Menurut Adira hari ini waktu rasanya nampak lambat, rasanya hari ini Adira ingin melewati waktu lebih cepat sampai dia tidak fokus mendengarkan guru yang sedang menjelaskan didepan karena terus melirik jarum jam tangannya. Padahal, ini pelajaran kesukaannya-bahasa indonesia.
Hari ini dirinya jadi tidak bersemangat seperti biasanya. Bukan, bukan karena efek kemarin, mungkin karena dia sedang terdapat tamu bulanan. Bel istirahat berbunyi membuat teman sekelasnya bersorak dan saat itu juga bu Ima menghentikan pelajaran.
"Baiklah materi hari ini sampai disini dulu, selamat siang" guru yang masih terlihat muda itu mulai melangkahkan kakinya ketika murid sekelas mengucapkan;
"Selamat siang kembali."
Setelah guru itu benar benar menghilang dari pandangan. Amira bangkit dari kursinya diikuti Syabila dan Putri yang duduk dibelakang mereka.
"Ngantin yuk" ajak Amira yang sudah berdiri didepan meja Adira.
"Gak ah gue disini aja." Adira melipat kedua tangannya dia meja lalu meletakkan kepalanya diatas sana.
"Beneran? Ntar lo laper lagi"
"Beneran. Gue mager"
"Tamu bulanan?" tanya Amira yang hanya dijawab dengan deheman oleh Adira. Cewek itu tau betul kalau Adira udah beda pasti nyambungnya kesana. "Yaudah kalo gitu kita ke kantin dulu, nanti gue beliin roti oke?." Adira hanya bergumam lagi.
Yang Adira butuhkan sekarang mungkin hiburan untuk menghilangkan rasa jenuhnya dan melupakan rasa nyeri di perutnya. Jadi, cewek itu mengeluarkan ponsel dari saku seragam dan mencari earphone di tasnya. Adira mulai memutar lagu sambil memejamkan mata menikmati lagu yang sedang didengarnya.
"Woi! Serius amat" sebuah tepukan dipundaknya membuat Adira tersentak kaget, membuka matanya, dia melihat cowok bermata sipit yang tengah menyengir. Matanya sampai tinggal segaris karena terlalu lebar tersenyum dengan menampakkan gigi gigi putihnya.
"Apaan?" sahutnya galak, Arif berjalan memutari meja dan duduk di kursi Amira yang kosong.
"Galak amat" ucap cowok itu, Adira mendelik dan kembali fokus dengan lagu yang masih berputar di ponselnya.
Karena merasa diabaikan, Arif menarik earphone sebelah kiri Adira dan memakai di telinganya. "Lagu apaan sih, sampe segitunya gue diabaikan huhuhu"
"Alay!" cibir Adira.
"Oh iya, lo tumben gak ngantin bareng cabe lo?"
"Cabe?" beo Adira
"Iya itu si Syabila, Amira, sama Putri" ucapnya santai.
"Mulut lo! Mereka itu sahabat gue!" Adira menjitak kepala Arif "Udah ah gue lagi Males ngapa ngapain termasuk debat sama lo. Lo sendiri kenapa gak ke kantin?"
"Gue ditinggalin sama dua curut itu. Jadi gue males ke kantin sendirian berasa jomblo" kata Arif memasang tampang sok sedih yang ingin sekali Adira toyor.
"Lo emang jomblo, bambang!"
"Ya kan kalo bareng temen gak kentara" ujar cowok itu lalu mengetuk ngetukkan jari telunjuknya diatas meja menikmati musik yang berputar. "Eh, gue mau buat kolab sama lo. Gimana?"
"Kollab? Bahasa lo ketinggian udah kayak iya iyanya aja!"
"Galak amat lo hari ini, ngegas lagi. Jadi ngeri gue. PMS lo?"
"Bodo amat!"
"Yaelah Dir. Gue mau ngajak lo duet eh kollab-ah gak tau lah apa namanya itu, idenya anak sekelas tu" Arif menggaruk rambutnya pusing sendiri. "Kita main gitar pake lagu syantik yang lagi populernya dinyanyiin anak sekelas. Kemarin mereka spam reques di instagram gue mulai dari koment sampe DM. Ngebet banget dah. Katanya pengen nyanyi lagu itu sambil diiringin gitar"
Adira tertawa melihat cowok itu bersikeras membujuknya. "Iya iya gue mau, ada ada aja deh. Eh, ngomong ngomong, tapi gue belum tau kuncinya"
"Gue juga gak tau. Makanya gue pengen ngajak lo belajar kuncinya bareng bareng"
"Sekarang aja gimana" ujar Adira. Cowok itu mengangguk lalu beranjak dari kursi yang ia duduki menuju kursi miliknya untuk mengambil gitar.
Setelahnya dia kembali menduduki kursi Amira. "Tau gak gue bawa nih gitar penuh perjuangan, lewat gerbang belakang sekolah pagi pagi yang belum dijaga dan dipatroliin, takut ketauan satpam apalagi kepsek. Ini demi kalian"
"Sok dramatis lo"
Di sekolahnya memang tidak diperbolehkan membawa alat musik dari rumah kalau bukan disuruh guru bidang studi, karena itu dapat mengganggu konsentrasi belajar mereka. Tapi masih banyak aja murid yang membandel, paling dominan mereka membawa gitar untuk penghibur dan kumpul bareng disaat jam kosong atau istirahat daripada ngeluyur keluar kelas entah kemana, dengan inikan mereka mempererat kekeluargaan.
Jika jam pelajaran, gitar tersebut ditaruh di kolong meja murid yang duduk pojok dengan posisi ditidurkan lalu ditutup kain hitam, kebetulan meja Arif dipojok dekat jendela. Dan ajaibnya Murid kelas ini saling membantu menutupi satu sama lain.
"Weh, mau ada apaan nih?" tanya Amira yang sudah balik ke kelas, melihat dua orang di mejanya sedang melihat layar ponsel.
"Belajar kunci gitar lagu syantik nih, anak kelas pada reques" jelas Arif.
"Oh. Dir gue bawain roti sama air mineral nih, pokoknya lo harus makan"
"Iya iya, bawel lo!" ucap Adira lalu menerima kedua benda tersebut.
"Buat gue mana?," tanya Arif tanpa dosa menyodorkan tangan kanannya.
"Beli sendiri!" ucap Amira "Lagian tumben lo gak ke kantin, noh dua temen lo itu malah asik ketawa tawa gak ada lo. Kayaknya bahagia banget."
"Gak ada lo kayaknya mereka tenang," Sahut Putri.
"Anjay." umpat Arif menatap pada Putri dan Amira.
"He, Gengs gue punya kabar gembira nih" kata Syabila yang masih menatap layar ponsel dengan senyum sumringah yang mengerikan.
"Paan dah, heboh banget lo kayak dapet undian," ucap Arif, setelahnya terkaget karena Syabila tiba tiba menggebrak meja sambil memperlihatkan layar ponselnya.
"Kafe pelangi dekat sekolah akhirnya dibuka perdana hari ini gengs." mereka langsung merapat untuk melihat layar yang masih menyala itu.
"Kafe pelangi?," beo Putra
"Iya, yang disebut sebut anak sekolah kafe es krim"
"Huaa gue mau kesana." kali ini Amira yang tampak heboh.
"Seriusan lo Bil?," tanya Arif meyakinkan, lalu Syabila mengangguk antusias "Biasanya banyak promo nih. Kuy lah kesana"
"Kapan? Gue maunya hari ini sih, secarakan kita orang pertama dari SMA Starla yang datang ke sana," ujar Syabila.
"Gimana kalo pulang sekolah, pada bisa gak?," tanya Amira.
"Ya gue sih bisa bisa aja asalkan ada tebengan," ucap Adira yang sedari tadi menyimak.
"Tenang Dir lo sama gue" jawab Amira masih terlihat antusias.
"Kalo gue ngikut," ucap Putri "Tapi gue mau izin dulu" cewek itu mulai mengeluarkan ponselnya lalu mengetikkan sesuatu disana.
"Lo gimana Rif?," Amira menatap cowok yang masih asik menghafal kunci gitar tersebut.
"Gue, gak tau deh"
"Yah, lo mah gak asik. Ajakin noh curut peliharaan lo itu. Kalo rame kan enak"
"Sekalian aja ajak anak sekelas" ujar Arif santai.
"Ya gak gitu juga nyet!, kita kita ajalah yang sering ngumpul bareng." Adira kali ini ikut nimbrung.
"Yaudah deh iya, gue ajakin Adrian sama Putra dulu. Sekalian mau gue gibeng tuh dua anak, bisa bisanya tertawa tanpa adanya gue," ucap Arif lalu beranjak dari kursi menuju keluar kelas.
TBC
Jangan lupa Vote dan comment ya :))Jadi gimana sama part ini? Ehe! :))
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Senior [Complete]
Teen Fiction[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti es batu dan datar seperti triplek. Dia bukan tipe cewek yang caper jika ketemu kakak kelas, dia lebih memilih diam dan memendam rasa. Disaa...