Suara pantulan bola dan decitan sepatu yang saling bertumbukan di lantai terdengar di ruangan ini. Di depan sana ada beberapa anak basket sedang bermain bola oranye itu. Dan salah satunya Febby. Cowok itu berhasil memasukkan bola ke dalam ring, lalu dia memberikan kedipan sebelah mata kepada Adira yang sedang duduk di tribun. Tentu saja itu membuat Adira tersenyum malu.
Siang menjelang sore ini, Adira sedang menemani Febby main basket di tempat latihan nya. Tempat pertama kali tangan Adira digandeng cowok itu, juga tempat dimana adegan tas mereka menyangkut satu sama lain. Hal sederhana tapi masih melekat di kepala Adira.
Febby benar benar memanfaatkan waktu untuk Adira, karena setelah ini mereka akan jarang bertemu. Hingga tak terasa mulai besok adalah hari dimana Febby akan berangkat menuju negara tempat universitas nya berada. Berat rasanya berpisah dari cowok itu, tapi Adira tak boleh egois. Bagaimana pun juga Febby disana untuk mencari ilmu.
Cewek itu mendengarkan lagu dari ponsel Febby, bersenandung kecil sambil menatap jari manis nya yang sudah melekat sebuah cincin disana, lalu dia tersenyum.
Tuk..
Sebuah sentilan mengenai kening nya. Adira sedikit mendongak, lalu cewek itu cemberut kesal sambil membuka earphone di telinganya.
"Sakit tau kak." cewek itu mengusap kening nya, melihat itu tentu saja membuat Febby tertawa senang.
"Hahaha, maaf deh. Lagian kamu senyam senyum sendiri. Aku jadi takut ntar kamu kesurupan kan berabe." Febby mengambil posisi duduk di samping Adira.
"Udah selesai kak latihannya?" tanya Adira saat dia melihat semua teman teman Febby yang tadi berada di lapangan kini mulai berjalan menuju ruang ganti.
"Iya, sekalian pamit tadi sama temen temen. Karena nanti bakalan jarang banget buat latihan di tempat ini." cowok itu menghembus napasnya, lalu membuka air mineral yang berada di samping nya.
Adira yang semula sedang memandang lapangan di depannya kini dia melirik kearah Febby yang tampak keringatan sedang meneguk air mineral. Jakun nya naik turun, Membuat Adira terpesona dan tak henti menatap cowok itu.
"Jangan diliatin terus, nanti aku keselek," ujar Febby terkekeh.
"Siapa juga yang liatin, geer ih," ucap Adira sambil mengalihkan pandangannya, lalu dia mengambil handuk kecil dari dalam tas dan menyerahkannya kepada Febby.
Tak lama teman teman basket Febby keluar dari ruang ganti, melewati mereka berdua dan berjalan menuju pintu keluar.
"Kita balik diluan ya Feb," ujar Brian sambil melambaikan tangannya.
"Yoi hati hati."
"Lo juga cepet pulang, jangan berduaan disini ntar ada setan nya hahaha," kata Dito sambil cengengesan, ingin sekali Febby melempar bekas botol mineral nya kearah cowok itu. Namun keburu Dito sudah ngacir diluan.
"Ayo kak," ajak Adira sambil bangkit dari duduknya.
"Mau kemana?"
"Pulang lah, kamu gak mau pulang?"
"Gak mau, aku masih mau main basket."
"Sendirian?"
"Enggak, aku mau ngajak kamu main."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Senior [Complete]
Teen Fiction[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti es batu dan datar seperti triplek. Dia bukan tipe cewek yang caper jika ketemu kakak kelas, dia lebih memilih diam dan memendam rasa. Disaa...