Part 14

23.6K 1.8K 25
                                    

Tiga hari telah berlalu, kini Farhan mulai kembali bersekolah. Sesuai kesepakatan sebelumnya, Adira berhasil membujuk Amira agar berbaikan dengan Farhan dan selama sebulan pula Farhan harus menyediakan stok es krim ke rumah Adira.

Sebuah motor melewati dirinya yang sedang berjalan di pinggir lapangan, barusan saja Wenda lewat tapi kali ini dia diboncengan Farhan. Pikiran Adira sudah kemana mana, bisa bisanya cowok itu berpaling dari Amira padahal mereka barusan baikan. Kalo gitu Adira akan mengurus cowok itu.

Dan disaat dia ingin melangkah menuju parkiran, kebetulan dia bertemu Amira.

"Eh Dir ngapain disini? Lo udah bawa motor?" tanya Amira yang melangkah menuju kearahnya.

"Iya gue titipin sama driver Ojol," jawabnya asal dengan mata terus melirik sekitar.

Amira mengikuti arah gerak Adira, sangking penasaran cewek itu membuka suara. "Nyari apaan sih lo? Febby? Dia bukan tukang parkir jadi gak ada disini, kalo mau cari tuh diruang Osis atau tunggu di gerbang bentar lagi juga dia tugas."

"Bukan! Itu... Tadi gue...." Adira menjeda. Bertany tanya dalam hati Haruskah dia memberitahu hal ini?

"Apaan dah ngomong yang jelas kek."

"Bingung gue ngomongnya gimana sama lo, gak enak guenya."

"Sok sok-an juga lo, ini nih yang buat gue penasaran. Cepat cerita!"

"Tapi lo jangan langsung emosi ya?"

"Ya tergantung. ceritanya."

"Ih, janji dulu."

"Iya iya."

"Tadi... Gue liat Kak Farhan bonceng Kak Wenda," ucap Adira sedikit ragu, lalu seketika itu tawa Amira pecah, membuat Adira kebingungan sekaligus takut kalau cewek ini tiba tiba kesurupan. "Ih, kok malah ketawa."

"Oh gue belum kasih tau lo ya." Amira menjeda, mencoba mengakhiri tawanya "Wenda itu masih sepupu mereka berdua."

"HA? SERIUS LO," pekik Adira tepat disamping telinga Amira. Murid yang berlalu lalang menatap aneh dua cewek itu lebih tepatnya Adira.

Tapi, Adira hanya masa bodoh walaupun sedikit malu.

"Ye biasa aja kali gak pake toa. Budek kuping gue ntar." Amira mengusap usap telinganya sedangkan Adira hanya menyengir.

"Terus, terus lo taunya sejak kapan?"

"Baru kemarin sih."

"Ah jahat lo mah! Gue udah dongkol aja kalo liat Kak Wenda."

"Bener kata Putri, lo itu... Calon bucin," celetuk Amira

Adira menoleh menatap sepenuhnya wajah Amira merasa tak terima dikatai seperti itu. "Heh! Apa hubungannya ya." Amira hanya mengangkat bahu acuh.

Disaat melewati mading, tempat yang jarang dikerumuni banyak orang itu hari ini tampak ramai. Pasti ada berita penting sampai murid SMA Starla berebut ingin melihat sesuatu yang ada disana.

Adira menyenggol lengan Amira, mereka saling tatap seperti memberi kode agar ikutan melihat ke mading untuk menghilangkan rasa ke kepoan yang susah meningkat.

Keduanya berjalan menuju kerumunan itu, mencoba menerobos agar sampai tepat didepan pengumuman yang menjadi perhatian murid SMA Starla pagi ini.

Akhirnya Adira dan Amira sampai didepan kertas yang menjadi rebutan itu, setelah melewati beberapa temanya yang bertubuh lebih besar dari kedua siswi tersebut.

"Pertandingan basket antar sekolah, yang diadakan di SMA Starla. Hari sabtu," ucap Adira membaca isi pengumuman tersebut.

"Wah, dua hari lagi dong!" seru Amira sambil bertepuk tangan. "Dir, Kak Febby ikut tuh, nonton kuy. Pasti kelas jamkos."

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang