby pun mengacak rambut Adira gemas. Membuat Mama dan Papanya terkekeh geli disana.

"Jiwa jomblo ku meronta ronta," ucap Faiz yang udah tak tahan melihat ke uwuwan adiknya sendiri.

"Makanya besok cari pacar bang, masa kalah sama adekmu," ucap sang Papa menasihati lebih tepatnya mengejek Faiz. Hal itu membuat tawa yang lain terdengar dan Faiz misuh misuh.

"Yaudah kalo gitu di cicipi buah nya Feb. Maklum gak ada makanan lain, karena baru tadi pagi Papa nya Adira masuk rumah sakit sehabis dari bandara jadi gak nyiapin apa apa," ujar Rahma.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang