Adira melimpat mukenah dan sejadahnya yang baru saja dia pakai untuk shalat maghrib dan meletakkannya diatas kasur. Lalu cewek itu menuju lemari untuk mencari pakaian yang cocok.
Ah, kenapa seperti kencan saja sih. Orang cuma jalan jalan doang batin Adira
Dia akhirnya menemukan baju yang pas, celana jeans dan baju blouse berwarna navy. Lalu dia duduk didepan meja riasnya, memoleskan bedak bayi, memakai lip tint dan terakhir mengikat rambutnya jadi satu.
"Perfect," ucapnya, bagi Adira malam ini adalah malam minggu pertama untuk dirinya dimana diajak jalan seorang cowok. Coba saja Febby yang mengajaknya pasti akan Adira ingat selalu.
Sedangkan diseberang sana, Arif tengah berdiri didepan cermin sambil menggulung lengan kemeja kotak kotaknya lalu menyisir rambutnya ke belakang dengan jari jarinya.
Jantungnya sudah berdebar cepat dan sudah terasa gugup, sebenarnya dia sudah menyukai gadis itu dari kelas X. Dan baru ini dia sedikit berani menunjukkan rasanya kepada gadis itu, walaupun gadis itu sebenarnya sadar atau tidak.
Soal ajakan tadi siang di sekolah, sebenarnya ide dari seseorang. Seseorang yang selama ini dekat dengan dirinya dan juga Adira. Jika malam ini dia sukses membuat Adira merasa senang, maka Arif harus memberikan seseorang itu hadiah.
"Mau kemana Kak?" mendengar suara itu, Arif menoleh kearah pintu. Dan dia mendapati Thania-sang adik yang tengah melipat kedua tangannya.
"Masuk kamar orang bukannya diketuk dulu."
Thania menyengir lalu berjalan masuk kedalam kamar kakaknya "Tadi pintunya kebuka sedikit jadi aku buka aja sekalian." Arif hanya mendelik menatap Thania.
"Tumben rapih, malam minggu lagi. Mau kencan ya?" tanya Thania lebih tepatnya menggoda.
"Diem lo anak kecil gak tau apa apa!" Arif mendorong dahi adiknya itu.
"Ye enak aja, aku itu udah SMP ya kak!" ucap Thania tak terima.
Tak mau meladeni adiknya itu, Arif memilih turun kebawah.
"PULANG NANTI BAWAIN AKU ES KRIM YA KAK!" pekik Thania ketika Arif akan berbelok dari pintu kamarnya.
Cowok itu tak lupa pamit kepada Bunda dan Ayahnya yang sedang duduk di ruang keluarga, dia menghampiri keduanya lalu mencium punggung tangannya. Tak lupa tujuan utamanya yaitu pinjam mobil sang Ayah.
"Hati hati jangan ngebut," kata sang Bunda.
"Siap bu bos." Arif mengangkat tangannya, membentuk hormat. "Pak bos, aku pinjam dulu ya mobil nya?"
"Oke nak bos," ucap sang Ayah tak mau kalah, Arif terkekeh lalu melenggang pergi.
Cewek itu sedang asik menatap dirinya didepan cermin, tiba tiba ponsel yang dia tunggu sedari tadi berbunyi. Menampilkan pesan dari Arifian.
Arifian :
Gue udah sampe nihAdira :
Otw, turun.Cewek itu meraih sling bagnya lalu turun ke bawah. Di ruang tamu ada Arif yang tengah mengobrol dengan sang Papa, sampai keduanya tak sadar jika Adira sudah sampai disana.
"Eh, udah siap ternyata anaknya," ucap Mamanya yang baru saja datang membawa nampan berisi minuman dan beberapa camilan.
"Kalo gitu, saya izin bawa anak Om dulu ya?" ucap Arif kepada Papanya.
"Kok buru buru amat sih, ini minumannya belum diminum lho," goda Mamanya. Adira hanya menatap Mamanya seolah berkata 'apaan sih Ma'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Senior [Complete]
Teen Fiction[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti es batu dan datar seperti triplek. Dia bukan tipe cewek yang caper jika ketemu kakak kelas, dia lebih memilih diam dan memendam rasa. Disaa...