Part 23

21.1K 1.6K 14
                                    

Adira menunggu Arif diparkiran, karena cowok itu sedang berada di ruang guru bersama Adrian untuk membantu membawakan buku tugas dari kelas ke ruang guru.

Beberapa murid sudah mulai mengambil kendaraannya masing masing. Karena bosan menunggu, Adira membuka lookscreen ponselnya dan membuka aplikasi instagram lalu menscrooll beranda.

Hingga terdengar suara langkah kaki seseorang yang berada didepannya, mata cewek itu beralih dari layar tersebut ketika mendengar suara Febby yang baru saja berpisah dengan Derwin di dekat area parkiran. Cowok itu lewat begitu saja di depan Adira. Adira tersenyum kecut mengingat semua kejadian sebelumnya, lalu cewek itu kembali ke layar ponselnya untuk mengalihkan matanya agar tidak melihat Febby.

"Ngapain sih? Fokus amat kayaknya," ucap seseorang yang berada di sampingnya. Adira melirik dan mendapati wajah Arif yang ikut menatap layar ponsel.

Dengan kesal Adira memukul bahu cowok itu. "Aduh, malah dipukul."

"Habisnya lo ngagetin!" ucap Adira jujur. Mendengar ucapan cewek itu, Arif hanya tertawa lalu mengusap puncak kepala Adira.

"Gue lama ya? Sampe bikin lo boring?" tanya Arif kepada Adira yang sedang memasukkan kembali ponselnya di saku.

"Lumayan, sih."

"Tau gitu gue lama lain aja biar lo nambah boring," kata Arif sambil memasang helm di kepalanya.

"Udah ah, buruan ambil motor lo, ntar gue pulangnya kesorean," Adira mendorong pelan bahu cowok itu agar segera mengambil kendaraannya.

"Siap bu bos." Disaat Arif mengeluarkan motornya dari barisan parkiran, Adira melihat dimana letak motor Febby tadi terparkir.

Yang dia lihat disana adalah Febby yang masih duduk diatas motornya tanpa berniat pergi. Cewek itu mengalihkan pandangannya saat Arif menyerahkan sebuah helm kearahnya.

"Lo dapet helm darimana? Ngambil punya orang ya," tuding Adira.

"Punya adek gue ketinggalan, karena tadi pagi dia keasikan nata rambut di spion motor, sampe lupa bawa helmnya. Setiap pagikan gue anter dia ke sekolah dulu," jelas Arif.

"Ya ampun, abang yang baik," puji Adira "Eh, terus gimana dong nasib adek lo, kalo gue pulang bareng lo?"

"Kalo pulang mah, dia naik ojol atau angkot. Gak usah pusing tiap hari juga gitu. Tugas guekan cuman nganterin gak jemput."

Adira mencibir, "Gue tarik kata kata gue tadi yang sempet muji lo" mendegar ucapan Adira, Arif hanya terkekeh.

Cewek itu naik keatas motor matic milik Arif,  tak lama motor tersebut pun melaju, meninggalkan area sekolah. Disaat motor matic itu menjauh, orang yang ditunggu tunggu Febby akhirnya datang juga.

"Hallo ketos. Lama ya?" orang itu adalah Wenda, cewek itu katanya akan mampir kerumahnya untuk mengambil titipan dari Mamanya.

"Seabad," kata Febby datar sambil menghidupkan mesin motor sport itu.

"Sorry deh, tadi ponsel gue ketinggalan di dalam loker meja. Terus balik lagi deh, untung kelas belum dikunci."

"Buruan!"

"Iya iya." Wenda cemberut, selalu saja begini. Punya sepupu dingin harus banyak bersabar. "Gue gak pake helm gak takut ditilang polisi gitu?"

"Kalo ditilang, lo nya aja gue tinggal, untuk jaminan."

"Weh, serasa pengen hujat," ucap Wenda lalu naik keatas motor itu. "Kalo Farhan gak sama ceweknya aja, mending gue sama Farhan daripada sama papan triplek kayak lo."

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang