Extra Part

33.5K 1.7K 138
                                    

Sinar matahari mulai mengintip dari balik gorden mengusik tidur nyenyak Adira, membuat cewek itu perlahan membuka matanya.

Adira merenggangkan otot otot tubuhnya lalu turun dari ranjang untuk membuka gorden kamarnya. Cewek itu pun beralih menguncir rambutnya yang berantakan dan turun ke bawah untuk membuat sarapan.

Pagi ini dia akan membuat nasi goreng ter-enak versinya. Dia pun mulai bergelut dengan alat alat dapur, hingga tanpa disadari disaat dirinya sedang mengoseng bumbu, Adira dikaget kan oleh tangan kekar yang memeluknya dari belakang.

"Masak apa sih? Harum banget sampe buat aku laper." suara serak khas orang bangun tidur terdengar jelas di telinga Adira.

"Masak nasi goreng untuk sarapan." seseorang itu menenggelamkan kepalanya di leher Adira. Manja.

"Minggir dulu ah, aku lagi masak."

"Gak mau, aku maunya gini aja." Adira tersenyum karena tingkah manja cowok itu.

Tak lama terdengar suara anak kecil yang membuat keduanya berbalik dan menatap anak kecil itu dengan senyuman. "Mama... Layan aus," katanya. Mendengar itu, membuat cowok di samping Adira segera menggendong anak kecil tersebut.

"Ah ganggu sih aja kamu." kata cowok itu sambil menuangkan segelas air kedalam cangkir dan memberikan perlahan kepada anak kecil itu. "Gak bisa liat Mama sama Papa berdua aja"

"Feb, jangan ngomong gitu ah di depan Rayyan." tegur Adira.

"Iya iya aku lupa. Padahal pengen manja manjaan sama kamu tadi, tiba tiba ini anak dateng aja." Adira memang melarang Febby ngomong hal yang 'hanya' menyangkut mereka berdua di depan Rayyan.

"Anak mu itu loh."

"Iya anak kamu juga. Kan buatnya bareng," ucap Febby sambil menyengir.

Rayyan yang tak mengerti ucapan kedua orangtua nya itu hanya menatap Febby dan Adira secara bergantian, sampai membuatnya menguap lebar. Melihat itu tentu saja membuat Febby menyiumnya gemas.

Melihat interaksi antara Ayah dan anak itu membuat Adira tersenyum kecil sambil memindahkan sarapan yang baru selesai di buat ke meja makan. Setelahnya cewek itu pun mengambil alih Rayyan dari tangan Febby.

"Rayyan udah bangun ternyata ya," ucap Adira sambil mengusap lembut kepala anak itu.

"Iya Ma."

"Rayyan bobo nya nyenyak banget sih, Mama sampe gak tega bangunin nya."

"Kan layan bobo nya sama Mama sama Papa jadinya nyenyak." ucap Rayyan yang membuat Adira menyium gemas kedua pipi anak itu.

"Yaudah kita sarapan dulu ya," cewek itu mendudukkan Rayyan di kursi, lalu dia menyiapkan piring untuk mereka sarapan.

Sedangkan Febby yang baru saja selesai membuat susu di dalam dot pun segera menyerahkan kepada Rayyan. Lalu dia mengusap pelan rambut halus milik Rayyan.

"Papa kita jadi jalan jalan kan?" tanya Rayyan di sela sela mengedot nya.

"Emang Rayyan mau jalan jalan kemana hmm?"

"Layan mau ke pantai, mau main ail."

"Main air di kamar mandi juga kan bisa."

"Ih kan beda Pa. Papa oon sih masa gak tau pantai." mendengar itu membuat Adira yang sedang menyiapkan sarapan Febby pun tertawa.

"Emang Rayyan tau pantai?"

"Tau."

"Tau darimana anak Papa?"

"Dali Om Falhan, katanya disana enak bisa main main. Katanya kita tuh butuh reflesing biar gak datal datal amat kayak Papa."

"Farhan sialan, ngajarin anak gue yang gak bener," gumam Febby. Kembaran nya itu memang senang sekali mempengaruhi Rayyan yang polos.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang