Part 34

19.3K 1.4K 90
                                    

"Emang orang pacaran harus berangkat bareng, dan pulang bareng tah?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Febby.

Derwin, Brian dan Farel yang mendengarnya sontak tertawa terbahak bahak. Tak ada angin tak ada hujan, tiba tiba seorang Febby menanyakan hal seperti itu. Pantesan sejak tadi terlihat gelisah.

"Woy kalian bisa diem gak sih! Mending kerjain tugas bu Dina," ucap Tia salah satu temannya, yang menjabat sebagai wakil ketua kelas. "Ini juga ketua, bukannya tertibin kelas biar gak ribut. Dia sendiri ribut," lanjutnya mengarah ke arah Farel. Ya memang Farel ketua kelas Xll. Ipa1

"Ini kita juga lagi ngerjain, mending lo diem pendek," balasan dari Farel, lebih tepatnya sebuah ejekan itu langsung membuat Tia kesal setengah mati dan tidak berbicara lagi.

Bagaimana tidak kesal? Dirinya memang pendek tapi tidak suka diejek. Gini gini dirinya masih mahluk ciptaan Tuhan.

Bu Dina memang memberi tugas, sebelum dia izin ke ruang guru sebentar karena ada wali murid yang mencarinya. Febby dan kawan juga sedang mengerjakan tugas tersebut sambil mengobrol, tetapi suara mereka mengganggu yang lainnya.

"Oh jadi ini yang buat lo gelisah kayak cacing kepanasan," ucap Derwin terkekeh.

"Kuping gue tuh panas dengerin gosip para cewek cewek di koridor dari kemarin. Bilang kalo gue pacaran sama Adira pura pura lah, setingan lah, inilah, itulah. Cuma gara gara gak pulang dan berangkat sekolah bareng," ucap Febby menceritakan bagaimana dirinya mendengar bisikan bisikan di sepanjang koridor menuju kelas. Maklum ketos cogan jadi bukan hanya banyak penggemar, dia juga banyak heters.

"Lha kan itu emang kenyataannya," ucap Farel tepat sasaran.

"Maksud gue emang harus begitu? Walaupun gue anggap ini pacaran pura pura?"

"Yaiyalah, biar ketara alami."

"Btw, lo gak kesian sama tuh cewek. Gimana kalo dia tau lo pacaran sama dia hanya untuk tameng supaya Kanta gak gangguin dia? Gimana kalo dia udah punya perasaan ke lo," ucap Brian masuk akal.

"Iya, anak orang tuh Feb. Lo malah seenaknya mainin perasaan," sahut Derwin

"Dia pasti bakal ngerti kok, gue bakal jelasin semuanya, lagian ini kan demi kebaikan dia juga." kata Febby seenak jidat.

"Terus kapan lo bakal mutusin dia?"

"Tunggu Kanta benar benar gak gangguin dia dan gak nyari gara gara lagi sama gue."

"Terserah deh Feb. Lo gak takut apa, Faiz bakal benci lo kalo sampe dia tau lo mainin perasaan Adeknya," ucap Farel

"Itu urusan gue. Gue jalanin dulu aja semuanya."

"Awas, ntar suatu saat nanti lo ada perasaan sama dia. Pokoknya kita minta traktir." usulan dari Derwin langsung disetujui oleh Brian dan Farel. Hal itu membuat Febby mendelik.

Farel menutup buku tulisnya, lalu dia berkata lagi "Yaudah mending lo chat dia sekarang, bilang kalo pulang nanti bareng aja dan mulai besok sempe seterusnya, lo sama dia bakal bareng ke sekolah."

"Bukan seterusnya tapi sampe Febby nentuin kapan dia bakal mutusin," ucap Brian menyindir lalu terkekeh.

"Tapi gue gak punya nomornya."

"Sailah Bambang!" Derwin yang merasa gemas, langsung menutup bukunya dengan hentakan. "Lo masuk grup SMA kita gak?"

"Iya."

"Yaudah cari nomornya disana."

***

"Lo tau gak Dir, ada novel baru di gramed karya penulis favorit lo itu," ucap Syabila sambil mencoret coret kertas di depannya.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang