Part 11

25.1K 1.8K 33
                                    

Setelah disidang oleh guru BK, Febby segera keluar dari ruangan tersebut menuju parkiran. Derwin-temannya baru datang dari kelas membawakan tas Febby diikuti Farel dan Brian. Cowok itu dibolehkan pulang diluan untuk beristirahat.

"Thanks bro," ucap Febby meraih tasnya tersebut.

"Yoi, hati hati Feb. Gak mau gue anter gitu, sekalian gue bisa pulang," ujar Derwin.

"Itu sih mau lo!" ucap Brian sambil menoyor Derwin yang hanya cengengesan.

"Lo di skors Feb?" tanya Farel.

"Gak."

"Terus?."

"Cuman disuruh istirahat aja hari ini, besok udah sekolah lagi."

"Karena lo Osis? Makanya gak dihukum," sahut Brian.

"Semua murid disini sama aja. Yang salah harus dihukum, karena gue berkelahi baru sekali dan gak pernah buat gara gara. Jadi gue disuruh istirahat aja," ucap Febby panjang tapi datar.

"Woahh, baru kali ini gue denger lo ngomong sepanjang itu," Ucap Derwin kagum yang dibalas anggukan oleh Farel dan Brian membuat Febby mendelik "Yaudah, cepet sembuh bang Ketos. Kalo gitu kita mau balik ke kelas, bentar lagi pelajaran bu Dewi." Febby mengangguk, lalu mereka melangkah meninggalkan parkiran, Derwin tak lupa menepuk pundak Farhan yang baru aja keluar dari ruang BK, berjalan menuju parkiran. Cowok itu menenteng tasnya dengan membawa sebuah amplop.

Febby menatapnya, meminta jawaban dari cowok itu. "Skors 3 hari, habis itu wali murid disuruh menghadap," ucap Farhan lalu mengeluarkan motornya. "Oh ya, Kanta sama Rean di skors seminggu," jelasnya lagi.

"Papa masih dirumah."

Farhan tau maksud dari perkataan Febby, cowok itu mengalihkan pembicaraan. "Lo tau dari mana kalo gue dikeroyok didepan gudang sekolah?."

"Anak kelas X, gak sengaja lewat. Langsung ngelapor ke gue." Farhan hanya mangut mangut mendengarnya. "Papa masih dirumah," ucap Febby lagi

Terdengar helaan napas panjang Farhan "Iya gue tau. Gue gak mau ngomong sama Papa, gue males diceramahin untuk jadi seperti lo."

"Muka lo lebam kayak gitu, pasti Papa bakal tau."

"Udah buruan pulang Feb, urusan Papa biar gue aja." Farhan menancap gasnya meninggalkan Febby diparkiran.

***

Kedua motor tersebut berhenti di pekarangan rumah berwarna putih. Febby turun dari motornya dan diikuti Farhan.

Febby mengetuk pintu, tidak lama pintu dibuka langsung oleh Anggara. Pria itu terdiam, menatap lekat lekat wajah kedua putranya dengan tatapan datar.

"Masuk," titahnya kemudian meninggalkan kedua putranya itu yang masih berdiri didepan pintu.

Mereka saling tatap, lalu kedua cowok itu mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Mereka heran, tumben sang Papa tidak menahan langkahnya.

"Anak Mama kenapa?." Hellen tiba tiba datang dari arah dapur menghampiri kedua putranya. "Habis berantem?."

"Enggak Ma, abis jago jagoan," ucap Farhan sambil terkekeh, cowok itu meringis karena perutnya masih terasa nyeri.

"Yaudah nanti Mama telepon dokter kenalan Mama, istrinya Om Panji temannya Papa kamu. Biar kalian diperiksa," ujar Hellen.

"Farhan aja, Febby gak usah, gak kenapa napa juga," tolak Febby dengan halus.

"Gak kenapa napa apanya? Liat wajah kamu ada yang lebam, sudut bibir kamu juga berdarah. Pokoknya kalian berdua tetap harus diperiksa," final sang Mama "kalo gitu Mama minta tolong bi Inah nyiapin kompresan." keduanya mengangguk, kemudian menaiki tangga menuju kamarnya.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang