Part 22

21.8K 1.6K 25
                                    

"Tapi lo beneran gak pa-pa kan Dir?" tanya Amira, sambil menatap Adira khawatir.

Ketiga sahabatnya itu sedang berkumpul di mejanya, saat Adira menceritakan kejadian kemarin.

"Gak pa-pa kok." Adira tersenyum, dia bersyukur punya sahabat yang selalu ada untuknya dan selalu peduli antara satu sama lain.

Dia selalu berharap didalam persahabatannya tidak akan pernah ada masalah yang bisa menyebabkan persahabatan ini runtuh.

"Ada yang lecet? Kalo ada bilang, biar gue yang ngadepin tuh lima cowok banci," kata Putri dengan nada sombong.

"Alah sok berani lo!" ejek Syabila sambil memukul bahu cewek itu.

"Nyesel deh gue kemarin pulang diluan," sesal Amira.

"Udah ah gak usah dibahas lagi, yang penting kan gue gak pa-pa."

"Iyalah gak pa-pa, orang yang jadi pahlawan nya kak Febby," ucap Putri membuat Adira tersenyum tersipu.

"Eh, tapi gimana kalo kak Febby suka sama lo, Dir," tanya Syabila tiba tiba.

"Ya gak mungkinlah, kemarin itu cuman kata kata semata doang" ucap Adira, raut wajah nya berubah. "Walaupun gitu, tapi udah buat gue seneng aja. Dasar aku."

"Mau dibuktiin gak?" tanya Amira menantang.

"Eh, ngapain. Gak usah," tolak Adira, dia takutnya Amira membuat ide gila.

"Gue punya rencana tapi gak macem macem kok Dir," kata Amira, lalu menjelaskan. "Kita liat aja interaksi antara kak Febby dan Adira waktu berpapasan. Kalo kak Febby benaran suka sama lo, dia bakal nyapa lo atau minimal nengok ke arah lo. Tapi kalo dia cuek berarti enggak."

"Setuju gue setuju," ucap Syabila dengan antusias.

"Ya gue mah ngikut aja," ucap Putri. Disaat Adira ingin membuka suara, Amira menyela terlebih dahulu.

"Lo gak boleh nolak pokoknya!"

Kemudian percakapan mereka terhenti, karena Pak Chandra selaku guru agama mulai memasuki kelas

"Pokoknya istirahat nanti kita buktiin," putus Syabila yang langsung diacungi jempol oleh Putri dan Amira. Sedangkan Adira, dia hanya mengikuti alur yang teman temannya buat, mencoba tidak salah kan?

Semua murid Xl. Ipa3 berdiri sesuai intruksi dari ketua kelas, lalu memberikan ucapan salam kepada guru tersebut.

****

Bel istirahat sudah berbunyi, saat itu juga teman teman Adira langsung menariknya menuju keluar kelas.

"Duh, jangan cepat cepat dong kaki gue sakit nih," kata Adira mencoba menyamai langkah kakinya yang terseret seret.

"Eh, maaf maaf, abisnya lo lama sih jalannya. Kita kan jadi gak sabaran," ucap Amira, lalu dia memberitahu Putri dan Syabila untuk memelankan langkah mereka.

"Ini mau kemana? Kantin bukan arah sini," ucap Adira, bingung. Karena mereka mulai memasuki area kooridor kelas Xll. Banyak kakak kakak kelas yang ada di kooridor untuk sekedar duduk duduk dikursi panjang yang ada di depan kelas.

"Siapa bilang mau ke kantin," kata Syabila sambil tersenyum mencurigakan.

"Terus mau kemana?"

"Lewat kelas Xll. Ipa1, siapa tau kita ketemu kak Febby disana. Untung tempat nya juga strategis deket perpustakaan, kan bisa untuk jadi alasan," lanjut Amira.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang