Part 19

22.3K 1.6K 48
                                    

Happy Reading!
~~~


Seluruh murid tengah berbaris dilapangan karena upacara bendera akan segera dimulai. Di tengah lapangan, anak Osis sibuk membantu mempersiapkan persiapan upacara, sedangkan anak PMR sibuk menyiapkan tandu di UKS.

"Slayer gue mana tadi?" tanya Amira yang sibuk mencari benda berbentuk segitiga berwarna kuning dengan lambang PMI miliknya.

"Tadi sama Angga, coba tanya aja," sahut Meka salah satu anggota PMR.

"Dir, hari ini lo tugas di lapangan ya?" ucap Gilang sang ketua PMR.

Adira yang sedari tadi sibuk menyusun obat obatan di kotaknya, menoleh, menatap Gilang dengan bingung. "Lho kok gue kak? Bukannya Kak Anis."

"Dia mendadak sakit, barusan chat gue," ucap cowok itu sambil memperlihatkan isi chatannya dengan Anis kakak kelasnya. "Lo dilapangan ya? Lagian yang jaga UKS udah cukup," bujuk Gilang, Adira hanya mengangguk mengalah.

Sebenarnya mood Adira masih kurang bagus, karena tadi pagi Syabila membahas soal pertemuan tidak sengaja mereka di kafe. Dia masih saja menggoda Adira menggunakan bahasa embel embel 'kencan' dengan suara yang lumayan kencang, sampai teman sekelasnya mengatakan 'Cie cie' bahkan ada yang sampai menghujat yaitu para fans nya Arif. Sungguh Adira malu, pipinya memerah, dia dan Arif mencoba menjelaskan apa yang terjadi, hingga mereka mengerti.

Cewek itu menutup kembali kotak obat dan menyerahkannya kepada Meka yang bertugas di UKS. Lalu Adira memasang slayernya di leher.

Adira baru teringat sesuatu, cewek itu mengetuk kepalanya dengan jari "Gue baru inget, topi gue ketinggalan di rumah," ucap Adira lalu menyengir.

"Haduh gimana sih lo."

"Ya mana gue tau kak, gue kira bakal jaga UKS"

"Kalian pada bawa topi gak?" tanya Gilang kepada anggota PMR yang berjaga di UKS, semuanya serentak menjawab 'tidak'

"Topi gue, gue pake soalnya yang tugas upacara senin ini kelas gue," jelas Gilang, cowok itu panik sendiri.

"Seharusnya kalian itu walaupun jaga di UKS tetep bawa atribut lengkap, apalagi topi. Kalo urusan mendadak kayak gini kan gak repot," lanjut cowok itu. Semuanya hanya menjawab "Iya kak"

"Yah, gimana dong. Masa iya gue harus dihukum gara gara atribut gak lengkap. Padahalkan gue bertugas jaga jaga siapa tau dari mereka ada yang sakit, dari belakang." Adira cemberut.

"Udah gak sok sedih lo, bilang aja lo ngode, yaudah ntar gue beliin di koperasi."

"Nah gitu dong, sebagai ketua yang baik harusnya lo peka. Nanti gue ceritain deh ke Yena kalo kak Gilang tadi baik banget beliin gue topi."

"Ye giliran ada mau aja, bisa diandalin lo. Dasar pencitraan," cibir Gilang, sedangkan Adira hanya memeletkan lidahnya.

Sedang asiknya bercanda sambil nunggu upacara siap, tiba tiba sebuah pesan masuk di ponsel milik Adira.

Mama :
Dek, topi kamu Mama liat ketinggalan diatas meja ruang keluarga. Jadi Mama titip ke Febby anaknya Tante Hellen

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang