Part 50

17.9K 1.3K 20
                                    

Siang ini Adira berada lokasi yang Febby bagikan di WA nya. Cewek itu turun dari ojol yang mengantarnya, lalu membayar ongkos. Lalu, dia berjalan menuju kafe yang dimaksud Febby.

Dihalaman parkir kafe tersebut ada motor milik Febby yang sudah terparkir rapih. Cowok itu tak bisa jemput Adira dengan alasan dari kantor Anggara kalo mau jemput harus putar balik dan akan memakan waktu. Adira pun mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam kafe tersebut. Mencari Febby. Dan tak butuh waktu lama Adira menemukan Febby tapi kali ini dia tak duduk sendirian melainkan bersama seorang perempuan yang tak Adira kenal.

Langkah kaki Adira melangkah menuju tempat Febby berada. "Kak Feb," panggil Adira saat dirinya sampai di sana, sengaja agar Febby dan perempuan itu sadar akan kehadirannya.

"Udah dateng? Sini duduk." Febby menarik sebuah kursi di sampingnya. "Aku pesenin minum ya?" Adira mengangguk, lalu menatap perempuan itu sekilas.

Febby memanggil Seoarang pelayan lalu memesankan pesanan Adira.

"Oh jadi ini cewek lo?" ucap perempuan itu lalu terkekeh, Adira menatap perempuan itu sedikit tak suka. "Kenalin gue tunangan nya Febby," ucapnya sambil menjulurkan tangan di hadapan Adira.

"Gak usah ngomong sembarangan lo!" ucap Febby tak mau Adira salah paham. "Jangan dengerin dia, dia itu sinting."

Dibilang seperti itu perempuan itu hanya tertawa. "Canda elah serius amat. Gue Lusi, mantan tunanganan Febby." Febby masih menatap sinis Lusi. "Kenapa? Bener kan."

Adira tak paham maksud kedua orang ini. Mencoba menghilangkan pikiran negatif tentang Lusi dan mencoba berteman dengan cewek itu, Adira pun menyambut uluran tangan itu. "Adira," ucapnya memeperkenallan diri.

"Tenang, gue gak suka kok sama cowok lo yang kayak es batu ini. Lagian kemana mana juga masih ganteng cowok gue daripada dia." mendengar itu Adira tersenyum lega.

"Kak Lusi dari SMA Starla juga?" tanya nya mencoba mengarabkan diri.

"Enggak, gue dari SMA Veronika."

"Pantesan wajahnya asing." pembicaraan mereka terhenti sebentar karena pesanan Adira datang.

"Eh kok lo betah sih pacaran sama dia?" Febby yang mendengar itu hanya pura pura sibuk dengan ponselnya.

"Iya alhamdulillah."

"Ih kok alhamdulillah, dia itu orangnya irit ngomong, bagi dia ngomong itu mahal."

Mendengar itu Adira hanya terkekeh. "Awalnya gitu tapi sekarang enggak. Sekarang malah dia yang lebih bawel."

"Emang ya dimana mana kalo orang udah bucin itu bakal beda." ternyata Lusi tak seburuk apa yang dia pikirkan sebelumnya.

"Lo juga bucin kali," ucap Febby merasa tak terima.

"Siang semua, gue gak telat kan?" seseorang datang mengampiri meja mereka. Dito yang baru saja datang dengan seorang perempuan dibelakang nya.

Adira merasa tak asing dengan cowok ini, dia adalah teman Febby main basket waktu itu. Dan perempuan di belakang Dito, Adira yakin pasti itu Kia adiknya Dito.

"Telat, ngaret mulu lo," ucap Febby.

"Abis jemput ini bocah dari tempat temennya." Dito menunjuk cewek yang berdiri di belakang nya. Lalu mereka berdua duduk di kursi yang masih kosong.

"Idih gak ikhlas," ucap Kia kesal. Lalu dia tak sengaja melihat Adira yang ada disana dan tersenyum ke arah nya. "Ini kak Adira kan ya?"

"Masih inget aja kamu."

"Iya dong, ihh udah lama gak ketemu."

"Kalian udah kenal?" tanya Lusi bingung saat melihat interaksi akrab keduanya.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang