Adira dan teman temannya kini sudah sampai dikafe tersebut, bahkan sudah memesan pesanan mereka.
Kedai ini tampak ramai oleh anak anak SMA Starla, tidak hanya Adira dan kawan kawannya saja yang datang kesini. Karena tempatnya yang hanya berjarak 100 meter dari sekolahnya, memudahkan murid SMA Starla untuk menuju kesini.
Meja sudah hampir penuh, padahal setelah bel berbunyi tadi mereka sudah ngacir diluan. Yang namanya tempat nongkrong apalagi perdana buka, pasti cepat ramainya.
Adira mendatangi meja kosong yang menurutnya cocok untuk mereka tanpa sepengetahuan teman temannya. Namun, saat dia menarik kursi, seseorang juga menarik kursi didepannya. Adira mendongak, mendapati mata tajam itu. Mata milik Febby. Keduanya hanya terdiam dan saling pandang, hingga suara Arif menyadarkannya lalu ia membuang muka.
"Dir, dicariin dari tadi malah ilang." cowok itu melihat seseorang yang tepat berada didepannya. "Ayok Dir, ini udah punya orang. Kita juga udah dapat meja." Adira masih terdiam, tanpa mengatakan apapun lagi Arif menarik cewek itu menuju tempat mereka yang tak jauh dari meja itu.
"Kemana aja dah lo, malah meisah dari kita untung gak ilang," ucap Syabila.
Adira menarik kursi dan duduk diantara teman temannya. "Nyari meja, tadi sih udah dapet. Tapi-" cewek itu merapatkan bibirnya.
"Tapi apa?" Amira menyahuti karena mulai kepo.
"Udah punya orang," sahut Arif cepat disaat Adira ingin membuka suara.
"Iya, punya Kak Febby," cicit Adira.
"Oalah, pantes muka lo tiba tiba kayak boneka mampang." Amira tertawa membuat Adira mengerucutkan bibir.
Tidak lama dari itu pesanan mereka sampai dimeja. Adira jadi terfokus dengan es krim yang ada didepannya. Setelah pelayan tersebut pergi, mereka mulai menikmati es krim masing masing.
"Eh gue kira dia sendirian loh Dir," ucap Amira membuka suara lagi, matanya menatap lurus meja dibelakang Adira. "Taunya bareng teman teman yang gak warasnya itu."
"Tuh cowok gue kira mau pesen es krim juga nyatanya, dia bawa minuman dari luar." Syabila ikut menyahuti. Putri hanya terdiam, malas mendengar ketiga sahabatnya itu membicarakan cowok diseberang sana.
Adira memutar sedikit badannya, dia dapat melihat Febby yang tengah menunduk menatap layar ponsel, didepan nya ada sebotol kopi instan. Jarak meja mereka berselang 2 meja dengan meja cowok itu, jadi Adira masih bisa melihat jelas apa yang dilakukan cowok itu.
"Liatin apaan sih, sibuk amat kayaknya," celetuk Adrian dari meja seberang mereka. Yang tak sengaja menatap ketiga cewek tersebut yang sedari tadi heboh sendiri.
"Biasa gebetan Adira, kak Febby," ucap Syabila santai, yang setelahnya membuat kepala Adira menoleh menghadap sepenuhnya wajah Syabila sambil melotot.
Sedangkan di meja para cowok sibuk menggoda bahkan tertawa tawa, hal itu membuat Adira sedikit merona.
"Lo itu ya!" peringat Adira masih kepada Syabila.
"Nyeplos Dir, nyeplos, aduh ini mulut." cewek itu menepuk nepuk pelan bibirnya. "Jangan marah dong Dir." Putri mengusap usap tangan Adira yang berada diatas meja.
"Gak pa-pa lah Dir, biar para buaya disamping kita nih gak gangguin lo terus," ucap Amira yang mencoba mengakhiri tawanya, karena terbawa arus cowok disampingnya itu. "Untungnya cuma mereka bertiga loh."
"Au ah." Adira menunduk mulai menikmati kembali es krimnya
***
"Mampus dah gue!" ucap Amira yang baru saja kembali setelah mengangkat telpon, membuat ketiganya sahabatnya yang masih berdiri di parkiran menunggu gadis itu jadi menatapnya penuh tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Senior [Complete]
Teen Fiction[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti es batu dan datar seperti triplek. Dia bukan tipe cewek yang caper jika ketemu kakak kelas, dia lebih memilih diam dan memendam rasa. Disaa...