Part 26

20.7K 1.5K 4
                                    

Seluruh kelas Xl. Ipa sedang berjalan menuju lapangan sesuai dengan perintah ketua Osis. Hari ini adalah hari pembagian kelompok untuk persami.

Sebelum kelompok terbagi, ketua Osis memberikan beberapa instruksi dan kegiatan yang akan dikerjakan disana.

"Ngomong gini aja auranya berasa dingin, padahal matahari terik banget," bisik Syabila kepada Adira yang berada didepannya.

"Husst jangan ngomong gitu," ucap Adira.

Syabila terkekeh kecil "Iya iya."

Setelah percakapan kecil itu, mereka berdua kembali fokus mendengarkan ketua Osis itu.

"Nanti ketika saya mengucapkan kelompok dan nama kalian, harap buat barisan baru," kata Febby yang disambut dengan antusias oleh para siswi perempuan.

Setengah dari mereka sudah masuk ke kelompok masing masing. Setengah nya lagi masih menunggu, begitu juga dengan Adira, Putri, dan Syabila sedangkan Amira sudah masuk kedalam kelompoknya.

"Semoga kita satu kelompok," ucap Adira berharap.

"Semoga aja," sahut Putri. Tapi tak lama suara Febby membuat ketiga sahabat itu saling tatap.

"Kelompok 7: Dela Xl Ipa4, Kia Xl Ipa 2, Putri Xl Ipa3, Gani Xl Ipa5 dan Arifian Xl Ipa3." mendengar namanya disebut, Putri terlihat cemberut.

"Yah, gue gak bareng kalian," katanya dengan nada sedih.

"Gak pa-pa, kan kita masih satu tenda, ini cuma kelompok untuk hiking sama main games," kata Syabila.

"Iya juga, yaudah gue kesana dulu ya?" cewek itu terlihat antusias kembali, lalu pamit untuk menuju barisan kelompoknya. Adira dan Syabila yang melihatnya hanya menganggukan kepala.

Untuk tenda memang sesuai dengan kelasnya masing masing. Mereka sudah dibagi kelompok oleh ketua kelasnya yang memang diberi tanggung jawab oleh ketua Osis.

Dan kebetulan di kelasnya, Adira satu kelompok dengan ke tiga temannya, tapi walaupun begitu tenda cowok dan cewek akan dipisah berjauhan untuk menghindari hal yang tidak tidak.

"Kelompok 9 : Adira Xl Ipa3, Lia 11 Ipa7, Syabila Xl Ipa3, Aryan 11 Ipa1 dan Marchel 11 Ipa7." saat mendengar itu, Adira dan Syabila setatapan lalu tersenyum lebar sampai memeperlihatkan giginya. Jika saja lapangan tak ramai orang pasti dua sahabat itu akan berteriak senang.

"Ya ampunnn... Adira akhirnya kita sekelompok," kata Syabila gemas sambil memeluk lengan Adira.

"Ya ampun Bil seneng sih boleh tapi gak gini juga, malu tau!" ucap Adira membuat Syabila cemberut dan melepaskan tangan Adira. "Gak usah drama, ayok ah kita ke barisan kelompok," ajak Adira sambil menarik tangan Syabila menuju kelompoknya.

Setelah mendiskusikan beberapa hal dengan kelompok masing masing, mereka dibubarkan untuk masuk ke dalam kelas masing masing.

"Dir, Adira..." mendengar namanya dipanggil cewek itu berhenti diikuti Syabila yang berjalan bersisian dengannya, lalu cewek itu menoleh mendapati Putri yang sedang berjalan cepat sambil menarik tangan.... Arif. "Bareng dong, gue tadi gak ada teman mau balik ke kelas kebetulan kan gue sekelompok sama Arif jadi gue ajak dia sekalian," kata Putri sambil menyengir.

Adira hanya mengangguk, menatap canggung Arif. Walaupun mereka biasa biasa saja tapi ada kecanggungan diantara keduanya. Tentang Adira ditembak Arif, cewek itu belum menceritakannya kepada kedua sahabatnya ini. Mungkin nanti saja.

"Eh, Amira mana?" tanya Putri basa basi.

"Eh iya ya, kita kira bakal bareng lo," kata Adira, lalu matanya tak sengaja bertemu dengan mata cowok itu yang sedang memperhatikannya.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang