Part 48

17.4K 1.3K 26
                                    

Langit pagi ini seperti sejalan dengan hati Adira yang tengah bahagia, kini gadis itu sedang duduk di batu karang pinggir pantai. Menikmati udara pagi yang mulai menghangat karena sang surya mulai menampakkan diri secara terang terangan.

"Adira, ayo dong gabung," seru Amira yang sedang membuat istana pasir bersama farhan di sana.

"Iya bentar lagi gue gabung," ucap Adira. Lalu, dia tertawa melihat Putri  Arif, dan Adrian bersama sama mengubur tubuh Putra di bawah pasir, hanya kepala cowok itu saja yang muncul .

Sedangkan, Syabila dia sedang mengajak selfi Brian, Derwin dan Farel dengan sebuah tongsis (tongkat narsis) yang baru saja Derwin beli.

Disaat sedang menikmati adegan setiap orang disana, tiba tiba ada seseorang yang menjulurkan es kelapa muda di hadapan nya.

"Thanks kak," ucap Adira sambil menerima minuman tersebut.

"Gak ikutan?" tanya Febby menunjuk kearah teman temannya yang sedang asik bermain.

Adira yang sedang menyedot es kelapa mudanya, berhenti sejenak. "Bentaran aja deh."

"Kenapa? Aku salah milih tempat ya?"

"Enggak kok, aku malah suka tempat nya." tapi, aku maunya kak Febby yang ngajak lanjut Adira dalam hati. "Kak Feb sendiri gak kesana juga?"

"Enggak, maunya bareng kamu." mendengar itu membuat pipi Adira bersemu.

Ah lemah sekali hatinya mendengar Febby bisa ngomong layaknya orang normal berpacaran, masalahnya Febby itu jarang jarang bisa ngomong dengan kata kata bak orang kasmaran. Walaupun dia tidak bersikap dingin terhadap Adira.

"Ihh gombal, sejak kapan bisa gombal huh? Diajarin kak Derwin ya? Atau kak Brian?" Adira mengembungkan pipinya, melihat itu membuat Febby terkekeh sambil mengusap kepala Adira.

"Jangan gitu Dir"

"Lha kenapa?"

"Tau gak jantung ku berdebar lebih cepat kalo liat kamu kayak gitu" ungkap Febby jujur. Sebenarnya, perubahan kecil Febby ini merupakan ajaran dari Derwin. Biar gak terlalu kaku amat kata cowok itu.

Mendengar ucapan Febby, membuat ide jahil terlintas di kepala Adira, cewek itu meletakkan minumannya, lalu dia mulai mengembungkan pipinya kembali di hadapan Febby.

"Aku gak percaya tuh, pasti kakak bohong." dengan gemas Febby pun meletakkan telapak tangan Adira di dada nya. Hal itu, membuat Adira mematung, merasakan deguban jantung milik Febby yang berdetak lebih cepat.

Seperti ada aliran listrik, kini Adira pun merasakan apa yang Febby rasakan. Duguban jantung mereka berdua saling bersahut sahutan seperti nada yang indah.

"Gimana percaya kan?" niatnya ingin mejahili Febby ini malah dirinya yang kena. Adira pun segera menarik tangannya lalu mengangguk pelan, membuat Febby terkekeh geli.

"Yaudah, yuk main di pantai." cowok itu pun meraih tangan Adira, menggandengnya menuju pesisir pantai.

Keduanya bermain ombak ombak kecil yang menghampiri mereka di pinggir pantai. Lalu keduanya pun berakhir saling kejar kejaran.

***

"Feb, gue masih keren kan?" tanya Farhan sambil menaik turunkan alisnya, cowok itu membetulkan kerah jas formal miliknya.

Febby melirik sekilas kembarannya itu, "Iya," jawabnya sekenanya.

Tadi, setelah mengantarkan Adira pulang kerumahnya, cowok itu mendapatkan panggilan masuk di ponselnya yang berasal dari sang Papa untuk menyuruh dirinya dan Farhan datang ke gedung perusahaan. Maka disinilah mereka berada, setelah turun dari mobil, mereka berdua mulai melangkahkan kaki menuju gedung yang berada dihadapannya.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang