Hari minggu tepatnya hari ini, Adira sedang bersiap siap setelah mendapat pesan dari Febby bahwa cowok itu akan menjemputnya pukul 14.30. Adira memakai celana jeans dan baju kaos berlengan pendek, cewek itu sedang menatap cermin sambil mengikat rambutnya dia ikat menjadi satu.
Setelah siap, dia memakai sepatu snekers berwarna putih lalu menarik tas ransel kecil diatas meja belajar yang terdapat gantungan panda pada resletingnya. Fyi, gantungan panda itu dia beli di mall kemarin bersama ketiga temannya ketika mereka menghabiskan waktu bertiga sebelum PAS dimulai.
Tak lama terdengar suara bel rumah berbunyi, mendengar itu Adira menatap sekali lagi penampilannya lalu turun ke lantai bawah.
Kini dari tangga rumahnya dia dapat melihat di ruang tamu ada Febby yang tengah berbincang kepada Papanya, mereka terlihat akrab. Cowok itu memakai kaos berwarna putih polos yang ditutupi jaket bombernya dan dipadukan dengan celana jeans. Tak lupa di punggung cowok itu ada tas berwarna hitam miliknya. Setelah beberapa lama mengamati penampilan cowok itu yang membuat nya tak berkedip, Adira pun berjalan mendekat hingga kedua pria yang tengah asik mengobrol itu menyadari kehadirannya.
"Ini dia anaknya," ucap Papanya sambil sedikit menarik tangan Adira yang berada di sampingnya. Adira tersenyum kikuk.
Febby menatap gadis itu, manis. Satu kata yang terlintas dikepala nya. Cowok itu menepis pikiran itu, lalu meminta izin kepada Papanya Adira.
"Kalo gitu saya izin ngajak Adira nemenin saya latihan basket ya Om," ucapnya.
"Iya hati hati dijalan, jaga anak saya baik baik," jawab Papanya dengan sedikit nada candaan.
"Iya Om." keduanya salim kepada Andra–Papanya Adira. Lalu Febby dan Adira berjalan menuju motor sport hitam yang terpakir di halaman rumah.
Adira naik ke motor Febby setelah memakai helm nya dan motor itu pun melaju meninggalkan halaman rumah Adira.
***
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya motor itu berhenti disebuah gedung, seperti gedung olahraga. Febby memarkirkan motornya, lalu berjalan didepan Adira yang diikuti gadis itu dibelakangnya. Keduanya memasuki gedung tersebut, disana ada lapangan basket yang sudah diisi beberapa cowok yang tengah melakukan pemanasan di tengah lapangan. Disana juga ada Brian yang Adira kenal adalah temannya Febby tengah melambai lambai kearah mereka berdua.
Sontak lambaian Brian membuat yang lain menoleh ke arah pintu masuk. Mereka mendapati Febby yang tengah berjalan mendekat dengan seorang cewek dibelakangnya.
"Pacar Febby ya?" celetuk Rio salah satu temannya yang sedang mendrible bola berwarna oranye itu.
"Alhamdulillah Febby masih demen cewek juga," sahut temannya yang bernama Lintang, hal itu membuat Febby mendengkus.
"Tumben lo bawa cewek ke sini?" tanya Dito yang baru saja datang dari ruang ganti yang ada disana untuk mengganti jersey nya.
"Emang gak boleh?"
"Serius amat mas nya, ya boleh lah. Untung lo bawa cewek lo, jadi bisa nemenin adek gue disana," ucapnya sambil menunjuk cewek yang terlihat bete, sedang duduk di tribune.
"Gak punya pacar, adek sendiri dipaksa nemenin," cibir Febby.
"Biar gak kentara amat jomblo, makanya gue paksa dia ikut." Dito tersenyum lebar sambil menaik turunkan alisnya. Hal itu membuat Febby mengeryit jijik.
"Dasar jones," sahut Brian yang berada dibelakang Dito, tengah mengambil alih bola yang dipegang Rio.
"Diem lo!" ucap Dito berjalan kearah Brian lalu mendorong pelan bahu cowok itu yang hanya cengengesan. Lalu Dito berjalan ke tengah lapangan untuk melakukan pemanasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Senior [Complete]
Teen Fiction[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti es batu dan datar seperti triplek. Dia bukan tipe cewek yang caper jika ketemu kakak kelas, dia lebih memilih diam dan memendam rasa. Disaa...